PWMU.CO – Sate Pilus buatan chef cilik Play Group Tunas Aisyiyah PPI menjadi salah satu daya tarik Kegiatan Tengah Semester (KTS) II. Cooking class ini digelar dua hari, Senin (9/3/20) untuk kelompok 1 dan Selasa (10/3/20) untuk kelompok 2.
Kepala Play Group Tunas Aisyiyah Perumahan Pongangan Indah (PPI) Nurhana SSos mengatakan, Sate Pilus ini termasuk makanan tradisional berbahan ubi.
“Kami ingin mengenalkan makanan tradisional kepada anak- anak dan menekankan bahwa makanan yang sederhana pun akan memiliki cita rasa yang lezat dan punya nilai gizi yang cukup baik,” jelasnya.
Ia menambahkan, Sate Pilus dipilih karena cara pembuatannya yang mudah, bahan mudah didapat, dan anak-anak bisa mengikuti semua proses pembuatannya. “Aku nanti mau ikut goreng pilusnya bunda,” seru Muhammad Abidzar Alghifari, salah satu siswa kelompok 1.
Cara Membuat Sate Pilus
Salah satu guru Rizki Anzasari SPd mempraktikkan cara membuat pilus sambil menjelaskan kepada siswanya. Ia menyampaikan, bahan dan alat yang diperlukan adalah ubi, tepung, gula, minyak, dan tusuk sate. “Jangan lupa menggunakan sarung tangan ya,” ujarnya sambil menunjukkan barangnya.
Ia kemudian menghaluskan ubi yang telah direbus, lalu dengan cekatan mencampurkan gula dan diaduk sampai rata. “Jika manisnya dirasa sudah cukup, maka tambahkan terigu, lalu aduk sampai merata dan tidak ada adonan yang menggumpal,” lanjutnya.
Setelah ditunjukkan cara membuatnya, para siswa berkesempatan untuk ikut mengolah adonan ubi, gula, dan tepung menjadi Sate Pilus. Dengan dibantu para guru, adonan tersebut dicetak bulat, kemudian digoreng dalam wajan berisi minyak yang telah dipanaskan.
Setelah matang, bulatan ubi tadi ditusuk seperti sate dan dikemas di dalam mika untuk dibawa pulang sebagai hasil karya dari kegiatan cooking class.
Livia Niraniwati, ibu dari Kirana Aulia Syafitri mengatakan, setelah pulang dari sekolah, putrinya tak sabar minta dibukakan wadah mikanya. “Ini pilus buatanku, rasanya enak ma,” tulisnya menirukan ucapan anaknya, melalui pesan WhatsApp yang dikirimkan ke salah satu gurunya.
Ia mengaku awalnya tidak boleh mencoba pilus buatan putrinya di sekolah. Namun setelah bberapa saat, putrinya pun mengizinkannya mencicipi. “Ternyata rasanya memang enak,” ungkapnya senang. (*)
Penulis Rahmi Yuliastutie. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.