Foto Jurnalistik Itu Bisa Berbicara
Fatoni mengungkapkan foto jurnalistik yang baik, minimal mengandung empat unsur: Yaitu foto yang ‘berbicara’, komposisi yang tepat, pencahayaan yang memadai, dan dibuat secara landscape atau horizontal.
Dia menjelaskan, karena template foto PWMU.CO formatnya horizontal, maka fotonya harus mengikuti. “Bisa saja dari foto ini (vertikal) di-cropping. Tapi ukurannya jadi kecil,” ujarnya.
Untuk komposisi, Fatoni menjelaskan foto yang baik posisi subjeknya dominan sehingga bisa terlihat saat link berita online di-share di medsos,” katanya.
Dia pun menunjukkan beberapa kiriman foto kontributor yang komposisinya amburadul. Misalnya foto nara sumber yang terlihat sendiri dan berada di tepi.
Lulusan Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP Surabaya tahun 1992 itu juga mengkritik kiriman foto kontributor yang tidak berbicara tentang suatu peristiwa. Tapi hanya sebuah foto dokumentasi. “Foto ini penting untuk dokumentasi tapi tidak memenuhi kaidah jurnalistik,” ujarnya sambil menunjuk foto bersama dirinya sebagai pembicara di suatu acara dengan peserta.
Ayah lima anak itupun langsung memberi contoh foto-foto yang berbicara. “Salah satu cirinya subjek foto terlihat ekspresf,” ujarnya. Dia lalu memberi tips bagaimana bisa mengambil foto yang berbicara.
Pertama, seorang jurnalis (foto), harus berani dan tidak malu mengambil posisi terbaik. Hal itu harus dilakukan untuk menutupi kekurangan kamera HP yang lensanya terbatas. “Bisa sih di-zoom. Tapi hasilnya jelek. Tak terlihat detailnya objek foto. Karena itu harus banyak bergerak. Jangan motret di tempat duduk” pesannya.
Dia menjelaskan, kalau harus naik kursi ya harus dilakukan. Yang pasti, harus berani maju mendekati objek gambar demi mendapatkan foto dengan angle yang bagus.
Kedua, seorang fotografer harus sabar saat memotret. Menurutnya, tak cukup sekali mengambil gambar sebuah objek, terutama objek hidup.
“Ambil gambar yang banyak dan tunggu momen paling ekspresif,” katanya seraya menunjukkan beberapa foto karya dia dan kontributor yang ‘berbicara’.
“Kuncinya adalah berani bergerak. Tidak malu cari angle yang baik. Dan perhatikan pencahayaan. Setelah itu, menunggu momen yang pas,” paparnya. Baca sambungan di halaman 3: “Berita Itu Punya Misi Berbicara“