PWMU.CO – Pendidikan seks sejak dini untuk hindari pelecehan. Inilah yang dilakukan KKN UM Jember ke siswa di enam SD di Desa Ajung Kecamatan Kalisat Jember. Kegiatan dibagi menjadi dua gelombang.
Kegiatan ini bertemakan Early Sex Education dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang I dilaksanakan hari Kamis-Sabtu (6-8/2/2020) dan gelombang II hari Kamis-Sabtu (13-15/2/2020).
Objek penyuluhan adalah siswa di SDN 1 Ajung, SDN 2 Ajung, SDN 3 Ajung, SDN 4 Ajung, SDN 5 Ajung, dan SDN 6 Ajung.
Koordinator Desa Mas’aril Mukhtar menjelaskan pendidikan seksual yang dimulai sejak dini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran para siswa di rentang usia sekolah dasar.
“Kegiatan ini merupakan inisiatif KKN 35 mahasiswa UM Jember terhadap maraknya pelecehan seksual yang ada. Ini adalah kegiatan positif yang bisa mengedukasi siswa di bangku sekolah dasar,” ungkapnya.
Dijelaskan, di Kalisat, terutama di Desa Ajung, pendidikan seks di usia dini dinilai masih kurang. Terlihat dari beberapa siswa yang belum paham bagian tubuh mana saja yang boleh dipegang atau tidak boleh oleh orang lain.
Menanggulangi Bebasnya Penggunaan Gawai
Mas’aril Mukhtar menuturkan pendidikan seksual juga merupakan upaya yang dilakukan guna menanggulangi bebasnya penggunaan gawai di usia sekolah dasar.
Dengan bebasnya penggunaan smartphone, lanjutnya, dikhawatirkan siswa terpapar oleh konten dewasa yang belum seharuanya dilihat sehingga dapat memunculkan kejahatan seksual.
“Umumnya, anak di usia sekolah dasar hanya mengetahui area kemaluan dan dada saja yang tidak boleh dipegang. Padahal area belakang juga tidak boleh disentuh oleh orang lain,” jelas Mas’aril.
Menurut Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP), paparnya, ada 4 bagian dalam tubuh manusia yang tidak boleh dipegang, bibir, dada, alat reproduksi, dan pantat.
Kepala Desa Ajung, HM Imron Hidayat memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini karena dirasa sangat penting.
“Semoga kegiatan ini bisa memberikan manfaat dan menumbuhkan kesadaran anak-anak perempuan untuk menjaga tubuh mereka. Bisa memberikan tambahan wawasan,” tandasnya.
Pendidikan seks sejak dini penting diberikan. Namun tetap tidak boleh vulgar. (*)
Penulis Disa Yulistian. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.