Smamsatu ajak siswa belajar faktual shalat dan makamkan jenazah. Menurut Kepala Sekolah Smamsatu Ainul Muttaqin, inilah pembelajaran faktual.
PWMU.CO – Wafatnya guru SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik Dra Hj Nina Yovanti Windayani NS pada 19 Februari 2020 meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar Samamsatu.
Untuk menghormati almarhumah, warga sekolah—termasuk siswa—mengikuti shalat jenazah yang dilaksanakan di Masjid Faqih Usman Universitas Muhammadiyah Gresik, Kamis (20/2/2020) pukul 09.00 WIB.
Tidak cukup di situ, guru, karyawan, dan siswa juga mengikuti prosesi pemakaman jenazah guru Bahasa Inggris Smamsatu itu di Pemakaman Warga GKB Gresik.
Kepala Smamsatu Gresik Ainul Muttaqin SP MPd menjelaskan, selain sebagai kewajiban kifayah, kekutsertaan siswa dalam shalat dan pemakaman jenazah sebagai bagian dari pembelajaran faktual. Kepada PWMU.CO, Selasa (25/2/2020) Ainul Muttaqin menyampaikan alasannya.
“Ini pembelajaran yang faktual,” katanya. Ada tiga alasan yang disampaikan Aninul Muttaqin. Pertama, mengajarkan untuk berempati kepada sesama. Karena sebagai seorang Muslim terhadap Muslim yang lain apabila ada saudaranya yang meninggal, maka kewajiban kita adalah menshalati dan memakamkan.
“Meskipun ini hukumnya fardhu kifayah, murid, guru, dan karyawan Smamsatu harus menjadi wakil untuk memberi tauladan bagi masyarakat,” tuturnya.
Kedua, pembelajaran untuk merenungkan bahwa kita suatu saat akan mengalami hal sama. “Artinya suatu ketika kita juga akan dipanggil oleh Allah dalam keadaan apapun, di manapun, dan dalam kondisi apapun. Pengalaman ini merupakan media pembelajaran yang berharga untuk siswa kita,” jelasnya.
Ketiga, siswa Smamsatu mendapat materi Pendidikan Agama Islam berupa bacaan shalat jenazah. “Maka ini adalah praktik shalat jenazah yang sesungguhnya. Mereka melaksanakan shalat jenazah sesuai dengan apa yang dapatkan di sekolah,” katanya.
Termasuk pelajaran penting bagi siswa putra adalah ketika mereka mengiringi jenazah sampai ke makam. “Kita mengajarkan cara pemakaman yang diajarkan oleh Rasulullah itu seperti apa,” jelasnya mengapa Smamsatu ajak siswa belajar faktual seperti ini. Baca sambungan di halaman 2: “Jadi Tema Diskusi setelah Pemakaman”