PWMU.CO-Pondok Darul Quran Yosowilangun dikunjungi Lazismu Lumajang, Rabu (18/3/2020). Tim fundraising Lazismu yang hadir Lutfi Choiron dan Kuswantoro.
Menurut Lutfi, silaturahim itu untuk diskusi menjajaki pengembangan Kantor Layanan Lazismu di PCM Yosowilangun. Dia berharap pengasuh Pondok Pesantren Tahfidh Muhammadiyah Darul Quran Desa Yosowilangun Kidul Lumajang ini bisa membantu mengenalkan dengan tokoh masyarakat setempat.
Dalam pertemuan itu hadir Ketua PCM Yosowilangun Ustdaz Satun dan pimpinan lainnya Ustadz Zainal Abidin SPd. Mereka mendiskusikan potensi fundraising Lazismu dari warga Muhammadiyah dan umat muslim daerah ini.
Zainal Abidin mengatakan, Pondok Pesantren Tahfidh Muhammadiyah Darul Quran ini berdiri di tanah waqaf dari Hj Sri Wahyuni. Luas tanahnya 6.000 meter persegi.
”Pondok Quran ini menjadi salah satu amal usaha PCM Yosowilangun yang dipersiapkan sebagai sekolah kader dan mujadid Muhammadiyah,” katanya.
”Lulusannya memiliki kemampuan di bidang tahfidhul Quran sehingga ke depan Muhammadiyah memiliki kader yang militan dan mengembangkan dakwah Islam yang sesuai dengan al-Quran dan sunah,” tuturnya.
Dia menambahkan pondok pesantren yang diresmikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir pada tanggal 8 Februari 2020 ini juga diharapkan menjadi pusat pendidikan kader persyarikatan, umat dan bangsa.
Karenanya lembaga pendidikan Islam ini, sambung, membekali santri dengan wawasan keilmuan dan keislaman yang memadai sehingga lulusanya mampu berkontribusi nyata di tengah masyarakat.
Visi Misi Pondok Darul Quran
Sementara Ustadz Satun menambahkan, Ponpes Tahfidh Darul Quran ini membawa visi terwujudnya generasi Qurani yang memiliki akidah salimah, kaffaah syariah sahihah dan akhlakul karimah.
Misinya membekali generasi Islam dengan hafalan al-Quran, membentuk generasi Qurani yang kuat akidahnya, menyelenggarakan pendidikan yang mengarah penerapan ibadah sahihah, menyiapkan generasi Qurani.
”Mudah-mudahan dengan visi misi tersebut kami di jajaran PCM bisa menjadikan ponpes Darul Quran bisa maju dan menjadi percontohan,” tuturnya.
Dia juga mengajak kepada warga persyarikatan untuk mendaftarkan putra-putranya yang sudah berusia 13 tahun sampai dengan 18 tahun untuk menjadi santri. ”Kalau bukan kita siapa lagi yang akan membesarkan persyarikatan ini,” ungkapnya.
Dijelaskan, di ponpes ini juga ada kegiatan ekstrakurikuler muhadharah, Tapak Suci serta futsal untuk melatih jasmani para santri sehingga antara rohani dan jasmani seimbang. (*)
Penulis Kuswantoro Editor Sugeng Purwanto