PWMU.CO – Magnet Amien Rais, Masjid KH Ahmad Dahlan diserbu jamaah. Hal itu terjadi pada Pengajian Ahad Pagi yang diselenggarakan Masjid KH Ahmad Dahlan Gresik, Ahad (8/3/2020).
Ribuan jamaah memenuhi ruangan lantai satu dan dua serta selasar masjid. Juga di sisi selatan masjid yang digelar terpal untuk menampung limpahan peserta pengajian.
Seluruh tepat parkir penuh oleh deretan mobil dan motor. Sampai-sampai tanah kosong di sisi tenggara masjid juga dipakai sebagai lahan parkir. Juga di SPBU sebelah masjid.
Animo masyarakat yang tinggi ini tak lepas dari pamflet yang beredar sebelumnya di medsos. Isinya Amien Rais akan menjadi penceramah kali ini.
“Biasanya tak sebanyak ini,” ujar Prima Ari Rosyida, warga Perumahan Banjarsari Asri, Cerme, Gresik yang rutin mengikuti pengajian tiap Ahad pekan kedua ini, pada PWMU.CO.
Menurut dia, ini karena yang direncanakan mengisi adalah Amien Rais. “Teman-teman saya banyak yang datang hari ini. Padahal biasanya tidak. Bulan kemarin saat diisi Pak Anwar Abbas, juga lumayan yang hadir. Tapi tak sebanyak ini,” kata guru SD Muhammadiyah Manyar Gresik itu.
Amien Rais Berhalangan
Sayangnya Amien Rais berhalangan hadir karena ada keperluan mendadak ke Jakarta. Seperti disampaikan Ketua Takmir Masjid KH Ahmad Dahlan Gresik Anas Thohir.
“Lima hari sebelum hari H asisten Pak Amien Rais memberi info ke takmir bahwa nanti beliau akan ke Gresik melalui perjalanan darat,” terang Ustadz Anas, sapaannya, pada PWMU.CO, Senin (9/3/2020).
Bahkan, lanjutnya, info terakhir Amien Rais akan berangkat dari Yogyakarta Jumat (6/3/2020) pukul 22.00 WIB. Tapi akhirnya batal, karena mendadak harus ke Jakarta.
Saat itu pula takmir masjid melakukan rapat kilat. “Kita rapat kilat malam itu. Saya telpon Dr Zaitun Rasmin Lc. Dan kepastian beliau bisa hadir baru jam 12 malam,” kisahnya.
Karena itu takmir masjid tidak sempat memberikan klarifikasi pamflet sebelumnya yang sudah beredar luas alias viral di medsos.
Magnet Amien Rais Jamaah Membeludak
Membeludaknya peserta itu dibenarkan Anas Thohir. Bukan hanya dari Gresik. Jamaah datang dari Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Pasuruan, dan Surabaya.
“Jika Allah cinta hambanya, maka hamba itu di cintai manusia,” begitu komentar Anas Thohir mengenai banyaknya peserta yang ingin mendengar ceramah Amien Rais.
Banyaknya peserta juga berpengaruh pada sarapan pagi menu soto ayam yang disiapkan panitia. Semuanya habis. “Kami sudah siapakan 1600 porsi,” ungkap Ustadz Anas. Itu dua kali lipat porisi yang biasanya disediakan.
Ceramah KH Muhammad Zaitun Rasmin
Sebagai pengganti Amien Rais, takmir masjid mengundang KH Muhammad Zaitun Rasmin, Wakil Sekretaris Umum MUI. Meski tahu Amien Rais batal hadir, tapi jamaah tetap mengikuti pengajian.
“Sekalipun Pak Amin mboten rawuh (tidak hadir), alhamdulillah jamaah terobati dengan hadirnya Ustazd Zaitun yang juga menjadi pemateri Damai Indonesiaku di salah satu televisi swasta nasona,” kata Ustadz Anas.
Ketua Umum Wahdah Islamiyah yang biasa dipanggil dipanggil Ustadz Zaitun itu mengajak jamaah, khususnya warga Muhammadiyah Gresik untuk berjihad dan beramar makruf nahi mungkar.
“Sebagai Muslim punya tanggung jawab terhadap Islam dan kaum muslimin sebagaimana hadits Nabi SAW, ‘Barang siapa yang tidak memperhatikan urusan kaum Muslimin maka tidak termasuk dari golongan kaum Muslimin’,” ungkapnya.
Selanjutnya dia mengatakan, secara umum perjuangan di jalan Allah SWT adalah kewajiban setiap orang yang mengaku beriman, sebagaimana ditegaskan dalam surat Al Hujurat ayat 14.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”
Dia menegaskan, sifat orang beriman adalah berjuang di jalan Allah SWT. “Jadi mukmin yang sesungguhnya adalah pejuang, peduli pada islam dan peduli pada nasib kaum muslimin,” ujarnya
Oleh karena itu, lanjutnya mari kita kukuhkan dan teguhkan kembali, kuatkan lagi, tingkatkan semangat juang untuk berjihad fi sabilillah. “Jadi Jihad merupakan salah satu ajaran Islam yang sangat penting,” tuturnya.
Ustadz Zaitun juga menyinggung soal wacana menghilangkan kata ‘jihad’ dalam kurikulum sekolah. Menurutnya, usulan seperti itu karena tidak memahami makna jihad. (*)
Penulis M. Yazit Nurkhafidhi. Editor Mohammad Nurfatoni.