PWMU.CO – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Muhadjir Effendy adalah representasi Muhammadiyah. Sebelum diangkat menjadi menteri, Muhadjir adalah Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah sekaligus Penasehat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur. Meskipun begitu, ia kini bukan lagi milik Muhammadiyah. Muhadjir Effendy sudah menjadi milik bangsa.
“Pak Muhadjir ini sudah kita wakafkan untuk negara dan kita support dengan doa. Maka jangan kita kemudian ngriwuki (merecoki, red) beliau,” demikian pesan Ketua PWM Jatim Dr M Saad Ibrahim dalam acara Silaturahmi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof Muhadjir Effendy, di Aula Mas Mansur Gedung PWM, Jalan Kertomenanggal, Sabtu (6/7) siang.
(Baca: Inilah Program Andalan Mendikbud Baru, Prof Muhadjir Effendy dan Inilah Sejarah Sesungguhnya: Kiai Dahlan Dirikan Sekolah Nasionalis 11 Tahun Sebelum Ki Hajar Dewantara)
Menurut Saad, diangkatnya Muhadjir menjadi Mendikbud adalah pertaruhan bagi Muhammadiyah. Karena itu Saad meminta agar Muhamadiyah tidak merepotkan dia. “Jangan sampai karena itu (ngrecoki), beliau tidak menunaikan amanah dengan sebaik-baiknya.”
Saad mengatakan bahwa Muhammadiyah sudah terdidik untuk mandiri. “Muhammadiyah sudah terbiasa memberi sesuatu untuk negara dan tidak minta kepada negara. Sebab, kalau andaikata kita minta dan tidak diberi akan sakit hati,” ucapnya.
(Baca juga: Mendikbud Prof Muhadjir Effendy Pulang Kampung, Pamitan Minta Doa Restu dan Haedar Nashir: Ketika Pendidikan Muhammadiyah Tidak Lagi Modern)
Meskipun begitu bukan berarti Muhammadiyah menolak jika diberi. Soal ini Saad memberi ilustrasi dengan pengalaman pribadi saat ia akan melaksankan resepsi pernikahan putrinya. Saad bercerita, saat bertemu Ketua Umum PP Muhammadiyah Haidar Nasher di sebuah acara, ia memohon ijin untuk tidak mengundang PP. “Maknanya saya minta beliau tidak hadir,” ucap Saad.
Tapi apa yang terjadi? “Ternyata Pak Haidar kirim SMS pada Pak Tahmid (Sekretaris PWM, red). Yang isinya, ‘Saya tidak enak kalau tidak hadir di acara Pak Saad.’ Akhirnya beliau bersama istri hadir. Padahal sebelumnya beliau berdua sudah hadir di acara sebelumnya.”
Baca: 2 PR yang Harus Segera Diatasi oleh Mendikbud Menurut Dewan Pendidikan Jatim dan Pendidikan Modern Harus Tanamkan Nilai dan Rasa)
“Demikian pula saya sampaikan pada Pak Menteri. Kami di Muhammadiyah tidak minta Pak. Soal kemudian nanti sama dengan apa yang dilakukan Pak Haidar, terserah Pak Menteri,” sindir Saad yang disambut gerr hadirin.
Saad mengatakan, tanggungjawab sebagai Mendikbud sangat besar dan tidak mudah. “Makanya kita harus support beliau lahir batin. Dan kita ucapkan selamat kepada beliau telah diberi amanah.” Saad juga minta warga Muhammadiyah untuk berdoa agar Allah mem-backup Muhadjir. Karena menurut Saad, tantanganya sangat luar biasa. Dan satu-satunya yang bisa membackup adalah Allah SWT. (Nurfatoni)