Bisnis-Bisnis yang Eksis di Masa Krisis dituis oleh Prima Mari Kristanto, seorang akuntan di Surabaya. Mengajak kita optimis menatap masa depan, termasuk ekonomi, di tengah pandemi Covid-19.
PWMU.CO – Dcode, sebuah perusahaan riset ekonomi dan keuangan Amerika, merilis daftar bisnis yang mengalami kemunduran, bertahan, dan memimpin di masa krisis.
Yang mengalami kemunduran antara lain bisnis pariwisata, gaya hidup, dan sejenisnya. Yang stagnan adalah bisnis minyak dan gas. Adapun yang sedang memimpin pada masa pendemi Covid-19 ini yaitu kesehatan, makanan sehat, jasa kurir, dan internet provider.
Ekonomi tidak sedang berhenti atau mati. Ibarat kendaraan sedang melambat untuk pindah gigi menuju kuadran baru.
Hal ini secara mikro dan makro ekonomi dapat dilihat secara kasat mata, di mana pasar tetap hidup, kantor-kantor tetap beraktivitas work from home menggunakan aplikasi Zoom. Tidak ketinggalan kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung antara guru dan murid meskipun dengan cara berbeda.
Persyarikatan Muhammadiyah dan Aisyiyah patut bersyukur dengan keberadaan amal usaha kesehatan yang dijalankan. Menurut Dcode, health care industries atau industri layanan kesehatan menjadi andalan masyarakat untuk saat ini dan masa depan.
Pendemi Covid-19 diyakini akan lebih meningkatkan kesadaran hidup sehat masyarakat. Pola hidup sehat juga mempengaruhi perubahan pola makan dari junk food atau makanan cepat saji ke makanan bergizi.
Obat-obatan dalam bentuk suplemen, hand sanitizer, masker dan semua yang terkait kesehatan tetap bertahan dan memimyapin mas depan.
Sebagian pakar kesehatan menyampaikan Covid-19 sebagaimana virus lainnya seperti HIV, influenza, dan lain-lain tidak bisa lenyap dari muka bumi.
Yang terjadi adalah manusia menjadi lebih cerdas dan kuat dalam menyikapi situasi serta kondisi meliputi perubahan gaya hidup, pola makan, pola hidup sehat termasuk cara berbisnis.
Bisnis ke depan mengarah pada kebutuhan-kebutuhan pokok sebagaimana terjadi saat ini. Makanan dan kesehatan sebagai prioritas di tengah pendemi.
Optimis dan Sangka Baik pada Allah
Tetap berbaik sangka kepada Allah SWT sebagai kunci untuk tetap tenang dan bijaksana. Sebagaimana tertulis di dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 286, “Allah tidak membebani seseorang sesuai dengan kesanggupannya.”
Kata-kata bijak Ibnu Sina: kepanikan adalah separuh penyakit; ketenangan adalah separuh obat; dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan—sangat relevan dipakai dalam usaha pemulihan ekonomi keluarga, masyarakat, negara, bahkan dunia saat ini.
Manusia sebagai faktor ekonomi utama yang harus diselamatkan untuk menjamin kelangsungan ekonomi itu sendiri. Maka salah besar atau gagal paham jika masih banyak yang berdebat tentang penyelamatan manusia atau ekonomi yang diutamakan.
Terbukti penyelamatan manusia yang dilakukan provinsi DKI Jakarta melalui PSBB alias pembatasan sosial berskala besar direspon positif oleh pasar keuangan dunia dan diapresiasi Gubernur Bank Indonesia.
Mari bersama-sama menebarkan rasa optimis dengan tetap berbagi kewaspadaan, bukan ketakutan. Ekonomi tidak mati, Ramadhan sebentar lagi menyapa kita semua. Menjaga imun tubuh dan iman di hati seimbang menuju kondisi yang lebih baik di atau pasca-Ramadhan nanti insyaallah.
Fokus menatap Ramadhan, bulan penuh berkah. Wallahu’alam bi ashshawab.
Tulisan Bisnis-Bisnis yang Eksis di Masa Krisis ini semoga bermanfaat! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.