Ibunda Jokowi wafat, Presiden kehilangan sosok besar dalam kehidupannya. Dalam ajaran Islam, ibu sangat mulia. Dalam tradisi Jawa, ibu adalah pepunden.
PWMU.CO – Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Ny Sudjiatmi Notomiharjo, ibunda Presiden Joko Widodo, tutup usia, Rabu (25/3) dalam usia 77 tahun.
Ny Sujiatmi meninggal pukul 16.45 petang. Joko Widodo yang bergegas ke Solo bersama istri tidak bisa melihat detik-detik terakhir kepergian sang ibunda.
Bagi Jokowi, ini merupakan kehilangan yang mendalam. Ia dikenal sangat dekat dengan sang ibu. Dalam berbagai peristiwa penting, Jokowi selalu menyempatkan diri untuk sowan kepada ibunya dan melakukan sungkem kepada sang ibu.
Dalam tradisi Jawa, seorang ibu disebut sebagai pepunden yang sangat dihormati. Dalam tradisi Islam pun seorang ibu mendapatkan derajat yang lebih tinggi dari seorang ayah sampai tiga derajat.
Hal itu tercermin dalam hadis shahih ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Siapa yang harus saya hormati, bapakku atau ibuku?” Rasul menjawab, “Ibumu, ibumu, ibumu.” Baru pada jawaban keempat Rasul menjawab, “Bapakmu.”
Sudjiatmi lahir pada 1943 dan menikah dengan Widjiatno Notomiharjo dan melahirkan empat anak, yang tertua adalah Joko Widodo. Selama hidup Widjianto dikenal sebagai pengusaha mebel, sebuah usaha keluarga yang kemudian diteruskan oleh anak mbarep, Joko Widodo.
Kedua orang tua Joko Widodo ini menjadi sasaran rumor dan isu selama proses pilpres 2019 yang lalu. Ada yang menyebut bahwa Joko Widodo anak seorang pengusaha China bernama Oey Hong Liong, tapi tidak ada bukti yang cukup meyakinkan mengenai hal itu. Keluarga Joko Widodo juga sudah tegas membantah kebenaran kabar burung itu.
Kabar-kabar burung mengenai silsilah Joko Widodo ini tertuang dalam buku Jokowi Undercover yang ditulis oleh Bambang Trimulyono. Dalam buku itu Bambang bahkan berani menyebut Jokowi telah memalsukan identitasnya, termasuk ibu Joko Widodo yang disebut bernama Sulami, yang oleh Bambang dituduh sebagai aktivis Gerwani, organisasi wanita onderbouw PKI.
Bambang Trimulyono, peternak ayam dan kambing dari Blora ditangkap polisi dan divonis tiga tahun pada 2017. Salah seorang pengusaha bernama Michael Bimo, yang disebut sebagai saudara Joko Widodo, juga menggugat Bambang Trimulyo karena menganggap data tersebut tidak berdasar.
Pandangan Sufisme
Meninggalnya sang ibunda akan menjadi kehilangan besar bagi Joko Widodo. Pengamat sufisme Jawa R. Wisnugroho menyebutkan bahwa sosok Ny Sudjiatmi hampir mirip dengan sosok Ny Kristiani Yudhoyono bagi SBY. “Waktu Bu Anie wafat pada 2019 Pak SBY sangat terpukul,” kata Wisnu, Rabu (25/3/2020).
Dalam konsep Jawa, kata Wisnu, istri disebut sebagai garwa atau sigaraning nyawa (belahan jiwa, Red). Dan kehilangan seorang istri sama dengan hilangnya separuh nyawa.
Ditambahkan Wisnu, bagi SBY, Anie bukan sekadar belahan jiwa. “Anie Yudhoyono sekaligus adalah confidante, orang kepercayaan, dan bahkan penasihat politik yang sangat berpengaruh bagi SBY,” ujar Wisnu.
Karena kehilangan Anie, SBY kemudian memutuskan untuk mengundurkan diri dari kehidupan politik praktis dan menyerahkan tampuk Partai Demokrat kepada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). “SBY sadar sepenuhnya bahwa sudah saatnya dia lengser keprabon dan madeg pandhito,” kata Wisnu yang juga praktisi tarikat.
Kehilangan istri dan confidante politik juga dialami oleh almarhum B.J Habibie yang sangat terpukul oleh kematian istrinya Ainun Habibie pada 2010. Sejak kematian Ainun, praktis Habibie menarik diri dari pergaulan sampai kemudian Habibie menyusul wafat pada September 2019.
Hal yang sama terjadi pada Pak Harto yang ditinggal mati oleh Bu Tien pada 1996. “Di kalangan pengamat politik kekuasaan Jawa Bu Tien disebut mempunyai wahyu keprabon, karena beliau keturunan Mangkunegaran,” ujar Wisnu.
Sejak Bu Tien meninggal, praktis Pak Harto kehilangan seorang penasihat politik terpercaya sampai akhirnya Pak Harto jatuh pada 1998. “Pak Harto bertahan sepuluh tahun sampai beliau wafat, Januari 2008,” kata Wisnu.
Ibunda Jokowi wafat, selamat jalan Bu! (*)
Penulis Dhimam Abror Djuraid. Editor Mohammad Nurfatoni.