PWMU.CO – Muhammadiyah harus mengambil bagian dalam rangka ikut membantu mewujudkan bangsa yang berkemajuan, yang tentu saja diawali dengan lahirnya warga Muhammadiyah yang berkemajuan. Demikian salah satu poin yang disampaikan Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, DR Abdul Mu’ti, dalam Pengajian Dua Bulanan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kab. Malang, di halaman kantor kecamatan Wajak, (7/8).
Dalam ceramahnya di hadapan 1.200 jamaah, Mu’ti secara gamblang menjelaskan 5 prinsip yang menjadi penanda warga Muhammadiyah yang berkemajuan. “Iman itu tidak cukup hanya dibatin saja, dieling saja, tetapi harus diwujudkan dalam perbuatan,” jelasnya tentang ciri pertama, keimanan yang melahirkan amal shaleh. “Amal kita biar berguna harus dilandasi oleh iman. Hidup manusia akan bermanfaat jika melakukan amal shaleh.”
(Baca juga: Muhammadiyah dan NU adalah Penopang Kemajuan Bangsa dan Jangan Pertentangkan Perbedaan Muhammadiyah dan NU!)
Prinsip yang kedua adalah al-birr, berbuat baik. “Di manapun warga dan Muhammadiyah, maka disana menebar kebaikan. Ada amal-amal usaha yang dijalankan demi kebaikan kehidupan manusia”.
Sementara ciri yang ketiga adalah fastabiqul khairat, berlomba dalam kebaikan. Berfastabiqul khairat itu, tambah Mu’ti ada beberapa tingkatan. “Pertama, kita hendaknya menjadi yang terbaik jika senantiasa berbuat baik. Bukan hasil pencitraan,” jelasnya. Yang kedua adalah “akstaru ‘amalan”, kebaikan yang diciptakan itu kebaikan yang banyak dengan cara memperbanyak amal-amal usaha.
(Baca juga: Tipe-Tipe Warga Muhammadiyah versi Abdul Mu’ti dan Berapa Gaji Guru Sekolah Muhammadiyah? “6 Koma”, begitu Kata DR Abd. Mu’ti)
Selain itu, fastabiqul khairat juga “ahsanu ‘amalan”, kebaikan yang mempunyai keunggulan. “Keunggulan menjadi daya tarik bagi semua orang. Unggul secara pribadi maupun unggul dalam semua usaha, termasuk pendidikan,” jelas pria yang juga Ketua Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah itu.
Ciri warga Muhammadiyah berkemajuan yang keempat adalah suka bekerja sama. “Supel, luwes dan luwas. Jika ada orang Muhammadiyah kok kaku, saklek, tidak pernah bergaul, maka perlu dipertanyakan. Orang Muhammadiyah suka bekerjasama dan bergandengan tangan dengan siapapun. Tidak membeda-bedakan suku, ras, dan sebagainya.”
(Baca: Begini Buruknya Perumpamaan Harta yang Tak Disedekahi Menurut Ketua PP Muhammadiyah, dr Agus Taufiqurrohman dan Indahnya Penampakan Pemenang Lomba Hias Tumpeng Aisyiyah)
Ciri berkemajuan yang terakhir adalah suka berderma, orang Muhammadiyah suka bersedekah. Derma atau sedekah, tegas Mu’ti, dua hal yang menjadikan Muhammadiyah terus berkembang dan selalu maju dalam setiap langkahnya.
Sebelumnya, ketua PDM Kabupaten Malang, Mursidi MM, dalam sambutannya menyampaian berbagai kebijakan PDM. Diantaranya adalah pergantian kepala sekolah sebagai upaya untuk melakukan regenerasi dan refreshing kepemimpinan agar keberlangsungan sekolah Muhammadiyah dapat terjaga dengan baik. (ridlo)