ADVERTISEMENT
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Kamis, Februari 2, 2023
  • Login
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Kolektivisme Digital di Tengah Isolasi Fisik

Minggu 5 April 2020 | 11:13
6 min read
644
SHARES
2k
VIEWS
Kolektivisme Digital di Tengah Isolasi Fisik ditulis oleh Nasrullah, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Nasrullah (dokumen PWMU.CO)


Kolektivisme Digital di Tengah Isolasi Fisik ditulis oleh Nasrullah, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

PWMU.CO – Akibat seruan work from home (WFH) banyak pekerjaan harus dilakukan secara remote. Penggunaan teknologi informasi (internet) menjadi pilihan tak terelakkan. Tak bisa dihindari.

Rapat-rapat kantor, pelajaran sekolah, diskusi-diskusi kelompok, bahkan untuk ngerumpi pun kini menggunakan aplikasi-aplikasi digital. Mulai dari grup percakapan WhatsApp, maupun aplikasi telekonferensi, seperti Zoom, Google Meet, Google Classroom, dan lain sebagainya.

Zoom, misalnya, mencatat kenaikan penggunanya lima kali lipat pada masa pandemi Covid-19 ini.

Tengoklah linimasa media sosial akhir-akhir ini. Marak dipenuhi tampilan-tampilan screenshot aksi bertelekonferensi para pekerja kantoran, mahasiswa, murid sekolah, bahkan pejabat tinggi negara.

Remote job dan remote study kini tak lagi sebagai gaya hidup, untuk gagah-gagahan. Melainkan sudah menjadi kebutuhan. Bukan lagi sebagai want tetapi need. Bukan lagi monopoli kelas menengah ke atas, bahkan di rumah tangga-rumah tangga sederhana pun anak-anaknya mulai terbiasa menjalani sekolah secara online.

Bisa dibilang, masyarakat Indonesia kini sedang naik kelas dalam taraf literasi digital. Bagaimana tidak, salah satu ciri dari literasi digital adalah kompetensi menggunakan media digital secara produktif.

Produsen sekaligus Konsumen

Masyarakat tak melulu sebagai konsumen pesan atau informasi. Alih-alih kini pun menjadi produsen. Istilah kerennya, mereka telah menjadi prosumer, produsen sekaligus konsumen digital. Keren kan?

Dalam kondisi normal, kenaikan literasi ini merupakan capaian yang tidak mudah. Apalagi dalam waktu yang sangat singkat, kurang dari satu bulan. Tak mungkin kita bisa naik kelas tanpa treatment khusus yang sangat ketat.

Wabah Corona telah memaksa masyarakat mengubah pola hidup jauh lebih cepat. Ada lompatan revolusioner menjadi masyarakat digital secara kolektif. Sekali lagi, secara kolektif, karena bukan perubahan yang dilakukan secara individual, tetapi komunal. Bersama-sama dalam waktu bersamaan.

David Holmes (2012) mengatakan perubahan penemuan dan penggunaan media baru akan memunculkan lingkungan komunikasi baru yang berakibat pada perubahan masyarakat secara cepat.

Ketika masih akrab dengan dunia broadcast pada first media age, masyarakat adalah khalayak yang relatif pasif. Namun second media age di mana media lebih bersifat interaktif. Maka penggunaan media lebih integratif yang artinya dalam suatu media terdapat berbagai platform dan bersifat saling terhubung.

Itulah yang kita butuhkan saat ini; kesaling-terhubungan. Di saat kita harus mengisolasi diri dan keluarga untuk tetap tinggal di rumah selama wabah virus ini belum dapat dikendalikan penularannya. Di sisi lain kita harus tetap produktif, tetap bekerja, dan anak-anak kita tetap sekolah.

Ironi di Tengah Perlunya Kohesivitas

Petaka Covid-19 ini telah memunculkan sebuah ironi. Di saat wabah ini memerlukan penanganan bersama, menuntut kohesivitas sosial ekstra tinggi, di sisi lain kita harus tunduk pada anjuran social distancing maupun physical distancing, menghindari kontak fisik. Bila perlu, kita harus bersikap individual. Mengisolasi diri, menjauhi orang lain.

