Almarhum Nadjikh inspirasi bagi UMKM. Seperti diakui Ketua Komunitas Eksportir Muda Indonesia (KEMI) Kustanto.
PWMU.CO – Wafatnya Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Mohammad Nadjikh, Jumat (17/4/2020), meninggalkan banyak kenangan di kalangan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Seperti diungkapkan Kustanto, Ketua Komunitas Eksportir Muda Indonesia (KEMI). Dia mengaku banyak memperoleh ilmu dari almarhum. “Pak Nadjikh adalah sosok yang sangat inspiratif, terutama bagi pelaku UMKM”, katanya saat dihubungi PWMU.CO, di Mojokerto, Jumat (17/4/2020).
Menurut founder Coco Tanto Indonesia ini, Nadjikh adalah sosok pengusaha yang berjuang dari kecil. “Karena situasi saat awal beliau membangun perusahaan besarnya, kondisinya hampir sama dengan kondisi para UMKM sekarang ini”, lanjutnya.
Kustanto dan teman-temannya di KEMI, mengaku bukan hanya kagum dengan kesuksesan CEO PT Kelola Mina Laut (KML) itu, tetapi juga sangat hormat karena kebersahajaannya.
“Beliau tokoh pengusaha besar tetapi tidak segan turun ke bawah membimbing kami yang masih kecil ini. Seolah kami adalah muridnya sendiri,” kenang Kustanto.
Dia menyampakan pengalaman yang tak terlupakan ketika mengundang Nadjikh sebagai nara sumber dalam kegiatan seminar. “Beliau selalu menolak untuk dijemput panitia. Beliau memilih datang sendiri berdua dengan sopirnya saja,” ujarnya.
Tolak Honor
Satu lagi yang membuat Kustanto tidak pernah bisa melupakan almarhum adalah saat beliau diberikan honor. “Ketika kami berikan honor, beliau selalu menolak dan meminta panitia menyerahkannya kepada drivernya saja,” kenangnya.
Yang juga tak bisa dilupakan Kustanto adalah keinginan Nadjikh untuk selalu berbagi ilmu. “Pak Nadjikh selalu menyampaikan, apalah artinya ilmu dan pengalaman kalau hanya dipakai dan disimpan sendiri,” ungkapnya.
Menurut beliau, sambungnya, semua ilmu itu berasal dari Allah SWT maka wajib dibagi kepada semua orang, terutama pelaku UMKM. Dengan berbagi ilmu itu, Nadjikh berharap agar para pelaku UMKM ini bisa bangkit, mandiri, dan menjadi besar.
“Selain itu Pak Nadjikh sangat senang pada para usahawan muda yang menggeluti bidang ekspor dan impor,” ujarnya.
Beliau, lanjutnya, sangat suka dengan para anak-anak muda yang memiliki semangat menembus pasar ekspor. “Karena menurut beliau, bangsa ini butuh banyak pahlawan devisa,” kenang Kustanto.
Pesan terakhir yang selalu terngiang di hati Kustanto, adalah: “Kalau saya bisa, kalian pasti juga bisa.”
Selamat jalan, almarhum Nadjikh inspirasi bagi UMKM! (*)
Penulis Muh. Isa Ansori. Editor Mohammad Nurfatoni.