Syukur dan Sabar Hadapi Wabah Corona. Teks khutbah Jumat ini ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais) di Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْد للهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ، وَمْنْ يَضْلُلُ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدُهُ لا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدَاً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، )يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ)، (يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً)، (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً).
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ خَيْرَ الْكَلَامِ كَلَامُ اللهُ تَعَالَى، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَة،ٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ.
Ma’aasyiral muslimin rahimakumullah!
Marilah kita bertakwa kepada Allah sesuai kemampuan kita masing-masing secara maksimal atau mastatha’tum. Karena meninggalkan apa yang dilarang hukumya harus tanpa ada toleransi.
Dalam kaidah ushul disebutkan al ashlu fin nahyi haramun yakni yang asal bahwa setiap yang dilarang itu adalah haram. Dan pasti di dalamnya mengandung mudharat yaitu sesuatu yang membahayakan baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, dan bahkan bisa jadi mudharat bagi masyarakat luas.
Ma’aasyiral muslimin rahimakumullah!
Sabar merupakan sifat utama bagi orang yang beriman. Karena dalam keadaan bagaimanapun bagi orang beriman itu semua adalah kebaikan.
Sebagaimana hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
عنْ أبي يَحْيَى صُهَيْبِ بْنِ سِنَانٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله ﷺ: عَجَباً لأمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَلِكَ لأِحَدٍ إِلاَّ للْمُؤْمِن: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خيْراً لَهُ. رواه مسلم
Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan RA berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Salama bersabda: “Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin itu. Sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya dan hal itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali oleh orang mukmin.
Jika diberi sesuatu yang menggembirakan, ia bersyukur, maka hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila ia ditimpa suatu keburukan (musibah) ia bersabar, maka hal itu juga baik baginya.”
Hadits di atas memberikan penjelasan bahwa sifat utama seorang mukmin dan mukminah adalah: pertama, ketika mendapatkan anugrah maka ia bersyukur, dan kedua, jika mendapatkan musibah ia bersabar.
Cara Beryukur saat Wabah Corona
Dengan bersyukur akan semakin ditambah kenikmatannya. Syukur berupa rezeki dan kesehatan. Syukur berupa sehatnya semua anggota keluarga dan lain sebagainya merupakan anugrah yang besar dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Makna syukur yang proporsional adalah pertama, menjaga dengan sebaik-baiknya kenikmatan tersebut.
Dalam kondisi saat ini, yakni mewabahnya Virus Corona Covid-19, makna menjaga di sini adalah supaya tidak keluar rumah atau stay at home sebagaimana anjuran pemerintah, agar virus ini tidak mudah menyebar ke setiap orang.
Termasuk menjaga imunitas anti body diri kita dengan mengkonsumsi makanan yang halalan thayyiban, yang bermanfaat bagi tubuh dan keluarga kita.
Dan tidak kalah pentingnya adalah usaha batin yaitu banyak berdzikir dan berdoa kepada Allah agar diselamatkan dari musibah ini.
Kedua, memanfaatkan anugerah tersebut dengan sebaik-baiknya untuk sesuatu yang bermanfaat. Khususnya dalam hal ini adalah menjaga hubungan baik sesama anggota keluarga di masa social distancing ini. Mungkin selama ini hubungan keluarga kita kurang berkualitas.
Demikian juga soal tarbiyah atau pendidikan dalam keluarga d masi isolasi diri ini. Perlu diciptakan dan ditingkatkan, sehingga orangtua benar-benar terlibat sebagai transfer ilmu dan akhlak kepada putra-putrinya.
Mereka harus lebih diperkuat nilai akidahnya sehingga bisa semakin mendekatkan anggota keluarga untuk bertakwa dengan taat beribadah serta berdoa selalu dalam setiap keadaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Sabar dalam Musibah Wabah Corona
Sifat utama seorang Mukmin ketika menghadapi musibah adalah bersabar. Wabah Covid-19 yang sekarang melanda dunia merupakan ujian dari Allah.
Maka sabar dalam hal ini adalah dengan diiringi ikhtiar dan tawakal. Sabar bukan berarti tanpa ikhitiar. Sikap sabar bukanlah sikap pasif yakni tidak berbuat apapa-aoa. Atau bahkan menerjang keadaan yang tidak baik.
Sabar itu tetap artinya resposif dengan penuh perhitungan. Maka sabar itu berarti tetap berikhitiar dengan maksimal terhadap keadaan yang ada. Dari sikap sabar inilah diharapkan kita dapat bangkit untuk menjadi lebih baik lagi.
Allah subhanahu wa Ta’ala sangat mengapresiasi bagi orang yang sabar itu. Dalam beberapa firman-Nya Allah menyampaikan:
….. إِنَّمَا يُوَفَّى ٱلصَّٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَيۡرِ حِسَابٖ ١٠
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (az-Zumar: 10)
وَٱصۡبِرُوٓاْۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ ٤٦
… Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (al-Anfaal: 46),
وَٱصۡبِرۡ وَمَا صَبۡرُكَ إِلَّا بِٱللَّهِۚ وَلَا تَحۡزَنۡ عَلَيۡهِمۡ وَلَا تَكُ فِي ضَيۡقٖ مِّمَّا يَمۡكُرُونَ ١٢٧
Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah … (an-Nahl: 127)
Sabar itu proaktif menyikapi keadaan. Tidak kemudian menjadikan murung dan bersedih hati yang berkepanjangan. Atau justru melakukan tindakan yang kontra produktif.
عَنْ أَبِي مُوسَى عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَيْسٍ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بَرِيءٌ مِنْ الصَّالِقَةِ وَالْحَالِقَةِ وَالشَّاقَّةِ. رواه البخاري
Dari Abu Musa abdillah bin Qais RA Bahwa Rasulullah SAW berlepas diri dari ash-Shaliqah (berteriak-teriak ketika terjadi musibah), al-Haaliqah (memotong-motong rambut ketika terjadi musibah, dan asy Syaqqah (merobek-robek baju ketika terjadi musibah).
Insyaallah, syukur dan sabar hadapi wabah Corona bekal terbaik.
بارك الله لنا فى القرآن العظيم ونفعنا بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل الله منا تلاوته واستغفروه إنه هو الغفور الرحيم
Khutbah Kedua
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه ومن ولاه. أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا رسول الله. معاشر المسلمين رحمكم الله أوصيكم وإياي بتقوى الله فقد فاز المتقون.
قال الله تعالى فى القرآن الكريم, أعوذ بالله من الشيطان الرجيم, إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا . اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات وقضي الحجات. لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفۡسًا إِلَّا وُسۡعَهَاۚ لَهَا مَا كَسَبَتۡ وَعَلَيۡهَا مَا ٱكۡتَسَبَتۡۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرٗا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَاۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ . رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ . لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ . رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٖ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا . عباد الله, إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ . ولَذِكْرُ اللَّهِ أكبر! أَقِمِ الصلاةَ.
Naskah Khutbah Jumat: Syukur dan Sabar Hadapi Wabah Corona (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.