Konsekuensi mobilitas fisik yang dibatasi ternyata linear dengan merajalelanya mobilitas virtual. Hal ini dikarenakan keterbatasan ruang gerak di dalam rumah telah digantikan oleh ruang maya yang jauh lebih luas melalui koneksi internet.

Apalagi beberapa provider membagikan data secara murah bahkan gratis. Aplikasi-aplikasi baru bermunculan. Banjir informasi tak terbendung. Benarlah kata Marshal McLuhan (1964), media telah menjadi the extension of man alias perpanjangan indera manusia. Berkat media, manusia bisa menjangkau wilayah jauh melampaui kemampuan fisiknya.

Kolektivistik Berubah Individualistik?

Lalu akankah social distancing atau physical distancing akan berimplikasi kepada karakter budaya kita yang kolektivistik menjadi individualistik?

Jika merujuk kasus-kasus terbaru memang faktanya sangat miris. Ada jenazah yang ditolak masyarakat untuk dimakamkan di komplek pemakaman umum. Ada perawat yang diusir dari tempat kos gara-gara dia menjadi salah satu tenaga medis Covid-19.

Banyak pula sikap-sikap tak terpuji memborong sembako di gerai-gerai super dan mini market. Penimbunan masker dan hand sanitizer oleh sebagian orang untuk dijadikan bisnis baru yang cepat menguntungkan. Semua mencerminkan sikap asocial, yang tidak dikenal dalam karakter budaya kolektivisme.

Dalam model kategorisasi budaya Harry C Triandis (2001), karakter kolektivisme lebih merujuk kepada pendirian moral, filsafat politik, ideologi, dan pandangan menjunjung kelompok dan kepentingannya.

Masyarakat yang kolektivistik mengagungkan nilai-nilai kelompok, sehingga bermanifes menjadi rasa sungkan, atau sebaliknya menjadi energi untuk lebih percaya diri bagian dari sebuah kelompok. Penganut budaya ini mengikuti standar moral yang berlaku secara umum di masyarakat komunitasnya.

Oposisi biner kolektivisme tentu saja adalah individualisme. Berbeda dengan kolektivisme, individualisme bersentral kepada individu sebagai mahluk merdeka dan cenderung mengabaikan bertanggung jawab kepada orang lain.

Individualisme juga berfokus pada capaian dan keinginan personal. Karakter individualisme lebih gampang beradaptasi dengan kelompok lain karena tidak perlu rasa sungkan. Sesorang hanya membawa identitas dirinya tanpa beban nilai-nilai kelompok.

Kasus Mengurus Jenazah

Mengurus jenazah sebagaimana syariatnya adalah fardlu khifayah, selama ada yang mengurus maka kewajiban orang lain menjadi gugur. Tetapi pada masyarakat kolektivisme, tidaklah cukup dengan menyerahkan jenazah kepada pihak tertentu, misalnya pihak rumah sakit.

Keterlibatan keluarga, sanak famili, tetangga, merupakan suatu bentuk empati. Maka jika keterlibatan mereka dibatasi, itu sudah seperti melukai kolektivisme.

Sebaliknya, pada masyarakat individualistik, lebih simpel. Tak perlu repot ikut memandikan, mengkafani, bahkan turun ke liang lahat untuk mengubur janazah. Bagi meraka, itu urusan teknis yang dapat dilakukan oleh “profesional”.

Mereka yakin ada yang lebih lihai dan safety mengurus jenazah daripada mereka sendiri. Meski terkesan mengabaikan “rasa”, namun yang demikian itulah yang saat ini harus dialami oleh masyarakat kita yang kehilangan keluarganya sebagai korban Covid-19.

Tak Perlu Diratapi

Nah, pengorbanan budaya kolektivisme ini tak perlu diratapi terlalu melankolis. Toh ini semua demi mengatasi wabah terganas sepanjang sejarah Indonesia modern ini.

Menikmati candaan para netizen dengan meme-meme humornya mungkin bisa sedikit menghibur. Misalnya dengan membuat deklarasi bahwa melawan Covid-19 jauh lebih mudah dibandingkan dengan para pahlawan pendahulu kita.

