PWMU.CO – Pesilat Spemdalas berhasil membawa pulang medali di ajang Surabaya Tapak Suci 2020 Se-Jawa Timur. Pertandingan itu diselenggarakan di Kaza Plasa Surabaya, Senin-Rabu (10-12/2/2020).
Muhammad Pandara Deta, siswa kelas VIII D SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik itu berhasil meraih medali emas. Ia mengalahkan tim dari SMP Negeri 42 Surabaya pada babak semifinal dan MBA Spartan pada babak final.
Muhammad Pandara Deta tidak menyangka dapat meraih emas pada cabang fighting di kelas D. Prestasi pertamanya ini menjadi cambuk bagi dirinya untuk lebih tertantang mengikuti pertandingan berikutnya, mewujudkan cita-citanya sebagai atlet silat.
“Senang dan pastinya bangga dapat emas pada prestasi pertama ini. Berikutnya semakin tertantang untuk mengikuti pertandingan,” katanya kepada PWMU.CO, Senin (17/2/2020).
Kegigihan Para Pesilat Spemdalas
Peraih emas lain pada cabang tanding kelas bebas 60-70 Kg adalah Mustofa Kemal Pasha. Dari 20 peserta, siswa yang masih duduk di kelas VII D Spemdalas ini memperoleh lawan yang cukup berat secara acak.
Meski sempat muncul perasaan pesimis dan takut dalam hatinya, Mustofa Kemal Pasha bersyukur dapat memenangkan pertandingan ini. Ia mengaku mendapat lawan yang berat dan besar sehingga menjadi tantangan tersendiri saat menjatuhkan lawan.
Sementara itu, M Yusuf Ramadhan berhasil meraih medali perak di ajang yang diselenggarakan Muhammadiyah Boarding Area (MBA) Spartans Surabaya ini. Siswa yang pernah meraih juara III Berlian Open 2019 silam ini tetap bersyukur atas prestasinya. “Alhamdulillah meski tidak peroleh medali emas, yang penting sudah berusaha secara maksimal,” ungkapnya.
M Yusuf Ramadhan, yang pernah menjadi guest star pada One Day Sport Spemdalas (ODSS) Januari lalu menyampaikan, selama pertandingan babak semifinal dan final, hampir tidak ada jeda untuk istirahat. Hal itu membuatnya mengalami kendala dalam mengatur pernafasan. Namun pengalaman berharga di MBA Spartan ini semakin mengokohkan semangatnya untuk bersiap diri berlaga di Berlian Open 2020 mendatang.
Pengalaman Berharga saat Bertanding
Medali perunggu berhasil pula diboyong oleh pesilat Spemdalas Muhammad Akbar AlBaihaqi Dewanto dan Gian Maulana Ragil Santoso. Muhammad Akbar AlBaihaqi Dewanto yang bertanding di kelas E ini tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan saat menceritakan torehan prestasinya kepada teman-teman.
“Ndredeg (gemetar) pengalaman pertama yang menegangkan di gelanggang pertarungan, lawannya kakinya panjang dan gerakannya cepat. Saya harus fokus agar jarak tembaknya tepat sehingga bisa memenangkan pertandingan,” kisahnya.
Ia mengaku telah melakukan persiapan yang cukup menghadapi lawan di Surabaya Tapak Suci 2020 ini, baik melalui latihan intensif di sekolah atau di luar sekolah selama sebulan. Selain dapat menjadi hadiah bagi orangtuanya, menurutnya Tapak Suci dapat menjadi sarana self defence (pertahanan diri). “Apalagi di zaman saat ini banyak kejahatan terhadap anak-anak,” ujarnya.
Sementara itu Gian Maulana Ragil Santoso yang tanding di kelas G memperoleh pengalaman yang berharga di even yang diikuti sejumlah 1500 peserta ini. Pasalnya, pada babak semifinal ia memperoleh peringatan melalui bunyi peluit berulang sebanyak tiga kali karena pelanggaran saat membanting musuh dengan memegang leher. “Deg, deg, jantung ini, tidak menyadari kalau disemprit tiga kali oleh wasit,” kenangnya.
Bagi pemegang sabuk kuning melati 1 ini, hal itu menjadi pelajaran berharga. Menurutnya, latihan yang intens dan selalu mengikuti petunjuk dari pelatih sangat penting.
Apresiasi untuk Para Pesilat Spemdalas
Koordinator Bina Prestasi bidang pengembangan diri Asischa Andriyani SPd memberikan apresiasi kepada lima pesilat Spemdalas. Pada even Surabaya Tapak Suci 2020 yang diikuti pesilat se-Jawa Timur ini, Spemdalas mengirimkan lima delegasi dan semuanya pulang membawa medali.
“Luar biasa prestasi yang membanggakan, lima utusan yang dikirim oleh sekolah. Semuanya pulang mborong juara,” ungkapnya penuh syukur.
Baginya, dua medali emas, satu perak, dan dua perunggu ini semakin menambah deretan penghargaan yang terpajang di kantor pusat Spemdalas GKB Gresik, yang dikenal dengan sebutan Sekolah Para Juara.
Penulis Anis Shofatun. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.