PWMU.CO – Jangan panik hadapi wabah Corona. Pasrahkan segalanya kepada Allah. Semuanya tidak mungkin kecuali atas izin Allah. Kita berikhtiar saja.
Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jombang Drs H Abdul Qodir Jaelani saat menjadi pemateri pada ‘Pengajian Rahmatal Lil’alamin’.
Pengajian ini diselenggarakan oleh Takmir Masjid At-Taqwa Sumberrejo, Bojonegoro, Ahad (15/3/2020).
Abdul Qodir Jaelani mengawali ceramahnya dengan mengajak para jamaah untuk mensyukuri nikmat Allah. “Mudah-mudahan kita dijauhkan dari segala penyakit, termasuk Virus Corona yang lagi hits saat ini,” ujarnya.
Jangan Panik Corona
Mari kita jadi mukmin, lanjutnya, yang sungguh-sungguh. Jangan jadi orang yang panik. Virus corona terjadi dengan izin Allah. Sebagaimana firman Allah dalam al-Quran surat at-Taghabun ayat 11:
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah,” sitirnya.
Kemudian Abdul Qodir Jaelani berkisah tentang istri Firaun. Asiyah binti Muzahim, istri raja Firaun yang shalehah, pernah dimasukan oleh Firaun ke kandang singa.
“Meskipun singanya beberapa hari tidak diberi makan, tetapi karena belum mendapatkan izin Allah, akhirnya singa tersebut, meskipun lapar, tidak memakannya,” ungkapnya.
Umat Islam setiap hari diperintahkan Allah bersuci. Di hidung kita ada filter yang menetralisir segala debu dan penyakit.
“Waktu wudhu, kita menghirup air ke hidung, kemudian dikemproskan setiap hari, itu luar biasa bersihnya. Betapa hebatnya Islam 1400 tahun yang lalu sudah mengajarkan kebersihan kepada dunia,” terangnya.
“Corona dikirim Allah ke bumi mungkin karena kesombongan manusia, bisa juga karena kezhaliman kita. Semoga Allah membebaskan diri kita dari segala penyakit,” jelasnya.
Keutamaan Bulan Rajab
Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antara bulan hijriyah yang termasuk dimuliakan Allah itu diantaranya ada empat bulan, tiga bulannya berturut-turut. “Yakni Dzulqaidah, Dzulhijah dan Muharram. Satu bulan lagi adalah bulan Rajab,” urainya.
Tetapi orang Jawa, sambungnya, menyebutnya bulan ‘olo, nyesel-nyeseli barang seng kolo’. Akhirnya banyak orang Jawa malah tidak digunakan untuk kegiatan, aktivitas atau pun hajatan, orang Jawa nyebut bulan sial.
“Sama dengan kalau saya mau ke Sumberrejo tadi lewati Gunung Pegat, umpama saya lewat Surabaya, itu gendeng namanya,” ujarnya disambut tawa jamaah.
Bulan Rajab, lanjutnya, menjadi tempat terbaik untuk melakukan amalan-amalan kebaikan. Oleh sebab itulah, banyak-banyaklah umat Islam untuk menjalankan ibadah puasa sunah, shalat Dhuha dan shalat Witir. “Contoh puasa sunah di bulan Rajab, pahalanya seperti puasa selama 1000 tahun,” tuturnya. (*)
Penulis M Shofi. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.