Dulu para pejuang harus berperang mengangkat senjata, saat ini kita berjuang hanya dengan glimbang-glimbung di rumah. Bisa pula dengan mengambil hikmah bahwa work from home adalah eksperimen sosial untuk lebih dekat dengan keluarga. Juga bagaimana kita berempati kepada beratnya guru-guru mendidikan anak-anak di sekolah karena ternyata menjadi guru di rumah itu bukan hal yang mudah.

Lepas dari itu semua sesungguhnya kita masih tetap bisa produktif, tak sekadar glimbang-glimbung. Kita tetap bisa menjadi masyarakat kolektivistik, yakni melalui kolektivisme digital. Inilah saatnya kita dapat memperkuat ekosistem digital, sesuatu yang sulit kita wujudkan saat kondisi normal.

Melalui media online kita tetap bisa membangun optimisme bersama. Tetap bisa bergotong-royong. Sudah terbukti, betapa banyak individu maupun kelompok yang berhasil menggalang dana lewat aplikasi digital (crowdfunding).

Gara-gara Covid-19 ini betapa banyak masyarakat berbagi ilmu, berbagi informasi, berbagi buku, maupun e-paper secara gratis (crowdsourcing).

Tiba-tiba muncul kelompok-kelompok baru hasil dari sebuah seminar online (webinar) yang melakukan joint-project yang produktif, seperti menerbitkan buku, membangun prototype dari sebuah riset bersama, atau melakukan pembinaan masyarakat melalui kampanye digital.

Tak sedikit pula yang dipaksa untuk belajar dan memulai usaha online dengan instruktur-instruktur yang bersedia menjadi inkubator bisnis.

Tidaklah Allah menciptakan sesuatu itu sia-sia. Selalu ada hikmah di balik sebuah musibah. Termasuk lahirnya kolektivisme digital di tengah isolasi fisik . (*)

Kolektivisme Digital di Tengah Isolasi Fisik ditulis oleh Nasrullah. Cendikiawan Muda Muhammadiyah (CMM). Sedang menempuh studi Doktoral Bidang New Media di Universiti Pendidikan Sultan Idris, Malaysia.

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: Nasrullah
SendShare258Tweet161Share

Related Posts

400 Siswa Ikut Tes Minat Bakat Gratis dari UMM

Rabu 4 Januari 2023 | 11:10
120

Antusiasme siswa mengikuti tes minat dan bakat gratis yang diselenggarakan UMM di stan Pameran Pendidikan...

Dosen UMM Sulap Saluran Irigasi Jadi Lokasi Wisata

Selasa 27 Desember 2022 | 05:40
407

Tim PKM UMM melakukan koordinasi dengan Ketua RW, Lurah Turen, Perwakilan Kecamatan Turen, Perwakilan Koramil...

Komunikasi UMM Borong Juara YDC di Umsida

Rabu 21 Desember 2022 | 11:10
105

Delegasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berfoto bersama Ketua Prodi Ilmu Kominukasi UMM Nasrullah (kelima dari...

Hati-Hati Membranding Sekolah, Bisa Blunder bagi Marketing

Selasa 25 Oktober 2022 | 11:24
4k

Narasumber Muhammadiyah Teachers Forum Summit di Surabaya, Ahad (23/10/2022). Dari kiri: Suko Widodo, Nasrullah, dan Sudarusman. Hati-Hati Membranding Sekolah,...

Alumnus SMK Mutu Gondanglegi Lulusan Terbaik Komunikasi UMM

Rabu 7 September 2022 | 14:32
336

Rayan Afif lulusan terbaik, bersama Kaprodi Komunikasi UMM Nasrullah usai Yudisium IV Tahun 2022 FISIP...

Lolos IISMA, Mahasiswa Komunikasi UMM Ini Siap Terbang ke Liverpool

Jumat 24 Juni 2022 | 14:52
7.6k

Fasya Tiara Meilenia (istimewa/PWMU.CO) PWMU.CO - Lolos IISMA, Mahasiswa Komunikasi UMM Ini Siap Terbang ke Liverpool. Mahasiswa...

