PWMU.CO – Kisah-kisah haru di balik Corona. Merebaknya Virus Corona bukan waktunya untuk saling menyalahkan, mengaku paling benar atau pesimis terhadap keadaan.
Jika hal besar tidak bisa kita lakukan untuk mengubah keadaan, maka lakukanlah yang sanggup dikerjakan untuk menunjukkan rasa kepedulian.
Demikian yang dilakukan oleh Majelis Kesejahteraan Sosial (MKS) Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Tanggul Jember. Sesuai hasil rapat online beberapa hari yang lalu. MKS akan mengadakan bakti sosial.
Penggalangan Dana Baksos
Bakti sosial diagendakan dengan pemberian sembako kepada kalangan yang paling terdampak dengan merebaknya Virus Corona. Seperti pedagang kecil di sekolah-sekolah, tukang becak, ojek online, dan yang lainnya.
Dengan memakai masker Ketua MKS PCA Tanggul Heniati bersama Sekretaris PCA Tanggul Humaiyah SPd menggalang dana dari donatur baik dari kalangan Muhammadiyah atau pun Aisyiyah dari rumah ke rumah, Sabtu (28/3/2020).
Berbagai ragam pendapat atau kisah-kisah haru emak-emak Aisyiyah Tanggul tentang Covid-19 disampaikan saat penggalangan dana. Bendahara PCA Tanggul Hj Cholis Subiyana menceritakan keprihatinannya dengan dampak Covid-19 ini.
Lockdown Bagi Pekerja Harian
“Kemarin ibu menanyakan kepada seseorang yang tetap bekerja, tidak mengindahkan agar tetap tinggal di rumah. Apa jawabnya. Iya kalau pegawai negeri Umi, mau diliburkan berapa bulan pun masih dapat gaji dari pemerintah,” ungkapnya.
“Kalau saya? Kalau saya tidak bekerja, bagaimana dengan anak istri saya. Mendengar hal seperti itu membuat ibu merasa sangat sedih,” cerita pemilik usaha aneka camilan Mentari Jaya ini.
Salah satu mantan guru SD Muhammadiyah 1 Tanggul (SD Muhita) Safanis Faurita SH bercerita bagaimana kedua puteranya merasa bosan selama sekolah diliburkan. Berdiam diri di rumah dan mengerjakan tugas dari sekolah menjadi aktifitas yang tidak tahu kapan berakhir.
Dia harus menjaga putranya dengan lebih ekstra karena rumah yang berhadapan langsung dengan pasar Tanggul. Sementara aktivitas pasar Tanggul masih seperti biasanya.
Herlin, salah satu simpatisan Aisyiyah menyampaikan kekhawatiran dampak Covid-19 terhadap masyarakat bawah. ”Kasihan mereka jika harus mematuhi pemerintah untuk diam di rumah,” ujarnya.
“Apa ada yang menanggung kebutuhan hidupnya. Jadi saya memaklumi jika mereka beraktivitas seperti biasanya. Semoga Allah memberi perlindungan kepada mereka agar selalu sehat,” ungkapnya ketika ditemui Ahad (29/3/2020).
Batal Resepsi Rekening Bertambah
Lain lagi cerita haru yang dituturkan Wakil Ketua II PCA Tanggul Hj Nuning Pudjo. Persiapan pernikahan puteri bungsunya yang direncanakan Ahad (12/4/2020) sudah hampir selesai.
Catering dan gedung sudah dipesan. Hal-hal yang perlu disediakan saat melaksanakan pernikahan di tengah merebak Covid-19 juga sudah dipersiapkan. Sebagian besar undangan juga sudah dibagikan.
Larangan pemerintah untuk mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengumpulkan banyak orang membuat rencana menjadi berantakan. Sedikit syok juga. Akan tetapi nasehat kedua puteranya, membuat Nuning Pudjo lebih lega.
“Ibu, kalau sudah keadaan seperti ini apa mau dikata. Sekarang kita melakukan pernikahan ala jaman Nabi saja. Ijab Kabul tanpa ada resepsi berlebihan,” kata putra pertamanya Johan Musthofa.
Berhubung beberapa undangan sudah dibagikan, maka harus ada pemberitahuan pembatalan. Lewat grup WhatsApp keluarga, pengumuman pembatalan pun dilakukan.
Tetapi anehnya semua anggota keluarga meminta nomor rekening. Nuning Pudjo tidak bersedia memberitahu. Namun entah mendapatkan nomor rekening dari mana, ternyata keluarga yang jauh mentransfer sejumlah uang.
“Alhamdulillah Bu Hum, rekening ibu beberapa hari ini selalu dapat transferan dari saudara-saudara. Kado untuk Ninis (puteri bungsu) katanya,” ceritanya dengan penuh haru.
Kisah-kisah haru di balik Corona. Selalu ada hikmah di balik peristiwa. (*)
Penulis Humaiyah. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.