PWMU.CO – Etika batuk cegah wabah Virus Corona. Seperti yang dilakukan MI Mulia dalam sosialisasi pencegahan penyebaran Co-Vid 19, Kamis (5/3/20).
Selain sosialisasi pencegahan, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Muhammadiyah 5 (Mulia) Surabaya, itu juga melakukan demo etika batuk, cuci tangan, serta pembagian masker gratis pada seluruh warga sekolah.
Guru IPA MI Mulia Surabaya Wolyono SPd, mengatakan, pemahaman yang salah terhadap Virus Corona membawa dampak keresahan. “Tidak hanya pada seluruh warga, keresahan juga dialami para siswa di sekolah,” ujarnya.
Dia lalu menjelaskan, Co-Vid 19 merupakan virus yang hidup pada suhu 5 derajat celcius. Indonesia sendiri merupakan negara tropis yang rata-rata suhunya berkisar 20 hingga 30 derajat celcius. “Bisa dikatakan virus corona kesulitan berkembang di daerah tropis,” ungkapnya.
Virus, menurut Wolyono, akan bereplikasi ketika kondisi inangnya sesuai dengan kondisi virus. “Bila tidak sesuai, maka virus akan mengkristal atau menjadi benda mati,” ungkap dia sembari mengatakan jika virus kebal dengan antibiotik. Menjaga daya tahan tubuh agar tetap sehat menjadi penting.
Untuk itu, lanjut dia, para siswa MI Mulia diberi sosialisasi pencegahan virus corona. “Sosialisasinya berupa cara pencegahan melalui demo etika batuk dan cuci tangan sebelum menyentuh daerah di sekitar mulut dan hidung,” tutur Wolyono yang dibantu Pembina Palang Merah Remaja (PMR) MI Mulia Sri Mulyanti SPd dalam kegiatan tersebut.
Etika Batuk yang Baik
Sri Mulyanti bersama para siswa kelas IV mendemonstrasikan etika batuk dengan menggunakan gerakan yang mudah diingat. “Urutannya, yang pertama, ketika batuk kita tidak boleh menutup mulut dengan tangan,” ujarnya.
Etika batuk yang baik, menurutnya, dapat dilakukan dengan beberapa cara. “Ketika batuk, kita dapat menutup dengan menggunakan lengan, tisu, atau memakai masker saat batuk dan flu mulai menyerang,” tuturnya.
Selain demo etika batuk, para siswa juga melakukan demo cuci tangan, yang dipimpin salah satu siswa kelas V Naufal Dzacky Firdaus.
Mencuci tangan, menurut Naufal Dzacky, harus berurutan sesuai gerakan. Dia lalu memberi contoh awal dengan membasahi tangan dengan air mengalir. Kedua, menggosok tangan mengunakan sabun. “Saat menggosok tangan, jangan lupa gosok juga jari-jemari serta kulit di sela-sela jari tangan,” ujarnya.
Ketiga, lanjut dia, adalah membersihkan telapak tangan dengan kuku-kuku. “Membersihkannya dengan cara memutar dan menggosok punggung tangan,” terangnya seraya menyebut saat mencuci agar memakai air bersih yang mengalir.
Tahap akhir, kata Naufal adalah mengeringkan tangan menggunakan handuk atau tisu. Menurutnya, gerakan cuci tangan yang diperagakannya merupakan cara standar yang umumnya disosialisasikan para dokter.
Usai mendemonstrasikan etika batuk dan cuci tangan, para narasumber lalu membagikan masker pada seluruh siswa, guru, dan karyawan MI Mulia.
Kepala MI Mulia Surabaya Umi Sarofah SPd MPd mengatakan, kegiatan tersebut dilakukan untuk mengantisipasi menularnya Virus Corona. “Jangan takut. Kita dapat mengantisipasi Virus Corona dengan menjaga kebersihan, kesehatan, dan daya tahan tubuh. Salah satu caranya dengan banyak makan sayur dan buah,” terangnya.
Selain itu, menurut Umi Sarofah, etika batuk cegah Virus Corona mewabah. “Jangan lupa saat batuk menggunakan masker. Lalu cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir,” ungkapnya. (*)
Penulis Wolyono. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.