Komunikasi UMM Upgrade Kurikulum

Senin 20 Juni 2022 | 10:28
163

Peserta FGD Pral-okakarya (Istimewa/PWMU.CO)  PWMU.CO - Komunikasi UMM Upgrade Kurikulum. Kurikulum Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas...

Digital Creative Communication Jadi Bekal Penguatan Karir Mahasiswa Komunikasi UMM

Jumat 27 Mei 2022 | 22:49
150

Pembicara berfoto bersama dengan latar belakang peseta (Istimewa/PWMU.CO) PWMU.CO - Digital Creative Communication Jadi Bekal...

Prodi Ilmu Komunikasi UMM Latih Napi Perempuan Menulis Buku

Selasa 7 Desember 2021 | 12:17
194

Peserta anstusias mengikuti materi dari Himawan Sutanto (Istimewa/PWMU.CO) PWMU.CO - Prodi Ilmu Komunikasi UMM (Universitas Muhammadiyah...

FKIK Unismuh Mengelar Workshop Penulisan Publikasi Internasional Terindeks

Senin 30 Agustus 2021 | 20:37
115

Peserta workshop. FKIK Unismuh Mengelar Workshop Penulisan Publikasi Internasional Terindeks z(tangkapan layar Nasrullah/PWMU.CO) PWMU.CO -...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Siswa Smamio Raih Perak di World Young Biologist Olympiad

    35428 shares
    Share 14171 Tweet 8857
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    101254 shares
    Share 40502 Tweet 25314
  • Spiderman Smamsatu Borong Medali Kejurnas Panjat Tebing FPTI

    119274 shares
    Share 47710 Tweet 29819
  • Campus Expo Smamio Undang 35 PTS-PTN

    26997 shares
    Share 10799 Tweet 6749
  • Smamsatu Kembali Menggelar Seminar Pendidikan Internasional

    40302 shares
    Share 16121 Tweet 10076
  • Sekolah Muhammadiyah GKB Gresik Launching Aplikasi Mugeb App

    6539 shares
    Share 2616 Tweet 1635
  • Rebut Emas, Siswi Smamsatu Harumkan Jatim di Kerjunas Muay Thai

    40247 shares
    Share 16099 Tweet 10062
  • Smamsatu Mantu, Praktik Unik Penilaian Proyek Karakter

    47295 shares
    Share 18918 Tweet 11824
  • Rapikan Rambut Siswa, Spemdalas Datangkan Tukang Cukur

    3582 shares
    Share 1433 Tweet 896
  • PP Aisyiyah Mendorong Kadernya Menjadi Ulama

    1893 shares
    Share 757 Tweet 473

Berita Terkini

  • Seminar Orangtua Kreatif Ini Bahas NeuroparentingKamis 2 Februari 2023 | 15:48
  • Majelis Dikdasmen GKB Mengadakan Developing Leadership ProgramKamis 2 Februari 2023 | 15:33
  • Update Jadwal dan Tempat Musyda Muhammadiyah Se-Jatim: Pamekasan TerakhirKamis 2 Februari 2023 | 14:41
  • Berlian School Datangkan Trainer Gym di Acara Guest TeacherKamis 2 Februari 2023 | 14:20
  • Siswa SD Musix Juara I Story Telling di Ajang IniKamis 2 Februari 2023 | 14:16
  • Dispensasi Nikah Dini Tak Sebanyak yang Diberitakan MediaKamis 2 Februari 2023 | 13:40
  • 1 Abad NU, Muhammadiyah Jatim Siap MenyukseskanKamis 2 Februari 2023 | 12:59
  • Amalan doa Rajab
    Amalan Doa Rajab dan Sya’ban Menurut Kajian HaditsKamis 2 Februari 2023 | 12:48
  • Daftar 43 Calon Sementara Anggota PDM Kabupaten Mojokerto 2022-2027Kamis 2 Februari 2023 | 11:50
  • PPTQ Ahmad Dahlan Menggelar Daurah Internasional bersama Syaikh Al-AzharKamis 2 Februari 2023 | 11:10

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Muysda
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!