PWMU.CO– Kepala TK dan Kelompok Bermain Aisyiyah se Kabupaten Gresik mengikuti Workshop Peningkatan Kapasitas Pengembangan Organisasi di Aula Sang Pencerah Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) Jl. Sumatera 101 GKB, Selasa (10/3/20).
Workshop ini merupakan program pengabdian masyarakat Fakultas Psikologi UMG bekerja sama dengan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Gresik.
Dekan Fakultas Psikologi UMG Nadhirotul Laily MPsi dalam sambutannya mengatakan, program pengabdian masyarakat merupakan salah satu bentuk Tri Dharma Pergururuan Tinggi yaitu Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, Pengabdian kepada masyarakat.
Workshop untuk kepala TK dan Kelompok Bermain ini, sambung Laily, merupakan bentuk pengabdian masyarakat kepada lingkungan sekitar di kampus.
Dijelaskan, Fakultas Psikologi ada dua tim yang diterjunkan. Pertama, Idha Rahayuningsih SPsi MPsi, Ima Fitri Solichah SPsi MA dan Dr Asri Rejeki MM Psi bekerja sama dengan TK/Kober Aisyiyah se-Kabupaten Gresik.
Kedua terdiri dari Nadhirotul Laily SPsi MPsi, Awang Setiawan W SPsi MPsi dan Prianggi Amelasasih SPsi MPsi bekerja sama dengan SMA /SMK Muhammadiyah se-Kabupaten Gresik.
Laili yang juga anggota Majelis Dikdasmen PDA Gresik berharap kepala TK dan Kober Aisyiyah untuk menerima dengan baik dan mengaplikasikan materi workshop ini di lembaga masing-masing.
Dia mengatakan, workshop ini penting untuk peningkatan kompetensi para kepala TK dan Kober agar lembaganya lebih berkembang dan berkemajuan.
Kuras Habis Ilmunya
Sementara Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Gresik Uswatun Hasanah SAg mengucapkan terima kasih atas program pengabdian ini. “Ini karena UMG adalah Amal Usaha Muhammadiyah yang sepatutnya bekerja sama dengan Aisyiyah,” ujarnya.
Menyitir surat al-Isra ayat 36, wa la takfu ma laisa laka bihi ilmun inna syam a wa albasara wal fuaada kullu ulaaika kaana ‘anhu mas’ula. “Kalau kita menjalankan sesuatu iku kudu ono ilmune, gak asal-asalan,” katanya.
Uswatun berpesan, kuras habis ilmu pemateri. ”Karena ini workshop luar biasa yang kalau kuliah butuh dua semester,” tuturnya. ”Kalau dua semester gratis dan kita tidak optimalkan itu rugi sekali.” (*)
Penulis Estu Rahayu Editor Sugeng Purwanto