PWMU.CO – MTs Muga menjadi duta Kwarda HW Bojonegoro. Qobilah MTs Muhammadiyah 3 (Muga) Sumberrejo Bojonegoro mengirimkan 10 siswi sebagai duta.
Mereka menjadi duta Kwarda Hizbul Wathan (HW) Bojonegoro pada Lomba Pengenal Berprestasi (LPB) ke-4 tingkat Kwartir Wilayah (Kwarwil) Jawa Timur di Pusdiklat HW Pasuruan, Jumat-Ahad (21-23/2/2020).
Ketua regu Qobilah MTs Muga Emil Lailatul Arofah menyampaikan aneka lomba kepanduan diadakan HW tingkat Provinsi.
“Seperti pionerring, bivak, sandi morse, fotografi, puisi, pidato, jurnalistik, English corner, masak rimba, semboyan isyarat dan doa sehari hari,” ujarnya.
Perlombaan ini diikuti oleh duta tingkat Pengenal seluruh kabupaten di Provinsi Jatim dalam rangka persiapan menuju Lomba Pengenal Pusat (LPP). Peserta terbaik akan menjadi Duta Kwarwil Jatim pada awal bulan Maret di Yogyakarta.
Juara I Masak Rimba
Perlombaan yang diiringi petir dan hujan lebat ini tidak menyurutkan semangat siswi Qobilah MTs Muga Bojonegoro. Mereka justru meraih juara pertama masak rimba, juara ketiga semboyan isyarat dan juara ketiga doa sehari hari.
Ketua tim masak rimba Azizah Afifah Fauziah menyatakan tidak menduga akan mendapatkan juara pertama. “Bangga rasanya karena kita mendapatkan pengalaman baru dan menjadi yang terbaik pula,” ungkapnya.
Isti Komariyah yang mendapatkan juara ketiga doa sehari-hari katagori individu menyampaikan hanya berusaha untuk menyiapkan diri dan tampil sebaik-baiknya. “Tidak ada kata menyerah sebelum berusaha dan yakin usaha sampai berhasil,” tekadnya.
Ketua tim semboyan isyarat Septiani Gianti menyatakan setidaknya timnya sudah berusaha semaksimal mungkin. “Kami sudah mendapatkan pembinaan dan memang usaha itu tidak akan mengkhianati hasil,” jelasnya.
Persiapan Tancap Gas
Sementara itu pembina dan pendamping Qobilah MTs Muga Anisah Nuh Hidayati SE menyampaikan persiapan yang dilakukan sangat mepet waktunya. “Setelah MTs Muga mendapatkan informasi satu minggu sebelum pelaksanaan, maka kami langsung tancap gas,” terangnya.
Dengan dibantu bapak dan ibu guru serta kakak pembina, lanjutnya, maka pembinaan terhadap siswinya yang menjadi duta HW dilakukan setiap hari sampai sore. “Bahkan sehari jelang lomba anak-anak sampai menginap di sekolah,” paparnya.
Bagi Anisah Nur Hayati apa yang mereka lakukan saat ini akan bermanfaat bagi kehidupannya suatu saat nanti. “Maka apapun yang terjadi lakukan dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan sepenuh hati. Itu kuncinya,” pesannya. (*)
Penulis M. Shofi. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.