Bangga menulis Pak Din di PWMU.CO yang dibaca 44 ribu kali. Pengalaman ini diceritakan Hendra Hari Wahyudi, kontributor dari Lamongan.
PWMU.CO – Sebuah kebanggaan jika sebuah tulisan menjadi viral. Itu pula yang saya alami saat meliput ceramah Pak Din Syamsuddin di Karanggeneng Lamongan.
Sampai naskah ini saya tulis, berita Pak Din soal keheranan Mendagri Tito Karnavian itu telah dibaca 44.750 kali. Benar-benar viral. Sesuatu yang tidak saya duga sebelumnya. Saya benar-benar bangga menulis Pak Din dan viral.
PWMU.CO yang dilahirkan Lembaga Informasi dan Komunikasi (LIK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim, 18 Maret 2016 itu, memang telah menjadi salah satu media daring rujukan informasi Muhammadiyah.
Pembacanya bukan hanya di wilayah Jatim, tapi juga nasional, bahkan luar negeri. Tak jarang berita PWMU.CO dikutip oleh berbagai berita daring lainnya.
Yang unik, PWMU.CO bukan sekadar media daring, namun juga memberikan edukasi tentang bagaimana menulis dengan baik dan sesuai kode etik jurnalistik.
Tak Lagi Poko’e Nulis
Menulis di PWMU.CO pasti ada suka duka. Tapi ini bukan soal itu saja. Dari PWMU.CO, saya dan kontributor lainnya mengerti bagaimana menulis yang baik.
Baik bukan hanya dari segi bahasa, namun juga dari sisi jurnalistik. Redaktur brusaha mengajarkan kami, para kontributor, menjadi penulis yang baik. Juga sebagai agen dakwah Muhammadiyah secara digital.
Istilah pokok’e nulis sudah tidak berlaku lagi. Karena di PWMU.CO yang belum bisa menulis akan dipandu agar mampu menulis dengan baik. Hal itu pun saya rasakan selama hampir tiga tahun menulis berita di PWMU.CO.
From nothing to something adalah istilah tepat untuk menggambarkannya. Karena dari PWMU.CO saya bisa menulis. Sebuah kebahagiaan tersendiri ketika tulisan saya bisa dinikmati oleh orang banyak.
Selain meliput Pak Din, saya juga pernah meliput Pak Haedar Nashir dan Pak Abdul Mu’ti. Kenapa saya menyebutkan tulisan saya tentang tiga tokoh Muhammadiyah ini? Karena dari tulisan mengenai ketiga tokoh bangsa itulah saya belajar, di mana saya mencari dan memperbaiki cara menulis dengan baik.
Ajarkan Pentingnya Literasi
Penempatan diksi, tanda baca, dan kalimat diperlukan untuk bisa menghasilkan tulisan yang berbobot khas PWMU.CO. Sebab, menulis sejatinya tentang penyampaian pesan.
Untuk menyampaikan pesan yang enak dibaca, tentunya dengan tata bahasa yang baik pula. Dan secara langsung maupun tidak langsung—jika kita sadari—PWMU.CO telah mengajarkan hal itu.
Bukan hanya soal menulis dan membaca. Melalui PWMU.CO saya dan pembaca lainnya diajak untuk memahami tulisan, sesuatu yang sangat penting. Sebab penulisan yang baik memudahkan memahamkan pembaca pada maksud dan tujuan dari suatu artikel atau berita.
PWMU.CO mengajarkan betapa pentingnya literasi. Sering saya melihat ada beberapa tulisan ‘kembar’ dengan yang dikirimkan kontributor ke redaksi. Rasanya wajar jika mereka mendapat teguran. Karena sejak awal PWMU.CO berkomitmen menjadi portal berita online yang menyajikan berita secara aktual. Bukan mengambil berita dari portal lain. Itulah kelebihannya.
Menulis sejatinya menyampaikan pesan. Bukan untuk membranding diri personal penulisnya. Maka wajar jika semprotan dari redaktur keluar ketika ada kontributor yang mencoba mengirimkan berita yang sama ke portal lain.
Dari situ saya belajar. PWMU.CO merupakan tempat saya belajar menulis dengan baik, dan saya merasakan betul ilmu yang diberikannya.
Melalui para redaktur PWMU.CO selalu memberikan tips-tips bagaimana cara menulis dengan baik, salah satunya melalui 13 langkah yang biasa dibagikan di grup WhatsApp kontributor.
Berharap Menang Lomba Menulis
Kini, saya sedang mengikuti lomba Fachrodin Award 2020 yang diadakan oleh Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah menyambut Muktamar Ke-48 Muhammadiyah Surakarta.
Dan PWMU.CO menjadi salah satu yang berpengaruh terhadap tulisan yang saya buat untuk perlombaan karya ilmiah tersebut. Lewat menulis berita bersama PWMU.CO selama tiga tahun terakhir, saya mendapatkan bekal yang amat berharga.
Harapan saya, ingin menjadi juara I. Namun masuk sebagai salah satu juara di lomba tersebut sudah merupakan kebanggaan tersendiri.
Selain kepada orangtua dan keluarga, jika nanti mendapatkan juara akan saya persembahkan pula kepada PWMU.CO. Karena darinya-lah saya belajar menulis.
Menulis bersama PWMU.CO seakan sekolah literasi digital yang manfaatnya terasa ketika kita bisa menulis atau mengirim tulisan tanpa revisi atau teguran dari redaktur.
Rasanya, berjalan kaki dari terminal Bungurasih ke Gedung Muhammadiyah Jawa Timur yang saya lakukan dulu saat menghadiri Milad Ke-1 PWMU.CO tidak ada apa-apanya dibanding dengan ilmu yang saya dapatkan.
Sayangnya, pada milad kedua saya tidak bisa hadir karena sedang menanti kelahiran buah hati. Tapi seakan mengikuti usia kedua PWMU.CO, saya saat itu dianugerahi dua orang putra kembar: Zayyid Dahlan Mahendra dan Ziyyad Dylan Mahendra.
Di kopdar ketiga PWMU.CO saya pun tak bisa hadir. Keadaan mengasuh dua anak yang masih di bawah satu tahun membuat saya tak bisa hadir. Bukan hanya soal kehadiran, namun lepasnya ilmu dan tali silaturahmi yang menimbulkan rasa sesal itu. Semoga pada milad keempat, jika ada lagi kopi darat, saya bisa hadir.
Terima kasih PWMU.CO. Jangan berhenti memberikan good news from Muhammadiyah. Dan jangan lelah mengajari dan menghadapi kami para kontributor. (*)
Penulis Hendra Hari Wahyudi. Editor Mohammad Nurfatoni.