PWMU. CO – Gugus tugas harus dibuat Mendikbud. Inilah komentar Prof Zainuddin Maliki berkaitan program Belajar Bersama TVRI yang diluncurkan Senin (13/4/20).
Gugus tugas ini nantinya akan membantu siswa dalam pembelajaran mandiri di rumah berupa penyampaian materi tugas pembelajaran. Anggota DPR RI dari Fraksi PAN ini menjelaskan dibutuhkan gugus tugas terdiri dari para guru. Mereka diminta datang ke daerah tertentu, dengan jadwal yang telah ditentukan.
Gugus tugas ini, menurutnya, akan menyampaikan bahan pembelajaran yang telah dirancang. Sebaiknya bukan content based, melainkan lebih tepat bentuknya belajar berbasis problem atau project yang bisa dilaksanakan siswa selama pekan itu.
Prof Zainuddin Maliki pun menjelaskan gugus tugas ini nantinya meminta tagihan hasil belajar sekaligus memberikan bahan pembelajaran hari-hari berikutnya.
“Tentu harus tetap menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Antara lain guru harus dilengkap APD yang lengkap, termasuk pelindung badan,” tandasnya.
Memang salah satu kesulitan yang dijumpai dalam pembelajaran di rumah ini, kita terlanjur gagal memperkuat belajar mandiri sebagai budaya.
Belajar sejauh ini, menurutnya, lebih merupakan hasil dari kendali dan intervensi guru. Setelah Covid-19 memaksa guru tidak bisa melakukan intervensi dengan baik, akhirnya bisa dikatakan di rumah tidak terjadi proses pembelajaran.
Oleh karena itu, tegasnya, pembelajaran di rumah kali ini tidak perlu berambisi melakukan penuntasan isi kurikulum. Justru lebih penting di masa darurat Covid-19, di mana siswa harus belajar di rumah, gunakan untuk melatih mereka memperkuat belajar mandiri sebagai budaya.
Program Belajar Bersama TVRI
Dalam mendampingi siswa selama belajar mandiri di rumah Mendikbud Nadiem Makarim memenuhi saran Komisi X DPR RI dengan meluncurkan program pembelajaran melalui stasiun TVRI yang diperuntukan siswa SD, SMP, dan SMA. Program ini direalisasikan guna menjangkau siswa yang berada di daerah tanpa jaringan internet.
Dihubungi PWMU.CO, Sabtu (11/4/20), Prof Zainuddin Maliki yang anggota DPR RI Fraksi PAN mengatakan belajar daring (dalam jaringan) di daerah yang kaya jaringan internet saja belum bisa menjamin pembelajaran berlangsung efektif. Sementara itu faktanya masih banyak siswa yang tinggal di daerah tak terjangkau jaringan internet.
Namun demikian, menurutnya, harus disadari belajar melalui TVRI memang belum sepenuhnya bisa dijadikan solusi. Salah satu hambatannya TVRI masih lebih banyak bersifat satu arah.
“Bisa dibayangkan seperti apa efektivitas pembelajaran melalui televisi,” katanya.
Kendati demikian, lanjut mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya, kerja keras Mendikbud perlu diapresiasi dalam upaya menjamin semua siswa didik, termasuk yang berada di daerah tanpa jaringan internet, untuk bisa belajar.
Yang Tak Bisa Akses Televisi dan Internet
Prof Zainuddin Maliki meminta Mendikbud tetap harus memperhatikan siswa yang tidak bisa mengakses televisi dan apalagi internet.
Dijelaskan, jumlah mereka juga masih banyak. Banten saja, tuturnya, satu provinsi yang berdekatan ibu kota, hingga hari ini belum memiliki stasiun televisi.
Oleh karena itu, lanjutnya, Mendikbud masih harus mencari cara lagi untuk melayani pembelajaran siswa yang televisi pun tidak bisa diakses.
Mantan Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur ini mengatakan bagaimana pun mencerdaskan kehidupan seluruh anak bangsa adalah kewajiban negara.
“Pemerintah tetap harus berusaha melayani pendidikan mereka secara adil. Pemerintah tidak boleh berhenti hanya melayani siswa yang bisa mengakses internet dan televisi,” ungkapnya.
Penulis buku Sosiologi Pendidikan ini mengaku masih ada cara yang bisa dilakukan Mendikbud untuk melayani mereka yang tidak memiliki jaringan televisi dan apalagi internet.
Dalam hal ini, Mendikbud bisa menyusun semacam gugus tugas. Mereka inilah yang diminta hadir di masyarakat yang tak bisa akses televisi dan apalagi internet. (*)
Penulis Hilman Sueb. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.