PWMU.CO-Corp Mubalighat Aisyiyah Jawa Timur mengadakan pertemuan ke 10 berlangsung di Panti Asuhan Budi Mulia Banyuwangi, Sabtu-Ahad (14-15/3/2020).
Hampir semua perwakilan PDA hadir. Panti asuhan yang terletak di Jl Sutawijaya ini membuat takjub peserta ibu-ibu Aisyiyah ini. Fasilitas berasa di hotel. Bersih dan nyaman.
Tepat pukul 14.00, acara pembukaan dimulai. Dalam sambutannya Ketua PDM Banyuwangi Dr H Mukhlis Lahudin memberikan iftitah.
”Warga Aisyiyah itu sosok yang luar biasa. Isuk-isuk umbah-umbah. Korah-korah. Momong putu utawa wayah. Bengi digugah sawayah-wayah. Itu yang dicari apa?” kata Mukhlis dengan logat Jawa Banyuwangi dan gaya yang kocak membuat tertawa semua yang hadir.
Aisyiyah itu perkerjaannya jelas tapi bayarane yang ga jelas, sambungnya, tetapi satu yang pasti yang diharapkan warga Aisyiyah yaitu ridlo Allah,” tambah Mukhlis. Kembali hadirin tertawa sambil berucap aamiin.
Mukhlis menambahkan, kekompakan dalam rumah tangga menjadi kunci kesuksesan. Jalan menjadi mudah. Ada perbedaan perjuangan perempuan dan laki -laki.
”Mari kita mengingat lagi perjuangan Bunda Hajar. Berlari dari Shafa dan Marwah. Apa yang didapat dari perjuangan beliau. Air Zamzam. Demikian juga dengan Aisyiyah. Apa yang dicari Aisyiyah ketika sibuk mengurusi rumah dan Aisyiyah. Dari sekolah ke Aisyiyah lagi. Nopo ibu-ibu?” tanya Mukhlis.
Serempak yang hadir menjawab Zamzam. Zamzam yang dimaksud adalah menemukan kegembiraan.
Mukhlis menyampaikan, ada fenomena mengagumkan sekaligus mengkhawatirkan yang terjadi di Muhammadiyah akhir-akhir ini.
”Yang menggembirakan adalah maraknya amal usaha Muhammadiyah. Akan tetapi yang mengkhawatirkan adalah ada kecenderungan anak cucu tidak tertarik untuk mengikuti jejak orangtua berjuang di Muhammadiyah atau Aisyiyah,” tandasnya.
Sementara di luar kita, ujar dia, orang lain ingin mengurusi AUM kita. Sedangkan di dalam sebagian kita tidak mau menjadi pimpinan. Guru dan dosen sangat giat di sekolah atau Universitas Muhammadiyah. ”Akan tetapi malas bergiat di persyarikatan. Idealnya aktif di AUM harus aktif di persyarikatan,” tandas Mukhils.
Pembicara Prof Dr Syafiq Mughni menyempatkan memberikan pencerahan Islam Wasathiyah dalam konteks budaya. Sesuai dengan tema.
Penulis Humaiyah Editor Sugeng Purwanto