PWMU.CO – Biasanya menteri itu takut jika diberhentikan Presiden dari jabatannya. Tapi ini ada pengecualian. Menteri yang satu ini justru takut jika di-reshuffle oleh Muhammadiyah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof Dr Muhadjir Effendy MAP, adalah menteri yang dimaksud.
Muhadjir berharap agar dia tidak dilupakan sebagai anggota Muhammadiyah. Bahkan meminta untuk tidak diberhentikan dari Muhammadiyah. ”Saya ini menjadi menteri itu kan cuma tiga tahun saja. Sebelum Muktamar Muhammadiyah (ke-48) saya sudah selesai menjabat menteri. Jangan sampai saat Muktamar Muhammadiyah nanti, saya tidak dipilih lagi,” seloroh Muhadjir yang langsung disambut tawa oleh para peserta silaturrahmi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim dengan Mendikbud di Aula Mas Mansyur Gedung PWM Jatim, Sabtu (6/8).
(Baca: Mendikbud Prof Muhadjir Effendy Pulang Kampung, Pamitan Minta Doa Restu dan Inilah Perjalanan Karier Mendikbud yang Baru, Prof Muhadjir Effendy)
Pria kelahiran Madiun ini mengungkapkan, dirinya masih berkeinginan untuk bisa terpilih lagi menjadi anggota Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode mendatang. “Kalau diamanahi, saya ini masih ingin menjadi anggota PP Muhammadiyah lagi,” ungkap Muhadjir.
Saat ini, Muhadjir masih menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah dan Penasehat PWM Jatim. Selain itu, Muhadjir juga masih dikenal sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), meski sejak awal tahun 2016 ini sudah tak lagi menjabat. Jika ada yang bertanya, siapa Rektor UMM, maka banyak yang menjawab Prof Muhadjir Effendy. “Lalu, Pak Fauzan itu siapa?” Maka jawabnya, “Beliau adalah pengganti Pak Muhadjir.” Seperti diketahui, Drs Fauzan MPd adalah Rektor UMM sekarang.
Kecintaannya pada Muhammadiyah dan UMM yang membuat nama Muhadjir masih melekat pada kedua institusi itu. Banyak pengalaman dan kenangan indah di dalamnya. Maka, meski saat ini menjabat Mendikbud, Muhadjir menegaskan dirinya tetaplah sebagai kader Muhammadiyah. Kerana itu Muhadjir berharap supaya dirinya tidak diberhentikan, atau meminjam bahasa populer, tidak di-reshuffle dari Muhammadiyah.
(Baca: Terkait Banyaknya Guru yang Dilaporkan ke Polisi, Ini Pesan Mendikbud untuk Pelajar dan Mendikbud Muhadjir Effendy: Ujian Nasional Bisa Jadi Tidak Ada)
Bahkan dengan nada bercanda, Muhadjir meminta pada Rektor UMM Fauzan agar tetap diberi uang transport meskipun ia sudah jadi menteri. “Karena saya juga tak mau membebani kementrian. Tadi saya ke sini juga masih dijemput mobilnya UMM,” ujarnya.
Muhadjir mengaku bahwa ia aktif di Muhammadiyah bukan karena mencari jalan mendapat kursi menteri. ”Saya dulu tidak pernah berfikiran sama sekali dengan aktif di Muhammadiyah bisa menjadikan saya jadi menteri. Bahkan waktu Pak Malik Fadjar jadi menteri saya pun tak pingin jadi menteri. Orang kan membayangkan setelah Pak Malik jadi menteri maka rektor penggantinya juga akan jadi menteri. Gak usah lah itu. Rezeki orang kan dewe-dewe,” kata Muhadjir.
Pada kesempatan itu, Muhadjir juga menjelaskan bahwa terpilihnya dia menjadi Mendikbud adalah representasi Muhammadiyah. “Tentu saja saya bersyukur mendapat amanah ini. Dan ini saya betul-betul representasi dari Muhammadiyah. Saya harus tegaskan. Saya bukan representasi parpol. Memang profesional kategorinya. Tapi tanpa Muhammadiyah, tentu saya tidak akan dihitung,” katanya. (aan/MN)