PWMU.CO – Pasar se-Kabupaten Kediri tutup merupakan informasi hoax. Disperindag Kabupaten Kediri belum memiliki rencana menutup pasar tradisional di wilayahnya.
Dihubungi PWMU.CO Kamis (2/4/2020) Plt Kepala Disperindag Kabupaten Kediri drh Tutik Purwaningsih mengklarifikasi beredarnya informasi hoax dari stafnya bahwa mulai Senin (6/4/2020) akan menutup sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Kediri dan mengatur jam operasional .
Tutik Purwanigsih membantah secara tegas bahwa berita hoax tersebut. “Tidak Benar itu. Kami sedang mencari solusi yang terbaik agar teman-teman pedagang aman dan nyaman,” ungkapnya.
Wacana Atur Jam Operasional
Terkait dengan penyebaran wabah Covid-19, sambungnya, Disperindag masih membuat wacana akan mengatur jam operasional. “Insyaallah tidak ada penutupan pasar tradisional,” ujarnya.
Disperindag, menurutnya, masih memandang perlu menerima masukan yang pas dari berbagai unsur masyarakat untuk dibahas dalam rapat bersama tim gugus tugas kabupaten bersama TNI dan Polri.
Tutik Purwanigsih mengingatkan, kalau menghadapi penyebaran Virus Corona tidak dikelola dengan baik, justru akan memberikan dampak negatif terhadap ekonomi pedagang.
Di sisi lain dia tidak ingin pasar dianggap sebagai tempat penularan. “Kami masih memperhatikan ekonomi pedagang, sehingga untuk penutupan pasar juga tidak mungkin. Informasi apapun harus disikapi dengan bijak, mengingat pandemi ini sangat luar biasa dampaknya,” paparnya.
Jaga Pola Hidup Sehat
Kepada para pedagang, lanjutnya, diharapkan sebelum ada pemberitahuan resmi dari tim GTPP Covid-19 beraktifitaslah seperti biasa. “Dengan memperhatikan pola hidup sehat, social distancing dan mencuci tangan dengan sabun,” pesannya.
Masalah staf Disperindag Kabupaten Kediri sebagai penyebar berita hoax, ujarnya, pihak Disperindag telah meminta Kepala UPTD Pasar Kabupaten Kediri Tito untuk memanggil dan menindak lanjuti agar kasus yang meresahkan masyarakat itu tidak terulang
Tutik Purwanigsih menegaskan para koordinator pasar se-Kabupaten Kediri agar tidak membuat berita sendiri-sendiri. Ada birokrasi dan sudah ada juru bicaranya.
“Kalau terpaksa saya muncul di media massa, termasuk harus segera ada klasifikasi dalam meyikapi penyebaran Covid-19. Kami sangat hati hati karena statement dari pejabat publik akan banyak hal dan dampak yang muncul,” tegasnya.
Tutik Purwaningsih meminta kepada para pedagang pasar di seluruh Kabupaten Kediri agar tetap menjaga jarak, cuci tangan dengan sabun setiap kali datang dan pulang dari pasar, terutama tetap menjaga imunitas diri.
“Sejauh ini pasar memang dinilai sebagai tempat yang yang rentan terhadap penyebaran Covid-19. Apalagi banyaknya pedagang dan pengunjung dari berbagai penjuru kota,” jelasnya.
Untuk itu pemerintah terus mengingatkan saat berada di pasar agar tetap sehat dan mematuhi sejumlah aturan kesehatan demi kepentingan bersama. Menurut Tutik Purwaningsih menjaga jarak dan kebersihan tangan itu sangat diperlukan saat ini.
“Terkait kebijakan pembatasan jam operasional di pasar masih belum ada ketentuan karena itu harus betul-betul dimatangkan,” terangnya.
Pengunjung Pasar Tradisional Menurun
Pantauan PWMU.CO terhadap penerapan psychical distancing benar-benar memukul perekonomian warga. Tingkat transaksi di pasar-pasar tradisional menurun drastis.
Sepinya kondisi pasar-pasar tersebut usai masuknya Kediri menjadi zona merah Covid-19. Termasuk Pasar Induk Pare di Jalan HOS Cokroaminoto Desa Tulungrejo Kecamatan Pare tak seramai seperti sebelum Covid-19 merebak.
Padahal Pasar Induk Pare merupakan pasar skala nasional nomor 8 seluruh Indonesia. Supliyer utama kebutuhan sayur buah dan pangan di hari biasa datang dari berbagai kota seperti dari Malang, Bandung bahkan berasal dari Kalimantan.
Kondisi ini berubah drastis sejak Kabupaten Kediri menjadi zona merah Covid-19 di Jatim. Pengunjung menurun sangat signifikan terutama dari luar daerah seperti dari Sragen, Magetan, Ponorogo, Tulungagung, Surabaya dan sekitarnya.
Koordinator pungut retribusi Pasar Induk Pare Sony Nurbianto SH menyampaikan pengunjung berkurang hingga 25 persen saat ini akibar pandemi Covid-19. “Padahal kondisi normal jumlah pengunjung Pasar Induk Pare bisa mencapai ribuan pedagang,” tuturnya.
Penulis Suparlan. Co-Editor Sugiran. Editor Mohammad Nurfatoni.