PWMU.CO – Majelis Pustaka Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur tidak mau setengah hati dalam menebar ilmu dan menebar manfaat kepada sesama, khususnya dalam dunia tulis menulis buku. Itu dibuktikan dengan diselenggarakannya Workhsop Penulisan Buku level nasional di SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang.
Workshop yang diadakan selama dua hari, (12-13/8) ini “ditukangi” langsung Wakil Ketua PWM Jatim Bidang Majelis Pustaka dan LSBO Prof Imam Robandi, Ketua Majelis Pustaka Jatim Mulyana, MPsi, dan Tim Andi Publisher Yogyakarta. Acara tersebut diikuti 103 peserta yang berasal dari berbagai daerah. Tidak hanya dari Jawa Timur saja, tetapi juga dari Samarinda, Bali, Banten, Jakarta, Depok, Magelang, dan Pekalongan.
(Baca: Jika Kader Muda Muhammadiyah Mencari Makna Hidup dan Ketum PP Muhammadiyah Launching 4 Buku dalam Kajian Ramadhan)
Ketua Panita Workhsop Penulisan Buku Pahri MM dalam pidato pembukaan menyampaikan, workshop penulisan buku ini akan menjadi momen berharga yang tak terlupakan. Dia memotivasi peserta agar memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dalam mengikuti acara.
”Workshop ini terus berlanjut, jaga silaturrahmi, bila perlu langsung minta dibimbing Prof Imam dan Pak Mulyana sampai itulisan Bapak/ Ibu benar-benar jadi sebuah buku,” kata Pahri yang juga Sekretaris Majelis Pustaka PWM Jatim dan Kepala SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, Malang.
Ketua Majelis Pustaka PWM Jatim Mulyana mengatakan, setiap pribadi harus punya semangat, mau dan mampu untuk menebar manfaat pada orang lain. Salah satu caranya adalah lewat menulis buku. Karena orang bijak, kata Mulyana, selalu meninggalkan jejak melalui karya tulisan berupa buku.
(Baca: Sukses Mahasiswa UMM Tulis 8 Buku dan Ketika ‘Kasih Ilahi Tak Bertepi’ Membuat Air Mata Bercucuran)
“Kuncinya sederhana, bersemangat untuk menebar ilmu, ciptakan kemauan dan langsung tulis, tulis, dan tulis, selesai,” ucap Mulyana yang telah menulis 54 buku dengan penerbit Erlangga dan Gramedia itu.
Senada dengan itu Prof Imam mengatakan, menulis sangatlah penting. Karena dengan menulis berarti ikut menyongsong peradaban. Guru besar ITS itu menegaskan agar bisa menjadi penulis, peserta workhop harus setia untuk mengikuti tahapan menjadi penulis. Seorang penulis harus menjadi pendengar dan pembaca yang baik.
”Karena yang pandai menulis adalah dia yang pandai mendengar dan membaca. Membaca apa saja, lingkungan, buku, dan sebagainya. Ayo menulis,” tukasnya. (mly/aan)