PWMU.CO – Sebagai seorang Muballigh, khususnya Muhammadiyah, kita dituntut untuk tidak hanya pandai berceramah di atas mimbar saja. Namun juga diharuskan bisa memahami realitas yang ada di masyarakat. Tak cukup itu, para Muballigh juga harus berkompeten dan bisa berkontribusi, serta berperan nyata untuk membantu persoalan umat.
Dalam Raker Majelis Tabligh PDM Kota Surabaya di Trawas, Mojokerto, Ahad lalu, Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Timur Muhammad Sholihin menyampaikan, ada tujuh peran yang harus diperankan atau dijalani oleh para Muballigh Muhammadiyah.
Pertama peran sebagai “Educator”. Sholihin menjelaskan, Muballigh Muhammadiyah harus memiliki kemampuan untuk mendidik dan membimbing masyarakat supaya bisa memahami agama Islam dengan kaffah dan mampu mengamalkan ajaran agama dengan Istiqomah.
(Baca: Dakwah Itu Jangan Menakut-nakuti, Apalagi Menyudutkan Pihak Lain dan 3 Cara Dakwah Pencerahan ala Muhammadiyah)
“Masyarakat perlu mendapatkan pencerahan hidup yang hakiki dan murni. Sehingga akan mendapatkan keutamaan dan kebahagiaan hidup dunia akhirat,” jelasnya.
Peran kedua adalah sebagai “Fasilitator”. Lanjut Sholihin, para Muballigh Muhammadiyah harus mampu melayani masyarakat, terutama yang membutuhkan bimbingan dan bisa melayani masyarakat dengan tulus dan ikhlas. Sehingga masyarakat merasa diperhatikan dan akhirnya menjadi anggota Muhammadiyah. “Bukan sebaliknya, minta dilayani,” ujarnya.
(Baca: Dakwah Muhammadiyah Tak Boleh Dininabobokkan Masa Lalu dan Kisah Terusirnya Mubaligh Muhammadiyah oleh Warga Mayoritas)
Selanjutnya, peran ketiga sebagai seorang “Motivator”. Muballigh Muhammadiyah, kata Sholihin, harus menjadi bisa memotivasi masyarakat agar mampu menjalankan nilai ajaran dengan sepenuh hati. Sehingga masyarakat memiliki semangat untuk beragama dengan sempurna.
“Memotivasi masyarakat supaya hidup lebih Islami dan menerapkan nilai ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari,” cetusnya.
Keempat Muballigh Muhammadiyah harus mampu berperan sebagai “Konselor” yang bisa membimbing masyarakat untuk menyelesaikan problematika kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
“Masyarakat saat ini sedang mengalami problematika kehidupan yang sangat kompleks. Sehingga sangat membutuhkan bimbingan dengan tepat dan cepat,” tuturnya.
(Baca juga: Tinggalkan Legislatif, Enjoy Jadi Mubaligh dan 4 Kompetensi yang Harus Dimiliki Mubaligh)
Kelima berperan sebagai “Inspirator” Muballigh Muhammadiyah harus mampu menjadi inspirasi masyarakat. Segala pikiran, ucapan, tindakan, kebiasaan dan karakternya akan selalu ditunggu dan dinilai oleh masyarakat. Sehingga harus memiliki kemampuan untuk memberikan teladan kepada masyarakat. Jika masyarakat memiliki masalah, maka akan menjadikan pikiran, ucapan dan tindakan Muballigh Muhammadiyah sebagai solusinya.
Keenam, berperan sebagai “Mediator”. Muballigh Muhammadiyah harus memiliki kemampuan sebagai mediator apabila masyarakat mengalami konflik. Sehingga masyarakat tidak berlarut-larut dalam menghadapi masalah. Sebagai seorang mediator, artinya mampu berdiri diatas kepentingan semua pihak. Sehingga masyarakat akan semakin yakin kepada Muhammadiyah.
(Baca juga: Pesantren Muhammadiyah Bangun Mega Proyek Islamic Center dan KH Mas Mansur: Sehari Khatamkan Minimal 1 Juz Qur’an)
Terakhir yang ketujuh adalah peran sebagai “Motor” artinya, Muballigh Muhammadiyah harus dapat dijadikan panduan dan panutan oleh masyarakat. Ilmunya, ucapannya, perilakunya, keluarganya dan peranannya di masyarakat sangat menonjol. Sehingga masyarakat membutuhkan kehadirannya dan peranannya. Jika tidak ada, dia selalu dirindukan.
Sholihin menegaskan, jika muballigh Muhammadiyah bisa menjalankan tujuh peran tersebut, maka para Muballigh akan selalu dirindukan oleh masyarakat. Pada gilirannya nanti, Muhammadiyah akan mendapatkan tempat yang spesial di hati masyarakat. (aan)