PWMU.CO– PCM Pare Kediri menerima hibah tanah dan bangunan seluas 50 Ru atau 700 meter persegi. Bangunan ini merupakan Rumah Tahfidh yang sudah ada santri dan ustadz-ustadzah. Terletak di Jl. Serang 25A Desa Pelem.
Hibah diterima oleh Ketua Majelis Kader PCM Pare dr Wahyu Nur Alamsyah SpB dari guru SMPN 2 Pare Sum’iyah Puji. PCM menunjuk Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 1 untuk mengelola Rumah Tahfidh ini.
Dokter Wahyu menjelaskan, Rumah Tahfidh sebelumnya dikelola Yayasan Al-Furqon Indonesia dengan ketuanya dia sendiri. Pada tanggal 4/03/2020 telah menghadap notaris Anastasia Erna Widayati SH MKn untuk menghibahkan tanah dan rumah itu menjadi amal usaha Muhammadiyah. Rumah Tahfidh ini menjadi program tahfidh al-Quran MIM 1.
”Penghibah tanah menyerahkan kepada Muhammadiyah karena dinilai amanah. Harapannya agar rumah tahfidh ini dikelola hingga akhir zaman, tidak diubah, misalnya sebagai kantor Koperasi Simpan Pinjam kan repot,” selorohnya.
Dia menceritakan, para santri di sini mengikuti kegiatan olahraga dan keterampilan. Seperti latihan lari keliling lapangan di depan rumah tahfidh. Setelah itu latihan memanah, perang-perangan, berkuda. Juga Jujitsu, sepak bola, arung jeram serta rihlah.
”Kita mengelola tempat ini terinspirasi kata hikmah Ketua PP Muhammadiyah AR Fahruddin. Siapa yang bisa, lakukan saja,” ujarnya.
Dua Asrama Santri
Santri di sini jumlahnya 65 anak putra dan putri. Ada yang dari Bali, Yogyakarta, dan sekitar Pare. Dibagi dua asrama. Santri putri di Tawang Sumberbendo diasuh Ustadzah Imrotin Ni’mah. Santri putra di Desa Pelem diasuh Ustadz Umar. Di sini ada 40 santri. Gedung ini terdiri kantor, 9 gazebo, toilet dan kamar mandi, mushalla, dan Balai Pasepan Agung.
Para santri saat ini ada yang sudah hafal 12 juz padahal masih kelas 2 SD. Ada juga yang telah hafal 22 juz. Selama wabah merebak para santri dipulangkan. Santri yang tetap ingin tinggal setelah komunikasi dengan wali santri, pengasuh tetap melayani.
Rumah Tahfidh ini juga punya komputer dan Wi-Fi untuk kebutuhan santri. Juga ada kolam lele air buangan dari kamar mandi.
Lapangan untuk latihan memanah dan berkuda pinggirnya ditanami jambu dan jeruk. Saat berbuah, anak-anak usai latihan dibolehkan memetik buah. (*)
Penulis Suparlan Editor Sugeng Purwanto