Penjelasan dan Tanggapan
Ada dua hadits yang dijadikan pijakan dalam mewajibkan shalat tahiyat masjid. Pertama hadits Abu Qatadah, kedua hadits Jabir.
1. Hadits Abu Qatadah
Hadits ini bukan hanya diriwayatkan oleh Abu Qatadah, melainkan juga oleh Jabir dan Abu Hurairah. Riwayat Abu Qatadah dikeluarkan Malik: 386; Abdurrazaq: 1673; Ahmad: 22705; Ibnu Abi Syaibah: 3419; Darimi: 1393; Bukhari: 433; Muslim: 714; Abu Dawud: 467.
Juga oleh Tirmidzi: 316; Nasai: 730; Ibnu Majah: 1012; Ibnu Khuzaimah: 1827; Ibnu Hibban: 2495; Thabrani dalam Mu’jam Kabir: 3280; Thabrani dalam Mu’jam Ausath: 8958; Thabrani dalam Mu’jam Shaghir: 383; Abu Awanah: 1238; Baihaqi: 4702. Periwayatan Jabir dikeluarkan Thahawi: 1/371. Dan periwayatan Abu Hurairah dikeluarkan Ibnu Majah: 1012 dan Thabrani dalam Mu’jam Ausath: 2328.
Hanya saja redaksinya “sekadar perintah”, tidak spesifik menyatakan wajib atau fardhu. Dengan qarinah periwayatan Thalhah bin Ubaidullah justru tidak mungkin difahami sebagai perintah wajib sebagaimana yang akan penulis paparkan pada takhrijnya.
2. Hadits Jabir bin Abdullah
وَعَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ رضي الله عنهما قَالَ: (جَاءَ سُلَيْكٌ الْغَطَفَانِيُّ رضي الله عنه يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَرَسُولُ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلَّم قَاعِدٌ عَلَى الْمِنْبَرِ, فَقَعَدَ سُلَيْكٌ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ) (فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلَّم: أَصَلَّيْتَ شَيْئًا؟ قَالَ: لَا) (قَالَ: قُمْ فَصَلِّ رَكْعَتَيْنِ) (وَتَجَوَّزْ فِيهِمَا) (وَلَا تَعُودَنَّ لِمِثْلِ هَذَا) (ثُمَّ أَقْبَلَ رَسُولُ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلَّم عَلَى النَّاسِ) (فَقَالَ: إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ, فَلْيُصَلِّ رَكْعَتَيْنِ) (وَلْيَتَجَوَّزْ فِيهِمَا) (ثُمَّ لِيَجْلِسْ)
Jabir bin Abdullah ra. berkata: (Sulaik al-Ghathafan di hari Jumat masuk masjid dan Nabi SAW duduk di mimbar, ia langsung duduk sebelum shalat tahiyat masjid) (Lalu Nabi menegurnya: Apakah Anda sudah shalat?
Ia menjawab: Tidak (Nabi bersabda: Bangkit dan shalatlah dua rakaat) (peringan keduanya) (jangan anda ulangi seperti itu). (Kemudian Nabi SAW. menghadap umat seraya bersabda: Jika salah seorang di antara kalian datang di hari Jum’at dan imam sedang berkhotbah, maka hendaknya ia shalat dua rakaat) (dengan memperingan keduanya) (kemudian duduk).
HR Bukhari: 888, 889; Muslim: 875; Abu Dawud: 1115, 1116, 1117; Tirmidzi: 510; Nasai: 1400; Ahmad: 14207, 14445, 15109; Ibnu Hibban: 2504; Daraqutni: 11.
Hadits ini juga sekadar perintah, tidak ditemukan indikasi kewajibannya. Jika cara istimbat hukumnya mendengar khotbah Jumat hukumnya wajib dan tidaklah seseorang diperintah meninggalkannya tentu untuk sebuah kewajiban, istimbat hukum seperti ini juga tidak benar.
Karena jika begitu cara istimbat hukumnya, tentu tahiyat masjid bukan lagi wajib, melainkan lebih wajib dari mendengar khotbah. Jika istimbat hukumnya walaupun mendengar khotbah Jumah hukumnya wajib namun orang yang baru datang masih diijinkan shalat tahiyat masjid dengan catatan memperingan shalatnya, sehingga ia tetap dapat mendengar khotbah.
Maka tahiyat masjid tetap hukumnya sunah. Disinilah perlunya kajian hadits secara utuh, tidak sepotong, sehingga pelakunya tetap disunahkan shalat tahiyat masjid dengan tidak memperpanjang shalatnya.
Sebenarnya ada dalil lain yang menunjukkan diysariatkan shalat tahiyat masjid. Yaitu hadits:
وَعَنْ عِيَاضِ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِي سَرْحٍ قَالَ: (دَخَلَ أَبُو سَعِيدٍ الْخُدْرِيَّ رضي الله عنه يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَمَرْوَانُ يَخْطُبُ, فَقَامَ يُصَلِّي, فَجَاءَ الْحَرَسُ لِيُجْلِسُوهُ, فَأَبَى حَتَّى صَلَّى, فَلَمَّا انْصَرَفَ أَتَيْنَاهُ, فَقُلْنَا: رَحِمَكَ اللهُ, إِنْ كَادُوا لَيَقَعُوا بِكَ, فَقَالَ: مَا كُنْتُ لِأَتْرُكَهُمَا بَعْدَ شَيْءٍ رَأَيْتُهُ مِنْ رَسُولِ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلَّم ثُمَّ ذَكَرَ أَنَّ رَجُلًا جَاءَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِي هَيْئَةٍ بَذَّةٍ وَرَسُولُ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلَّم يَخْطُبُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ) (فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللهِ صلى اللهُ عليه وسلَّم: أَصَلَّيْتَ؟ قَالَ: لَا, قَالَ: صَلِّ رَكْعَتَيْنِ
Iyad bin Abdullah bin Abi Sarh berkata: (Abu Sa’id al-Khudri ra. masuk masjid ketika Marwan sedang berkhotbah, ia lalu shalat. Kemudian datang pengawal Marwan untuk mendudukkannya. Ia menolak dan tetap shalat. Usia shalat Jum’at kami mendatanginya.
Kami berkata: Semoga Allah merahmatimu, mereka hampir melukaimu. Abu Sa’id berkata: Aku tidak akan meninggalkannya sejak aku menyaksikannya dari Rasulullah SAW.
Kemudian ia mengisahkan seorang masuk masjid di hari Jumat dalam kondisi berpakaian lusuh saat Rasulullah SAW. khotbah Jum’at) (Lalu Rasulullah saw. bertanya: Apakah anda sudah shalat. Ia menjawab: Belum. Nabi SAW bersabda: Shalatlah dua rakaat. HR Abu Dawud: 1675; Tirmidzi: 511; Nasai: 1408; Ahmad: 11213.
Baca sambungan di halaman 3: “Qarinah Kewajiban Menuju Sunah”