PWMU.CO – Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) kedatangan tamu istimewa. Ketua NGO D-Care, Wuri Handayani PhD, Senin (15/8) pagi, berkunjung ke kampus yang berjuluk ‘Kampus Sejuta Inovasi’ ini.
Bukan hanya itu. Dosen senior dari Universitas Malaysia Perlis (UNIMEP) ini juga membawa ‘oleh-oleh’ yang istimewa. Selain bersilahturahmi, Wuri ternyata datang untuk memberi apresiasi dan penghargaan kepada UMSurabaya yang memberikan kuota beasiswa kepada mahasiswa dari kelompok disabilitas untuk menikmati pendidikan yang setara, khususnya untuk belajar di Fakultas Hukum (FH) UMSurabaya.
(Baca: UMSurabaya Berikan Beasiswa pada Tunadaksa dan Atlet dan Kunjungan 10 Difabel ke Sekolah Muhammadiyah)
Tamu istimewa ini langsung disambut Rektor Dr dr Sukadiono MM dan Wakil Rektor I, Dr A Aziz Alimul Hidayat MKes, beserta staf di Rektorat. Kepada UMSurabaya, Wuri menyarankan agar menciptakan iklim akademik yang inklusif, khususnya untuk menerima mahasiswa yang termasuk kelompok disabilitas agar dapat mengakses pendidikan tanpa terlewatkan. “Mulai dari bangunan fisik, software, hingga sikap dari seluruh sivitas akademika harus mencerminkan awareness kepada penyandang disabilitias agar dapat mengakses pendidikan dengan baik,” tutur Wuri yang sekarang sedang studi di Inggris dengan beasiswa World Bank.
Bagi pemakai kursi roda ini, UMSurabaya merupakan kampus pertama yang telah declare berkomitmen untuk menerima mahasiswa dari kelompok disabilitas. Dia berharap agar kuota beasiswa mahasiswa disabilitas ditingkatkan dan diperluas kepada fakultas lainnya. “Bahkan UMSurabaya dapat menjadi trigger untuk menjadi ‘kampus inklusif percontohan’ di Indonesia, baik PTN/PTM/PTS yang menerima mahasiswa dari kelompok disabilitas,” Wuri berharap. Saat ini UMSurabaya telah memberi beasiswa untuk lima (5) mahasiswa.
(Baca juga: Berbeda dengan Kampus pada Umumnya, Inilah Keunikan KKN UMSurabaya dan Mahasiswa UMSurabaya Terima Penghargaan Juara Inovasi Teknologi di HUT Surabaya)
Sukadiono menjelaskan bahwa program beasiswa pada kelompok disabilitas yang diberi nama Difabel Berdaya ini merupakan bentuk kontribusi UMSurabaya terhadap dunia pendidikan. “Bagi kami yang berusaha mengamalkan surat Al-Ma’un, orang yang berhak kita bantu bukan hanya yang tergolong fakir dan miskin saja. Kami juga harus mengangkat harkat mereka tertindas secara sistemik dan stereotype seperti para kalangan disabilitas ini,” ujarnya. (Dede)