Smamda Pucang Surabaya kembali menggelar Australian Student Exchange Program 2020. Program ini diminati banyak siswa hingga harus diseleksi untuk jadi peserta.
PWMU.CO-Binar mata bahagia terpancar dari wajah 12 siswa SMA Muhammadiyah 2 Surabaya (Smamda) yang berkumpul di Terminal Dua bandara Juanda, Sabtu (22/2/2020). Tampak di sebelah mereka koper berukuran besar yang siap dibawa.
Para siswa Smamda Pucang yang terdiri dari empat putra dan delapan putri akan berangkat ke negeri kanguru untuk mengikuti Australia Student Exchange Program 2020. Mereka didampingi Mukhlasin MPd, wakil kepala sekolah bidang sarana.
Jika Student Exchange bulan Februari 2019 lalu mengunjungi Goulbourn Valley Grammar School (GVGS), kali ini mereka berkunjung ke Lorne P 12 College Victoria yang berlangsung mulai 22 Februari hingga 3 Maret 2020.
Di balik keceriaan peserta sebelum keberangkatan, ada satu siswa yang perasaannya galau. Bima Surya Saputra kelas XI MIPA 1. “Perasaan saya campur aduk,” ungkapnya. “Saya ya senang, degdegan, ingin cepat sampai di Lorne, dan ingin segera bertemu dengan keluarga partner di sana,” lanjut Bima. Ada juga rasa grogi karena ini perjalanan pertamanya ke luar negeri tanpa orang tua.
Ia mengatakan, ingin mengikuti program ini sejak kelas satu. “Waktu itu saya mendapat tugas menjadi fotografer saat siswa dari Lorne Australia mengunjungi Smamda pada 17-21 Juni 2019 lalu, saya berpikir bagaimana kalau tahun depan saya ikut ke Lorne,” kisahnya.
Selama kegiatan, siswa yang didapuk sebagai ketua rombongan ini optimistis program ini akan berjalan lancar dan semua peserta mendapat pengalaman menarik tak terlupakan baik di rumah host fam maupun di sekolah Lorne.
Dukungan Orangtua
Program student exchange ini juga mendapat dukungan dari orang tua. Seperti yang disampaikan Indrarian Polii, ayahanda Bima Surya Saputra kelas XI MIPA 1. Dia mengatakan, sangat mendukung program ini karena bermanfaat bagi peserta. Menurutnya, tidak semua sekolah mempunyai program seperti ini
“Saya sangat mendukung program ini,” ujarnya. Program ini, lanjutnya, tidak hanya belajar budaya, sistem belajar dan praktik bahasa Inggris tetapi juga melatih kemandirian siswa.
Pria berusia 51 tahun ini berharap sepulang dari Australia, putra semata wayangnya bisa mandiri dan menerapkan hal positif yang didapatkan dari program ini. Juga mempunyai wawasan baru untuk studi lanjut selepas SMA.
Senada juga diungkapkan ibunda Leony Ratnadewati Cahyaningtyas kelas XI MIPA 1, Siti Baaniah. “Program ini sangat bermanfaat untuk siswa, karena memberi wawasan global siswa dan pengalaman belajar di negeri kanguru,” tuturnya.
“Saya sangat mendukung ini,” tambahnya. Ia juga sangat bangga Leony bisa masuk seleksi yang waktu itu jumlah pendaftar sekitar 45 siswa.
Pada kunjungan ke sekolah Lorne ke-5 ini peserta student exchange akan menari Tarian Yamko Rambe Yamko, selain mendapat beberapa tugas.
Tugas Student Exchange
Guru pembina Mas’ad Fachir MMT menyampaikan, ada empat tugas yang harus dikerjakan siswa.”Tugas pertama, membuat laporan singkat tentang kegiatan di rumah host family disertai foto-foto,” katanya.
Kedua, foto di depan masjid di Melbourne, membuat vlog yang nantinya di-upload di akun Youtube masing-masing. Terakhir, foto berkelompok dua orang siswa di tiga tempat yang ditentukan dengan membawa tulisan Aku Arek Smamda.
Terkait dengan tugas kelompok, Kepala Smamda keenam ini menjelaskan, ada 18 tempat yang harus ditemukan di antaranya Museum Victoria, Etihad Stadium, Darling Garden, Waterfront City, dan lainnya. Penemuan tempat tersebut untuk mempraktikkan kemampuan berbicara bahasa Inggris untuk bertanya. Juga melatih keberanian dan kepercayaan diri siswa.
”Kunjungan peserta student exchange kali ini juga akan mendatangi Kantor Bridge dan Konjen RI di Australia,” katanya. Kantor Bridge maksudnya the Australia-Indonesia BRIDGE School Partnerships Program yang jadi perantara program student exchange ini.
Perempuan kelahiran 1973 ini menyampaikan, pada 10 hingga 20 April 2020 akan dilaksanakan Netherlands Student Exchange 2020 dengan mengunjungi State School, Lyceum Sancta Maria dan tiga negara lain di antaranya Belgia, Jerman dan Perancis. Ia berencana untuk bertemu alumni Smamda Pucang yang saat ini sedang studi di Jerman. (*)
Penulis Tanti Puspitorini Editor Sugeng Purwanto