PWMU.CO – Begini cara asyik belajar Matematika diikuti 50 guru SD/MI Muhammadiyah se-Kabupaten Sidoarjo, Rabu (18/3/20), di Aula SD Ikrom, Wage, Sidoarjo.
Seharian penuh, mulai pukul 08.00 hingga 16.00 para guru mengikuti pelatihan yang diadakan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Swasta (MKKS) SD/MI Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo itu.
Bendahara MKKS Siti Rahmawati SPd dalam sambutannya mengatakan, mengajar Matematika haruslah menyenangkan. “Guru harus menyenangkan saat mengajak siswa belajar Matematika. Selain juga harus mengenalkan konsep dengan benar,” kata Kepala SD Muhammadiyah 1 Waru, Sidoarjo tersebut.
Menurutnya, belajar matematika yang baik tidak melalui hafalan. “Karena yang benar adalah belajar menggunakan logika berpikir. Dengan cara itu, siswa dapat menyelesaikan beragam bentuk soal secara mandiri,” ungkapnya. Dengan cara itu pula, sambungnya, siswa dapat menyelesaikan berbagai masalah matematis dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pelatihan di SD Muhammadiyah 3 Ikrom tersebut, instruktur yang sekaligus pendiri Klinik Pendidikan Matematika (KPM) Ridwan Saputra MSi dijadwalkan hadir. Namun, karena berhalangan sakit, maka digantikan instruktur Teguh Imam Agus Hidayat MPd, yang juga dari KPM.
Sebelum pelatihan dimulai, Teguh Imam mengajak para guru untuk ice breaking. Mereka diuji konsentrasinya lewat permainan bilangan ganjil-genap. Para peserta tampak senang dan antusias.
Mengajar Matematika Tidak Marah
Menurut Teguh Imam, kunci dalam mengajar Matematika adalah membuat siswa senang terlebih dahulu. “Kalau sudah senang, materi akan mudah diterima siswa,” katanya.
Sedangkan yang harus dijauhi, lanjut dia, adalah mengajar Matematika dengan marah- marah. “Pasti ilmunya akan sulit diterima siswa karena guru tersebut tidak dapat rahmat Allah SWT,” paparnya.
Bagaimana cara mengantisipasinya? Pada awal pertemuan, kata Teguh Imam, guru dan siswa membuat peraturan yang disepakati bersama dan ditempel di kelas. “Jadi setiap kali mau mengajar tinggal mengingatkan peraturan itu terlebih dulu. JIka siswa sudah nurut, pasti guru tidak akan marah-marah,” ujar dia.
Pada kesempatan itu, Teguh Imam menyampaikan empat kiat sukses mengajar Matematika. Pertama, menurutnya, adalah mengondisikan siswa bahagia.
Untuk mendapatkan cara ini, lanjut dia, adalah memberikan ice breaking saat mengawali pelajaran. “Hal ini sekaligus untuk mengecek konsentrasi dan kesiapan siswa dalam belajar,” tuturnya.
Ada tips lain, agar ice breaking dapat bermakna bagi para siswa.”Harusnya sekolah menetapkan dalam sehari siswa hanya mengenal satu ice breaking. Perlu ada kesepatan antar guru pada hari itu,” ujarnya.
Jadi meskipun jumlah guru pengajarnya dalam sehari cukup banyak, kata dia, tidak akan membuat siswa melupakan materi yang akan dipelajarinya. “Agar siswa tidak malah mengingat bermacam-macam ice breaking,” katanya.
Cara kedua, menurut Teguh Imam, adalah banyak-banyak melibatkan panca indera, dikarenakan dalam satu kelas biasanya memiliki beragam gaya belajar. “Maka guru harus bisa mewadahi gaya belajar visual, auditori, hingga kinestetik,” pesannya.
Dia lalu memberi contoh ketika siswa belajar materi kecepatan. Agar ketiga gaya belajar itu terwadai, maka guru dapat meminta siswa berpasangan dua orang untuk melempar bola kelompok satu dengan lainnya.
“Buatlah jarak yang berbeda atau sama, maka siswa akan memahami bahwa kecepatan benda itu dipengaruhi jarak dan waktu,” terangnya. Melalui cara itu, siswa menjadi senang, tidak mudah lupa, dan membuat konsep Matematika dapat tertanam dengan baik.
Lalu berikutnya, cara ketiga, kata Teguh Imam, adalah dengan menggunakan benda-benda yang ada di sekitar. Cara tersebut cukup menghemat karena bahan-bahannya mudah didapat. “Sebab, belajar Matematika itu membutuhkan media agar lebih nyata. Dengan benda sekitar, siswa akan mudah menganalogikan permasalahan sehari-hari kemudian menemukan cara penyelesaiannya,” tuturnya.
Menghindari ‘Dua JP Polos’
Cara terakhir, menurutnya adalah menggunakan otak kanan dan kiri. Harapannya, ketika mengajar Matematika, guru akan terhindar dari istilah ‘Dua JP Polos’ atau dua jam pelajaran kosong, yang mengandung pengertian, siswa hanya mengingat apa yang disampaikan guru di lima menit awal dan akhir. “Selebihnya mereka ternyata lupa semua,” ujarnya sambil tergelak.
Maka, pesan dari Teguh Imam, para guru sering-seringlah mengajak siswa untuk ice breaking. “Selain itu, guru juga harus pintar mencari media dan mengonsep pembelajaran agar lebih bermakna,” ungkapnya.
Begini cara asyik belajar Matematika mengajarkan para guru kiat praktis dalam mengajar. Lebih dari itu, para peserta juga punya wawasan membentuk karakter pendidik yang seharusnya. (*)
Penulis Sonah. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.