PWMU.CO – Krayahan di Hizbul Wathan (HW) Camp tiga sekolah Kecamatan Manyar berlangsung seru dan meriah, Jumat (13/3/20).
Sejumlah 117 siswa dan puluhan guru pembina dari tiga sekolah se-Kecamatan Manyar Gresik makan dengan tradisi krayahan di Semen Indonesia Camping Ground, Gresik.
Kegiatan HW Camp itu berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu (13-14/3/20) diikuti Qabilah SD Muhammadiyah Manyar (SDMM), MI Muhammadiyah 1 Gumeno (Mimsagum), dan MI Muhammadiyah 2 Karangrejo (Mimdaka).
Krayahan alias makan bersama di atas nampan, menjadi kesan tersendiri bagi para peserta, khususnya mereka yang baru kali pertama melakukan. Mereka tampak senang dan gembira sambil membawa nampan berisi nasi lengkap dengan sayur, lauk, dan buah.
Salah satu panitia HW Camp Indah Nur Rahmawati mengatakan, setiap nampan sudah disesuaikan porsinya dengan jumlah anggota tiap regu.
Panitia menata nasi secukupnya di atas nampan, ayam bumbu, dan tahu crispy. Tak lupa sayur krawu yang terdiri dari kacang panjang, tauge, dan kol yang dicampur dengan bumbu kelapa disajikan di atas nasi.
Ia mengatakan, cara ini dilakukan agar anak-anak merasakan kebersamaan saat makan bersama dalam satu nampan yang besar. ‘’Selain untuk menumbuhkan rasa solidaritas antarteman, mereka juga saling menghormati dan menghargai,’’ tuturnya.
Kesan Siswa saat Makan Krayahan
Salah satu peserta dari Qobilah SDMM Muhammad Khalifi Qushoyi Fathamdi mengaku senang dengan cara krayahan. ‘’Makan bersama dalam satu nampan rasanya seru dan nikmat,’’ ungkapnya tertawa.
Ia menambahkan, teman-temannya sangat senang. “Apalagi selesai makan, nampan harus dikembalikan dalam keadaan bersih, jadi kita beramai-ramai mencucinya,’’ tutur siswa kelas V Thariq bin Ziyad ini.
Selain itu, Muhammad Firzan Akbar Fauzi, peserta lain mengatakan, makan bersama di HW Camp melatih sifat adil. Menurutnya, dari makanan di nampan, mereka harus bisa membagi agar makanan tidak berlebihan. “Jangan sampai teman kita tidak kebagian,’’ ungkapnya.
Lucunya saat makan, kata dia, harus bergantian mengambilnya. “Kadang juga saling berebut ikan dan sayur, tapi semua akhirnya kebagian,” ujarnya. (*)
Penulis Musyrifah. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.