Satu komando RS-klinik Muhammadiyah Lamongan hadapi wabah Corona ini dikoordinasi oleh MPKU PDM Lamongan. RSML terapkan SOP baru.
PWMU.CO – Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan mengadakan rapat koordinasi penanganan atas meningkatnya penyebaran Corono Virus Disease 2019 (Covid-19)
Rapat yang melibatkan MPKU PDM Lamongan bersama direktur rumah sakit dan kepala klinik Muhammadiyah se-Kabupaten Lamongan ii digelar di Kantor MPKU lantai 5 Gedung AR Fachrudin Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan, Sabtu, (21/3/20).
Ketua MPKU Lamongan dr Abdul Manaf mengatakan. Muhammadiyah tentu ingin berkontribusi membantu pemerintah. Dalam hal ini bagaimana kita ikut menanggulangi pandemi Covid-19 ini.
“Tentu ada satu langkah, pola pikir, dan persepsi yang sama, yang harus dilakukan satu komando Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui MPKU,” ujarnya.
Maka, lanjutnya, informasi-informasi tentang AUM (amal usaha Muhamamdiyah) di bidang kesehatan kita satu payung dalam persyarikatan kita harapakan satu pemikiran.
Dia mengharapkan kesiapsiagaan dari klinik dan rumah Sakit Muhammadiyah se-Lamongan jangan sampai lengah. “Pada kesempatan ini kita sharing kemudian kita mendapat suatu kesepakatan dan kotmitmen bersama langkah preventiv dan promotiv yang harus dilakukan untuk memberi manfaat pada masyarakat,” ujarnya.
Kesiapsiagaan RSML, sambungnya, sebagai salah satu RS rujukan, tentu kita ingin tahu sejauh mana kesiapan SDM-nya, sarana prasarana, alat pelindung diri (APD), SOP-nya maupun regulasi-regulasi yang sudah dilakukan. “Sehingga kita akan mampu mensosialisasikan di tengah-tengah masyarakat kita,” harapnya tentang satu komando RS-klinik Muhammadiyah Lamongan hadapi wabah Corona.
SOP Baru di RSML
Sementara itu Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan (RSML) dr Umi Aliyah mengatakan RSML salah satu RS dari 46 RS di Jawa Timur yang ditunjuk oleh Gubernur Jatim Khofiah Indar Parawansa sebagai RS rujukan Covid-19. “Dan di Lamongan ini selain RSML ada RSUD Soegiri,” kata Umi.
Maka, ujarnya, RSML sudah merencanakan alur-alur dan juga ruangan yang dipakai menerima pasien orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan (PDP).
Dokter Umi menjelaskan, dalam membuat standar prosedur operasional (SPO), yang awalnya semua ODP dan PDP masuk melalu pintu 1. Setelah berjalan beberapa hari ternyata ada kepanikan dari petugas. “Karena alat pelindung diri (APD) yang yang bentuknya astronot belum siap,” ungkpanya.
Sehingga, sambungnya kemudian membentuk Tim khusus Covid-19 RSML yang diketuai dr Riyana Retno Widyastuti SpPK dan wakilnya dr Yuhdiahdan. Dibantu dr Ganis Thahyono SPP yang menegakkan diagnosa semua pasien ODP.
Pasien batuk pilek yang ditenggarai dengan riwayat diperiksanya di luar ruangan yaitu di pintu 4 yang sudah disiapkan tenda-tenda.
“Jadi kita siapkan petugas baik dokter maupun perawat dan petugas yang lain. Untuk pintu 3 kami tutup, sedangkan pintu 1 khusus pasien kegawat daruratan yang akan menjalani rawat inap,” terangnya.
Selanjutnya pintu 2 hanya untuk keluar masuk karyawan dan juga tamu. Semuanya pakai termometer. “Kemudian pintu 4 digunakan pasien yang akan mendaftar dan penunggu pasien rawat inap yang dibatasi untuk 2 orang penunggu saja,” jelasnya.
Rapat yang berlangsung pukul 10.30-12.50 WIB ini dihadiri oleh empat anggota MPKU PDM Lamongan, serta tiga RS Muhammadiyah yaitu RSML, RS Muhammadiyah Babat, RS Umum Muhammadiyah Babat. Dan delapan Klinik Muhammadiyah yaitu Blimbing, Brondong, Parengan, Dekat, Keduyung, Solokuro, Sugio, dan Modo. (*)
Penulis Slamet Hariadi. Editor Mohammad Nurfatoni.