PWMU.CO – Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan menjadi Rumah Sakit Muhammadiyah pertama yang telah tersertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) setelah berhasil meraih sertifikat halal dari MUI pada Bulan Februari 2016. Ini merupakan suatu wujud dalam melaksanakan komitmen terhadap konsep rumah sakit muhammadiyah yang unggul dan islami.
Konsep layanan yang berbasis islami tidak hanya berfokus pada pelayanan medisnya saja. Tetapi juga pelayanan kebutuhan rohaniah bagi customer, pelayanan nutrisi terhadap customer yang juga menjadi penting untuk diperhatikan kehalalanya serta manajemen keuangan yang harus dikelola secara syari’ah.
(Baca: Ternyata, Ada 4 Tokoh Muhammadiyah Jatim yang Diabadikan sebagai Nama Rumah Sakit Pemerintah!)
Acara launching sertifikat halal MUI itu dibuka langsung oleh direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan dr.Hj. Umi Aliyah, MARS. ”Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan adalah rumah sakit Muhammadiyah pertama yang mengawali sertifikasi halal oleh MUI pada layanan instalasi gizinya. Berhubung letaknya berada di wilayah bagian timur, maka boleh saya ibaratkan rumah sakit Muhammadiyah Lamongan ini seperti sang surya yang terbit dari timur.” Ungkap dr.Umi dalam sambutanya.
Setelah dibuka rangkaian acara launching Halal MUI yang dilaksanakan pada Sabtu 13 Agustus 2016 di Auditorium Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, dilanjut dengan pemotongan pita secara simbolis oleh PDM Lamongan yang diwakili oleh H.Kasuwi Thorif. Kemudian dilanjutkan dengan seminar “Pentingnya Terapi Nutrisi Dalam Kesembuhan Pasien”. Seminar tersebut dihadiri oleh Prof.DR.H. Sugijanto. M.S (Ketua LPPOM MUI Jawa Timur).
(Baca: Rumah Sakit Muhammadiyah Se-Jatim Akan Kembangkan Software Canggih Pengolah Data Strategis)
“Di dalam konteks pemberian nutrisi bagi pasien, yang perlu diperhatikan adalah halal dan thoyibah. Makanan yang dikonsumsi pasien harus halal, agar do’a yang dipanjatkan oleh pasien ini bisa diterima oleh Allah SWT. Sedangkan Thoyibah itu maksudnya adalah kebaikan dari makanan yang diberikan kepada pasien. Mul
ai dari pemilihan bahan, kemudian cara mengolah/memasak, sampai pada perhitungan kebutuhan nutrisi pasien, itu harus pas. Tidak boleh lebih atau bahkan kurang, agar makanan yang dikonsumsi pasien menjadi nutrisi yang membantu kesembuhan pasien,” Lanjut Sugijanto.
Selain mendatangkan Ketua LPPOM MUI Jawa Timur, dalam seminar tersebut juga menghadirkan dr. Hidayat Wiriantono, M.Kes. DFN. Sp.GK, Sekretaris PDGKI Jawa Timur. Dia fokus pada pembahasan tentang urgensi nutrisi dalam kesembuhan pasien dari sudut pandang medis. Selain itu, hadir pula Agus Sri Wardoyo, SKM, Ketua PERSAGI Jawa Timur yang dalam kesempatan tersebut membahas terkait tentang Keamanan Pangan (Pengolahan Nutrisi Berorientasi pada Pasien Safety).
Rangkaian acara launching Halal MUI tersebut dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan dengan BRI Syari’ah sebagai komitmen Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan dalam pengelolaan manajemen keuangan dengan konsep yang syari’ah. (bayu/ilmi)