PWMU.CO– Pengajian online digelar Majelis Tabligh dan Dakwah PCIM Malaysia, Selasa (14/4/2020) malam. Narasumber dari Indonesia Ketua Lembaga Dakwah Khusus PP Muhammadiyah Ustadz Dr Muhammad Ziyad MA.
Pengajian online ini mengangkat tema Meningkatkan Spiritualitas di Masa Perintah Kawalan Pergerakan yang sudah berjalan lima pekan di Malaysia. Lebih dari 70 peserta bergabung dalam pengajian via Zoom ini. Peserta tidak hanya dari warga PCIM Malaysia, tetapi juga dari Jakarta, Lamongan, Ponorogo, Bireun Aceh, Kalimantan, serta anggota PCIM Jepang dan Turki.
Dalam tausiyahnya Ustadz Ziyad mengingatkan, dalam kehidupan, kita pasti akan diberi ujian oleh Allah swt. “Dalam konteks saat ini, kita menghadapi ujian al-khauf (takut) oleh virus Covid-19 dan al-ju’ (rasa lapar) karena tidak dapat keluar rumah untuk bekerja mencari rezeki,” katanya.
Menurutnya, Allah sedang memberi kesempatan untuk cuci gudang, berupa tazkiyatun nafs, yaitu memperbaiki diri dan bermuhasabah.
“Kita ini makhluk sosial, namun harus melakukan social distancing. Ini tentu ujian yang luar biasa. Saya paham bahwa Kawalan Pergerakan ini sangat menyulitkan hidup warga di Malaysia,” imbuhnya.
Dia menjelaskan kiat jitu untuk menghadapi ujian ini. “Yang utama adalah manajemen kalbu. Ketika sesuatu yang kita cintai hilang, pasti kita akan bersedih. Kesedihan muncul ketika hati jauh dari pemiliknya. Siapa pemilik hati? Allah SWT,” jelasnya.
Ustadz yang selalu mengudara di program keagamaan televisi swasta ini menerangkan, rasa stress muncul karena hati kotor, sehingga tidak mampu menerima cahaya.
“Jika hati kita baik, maka seluruh badan kita akan membaik. Sebaliknya, jika hati kita buruk, maka seluruh badan akan memburuk. Mari berdamai dengan hati kita dengan senantiasa berhusnuzhan kepada Allah swt,” tuturnya.
Lima Tips Tingkatkan Spiritual
Di akhir tausiyahnya, dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini memberi beberapa tips untuk meningkatkan spiritualitas selama masa Kawalan Pergerakan. Pertama, meningkatkan kesabaran yang tinggi, berlapang dada seraya melakukan ikhtiar maksimal.
“Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar. Artinya yang menang itu adalah orang yang sabar,” jelasnya.
Kedua, meminta pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Menurutnya, shalat berjamaah di rumah dalam kondisi seperti ini adalah ibarat memindahkan satu sunnah ke sunnah yang lain. Ziyad lalu mengaitkannya dengan kisah Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah bin Jarrah.
Ketiga, memperbanyak dzikir dan menguatkan jiwa yang ikhlas. “Semua orang dapat diperdaya oleh syaitan kecuali orang-orang yang ikhlas.”
Tips keempat, alumnus Pondok Karangasem Paciran ini menyarankan untuk memperbanyak tilawah al- Quran. “Salah satu fungsi al-Quran adalah asy-Syifa’ (kesembuhan),” terangnya.
Yang menarik kemudian, Ziyad mengajak untuk memperbanyak kesyukuran meski ditimpa musibah. “Belajar dari Nabi Ayyub ra, betapa beliau diberi ujian yang luar biasa, namun tetap bersyukur atas kenikmatan yang Allah karuniakan sebelum mendapat ujian tersebut,” jelasnya lagi.
Ziyad juga memotivasi untuk memperbanyak sedekah, karena menurutnya sedekah dapat mencegah bala, seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saw.
Tips terakhir, kelima, adalah bertawakkal, yaitu menyerahkan diri kepada Allah swt. “Tidak ada sesuatu pun yang terjadi kecuali dengan ketetapan Allah SWT,” kata Ziyad menutup tausiyahnya.
Pengajian online kali pertama ini dipandu oleh Wakil Ketua PCIM Malaysia Muhammad Ali Imran Lc. Dalam pesan penutupannya, Ali Imran mengajak para jamaah agar senantiasa khusnuzhon terhadap ketentuan Allah dan terus mencari aktivitas baik individu maupun persyarikatan meskipun dalam kondisi terkunci di rumah masing-masing. (*)
Penulis M. Ali Imran Editor Sugeng Purwanto