Malaysia lockdown berpengaruh besar kepada ribuan buruh migran yang bekerja di negeri itu. MCCC Jawa Timur kirim bantuan untuk buruh migran yang terdampak ekonominya.
PWMU.CO-Sebuah pesan WA masuk ke HP Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Senin (20/4/2020) pagi. ”Apa kabar Pak Drs Nadjib Hamid. Mohon izin dan minta maaf mengganggu waktu njenengan, tolong dibaca sampai habis sebentar.”
Pengirim WA itu Zainal Mufid Kajid. Dia Ketua I Himpunan Tenaga Kerja Perantau (HTKP) Muhammadiyah di Malaysia asal Payaman Solokuro Lamongan.
”Kami pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia asal Payaman Solokuro dan sekitarnya sedang mengalami kesulitan yang teramat sangat dikarenakan kebijakan MCO (Movement Control Order) oleh Pemerintah Malaysia,” kata Zainal Mufid yang juga Bendahara Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia.
MCO atau Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) adalah pelaksanaan lockdown di Malaysia yang dilaksanakan dengan ketat untuk seluruh penduduk dan warga asing. Buruh migran pun terkena dampaknya.
”Hampir 100 persen pekerja migran Indonesia yang bekerja di bidang konstruksi, restoran, cleaner bangunan, pabrik, diberhentikan. Hanya pekerja toko-toko kebutuhan makanan asas yang buka,” ujarnya lagi.
”Karena itu kiranya uluran tangan dan bantuan barang kebutuhan asas dari PWM Jatim sangat kami harapkan untuk meringankan beban dan meneruskan hidup teman-teman PMI yang tiada pendapatan selama sebulan lebih sampai pada saat ini.”
Dia juga melaporkan, pekerja migran ini tiada perhatian serius dari KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia). ”Selama lockdown berlangsung, Dubes Rusdi Kirana tidak pernah muncul dan tidak memberi semangat kepada PMI. Malah menghilangkan diri entah kemana sehingga secara diplomasi rakyat Indonesia tidak mendapatkan pembelaan.”
”Kiranya teman-teman kami PMI yang berasal dari Lamongan, Gresik, dan Tuban ingin mendapat bantuan dari PWM Jatim di masa sulit ini.”
Pembagian Sembako
Zainal Mufid juga menceritakan, PCIM dan HTKP sejak 20 Maret pada hari ketiga MCO sampai 14 April telah menyalurkan paket sembako kepada 1.450 pekerja migran di Kuala Lumpur, Selangor, Negeri Sembilan, dan Johor. Nilainya setara dengan Rp 150 juta yang terkumpul dari donatur selama Malaysia lockdown.
”Tapi dana kami terbatas sampai MCO tahap kedua tanggal 14 April. Sekarang MCO tahap ketiga kami sedang mencari dana dan donatur susulan untuk membantu teman-teman PMI kita yang kesusahan,” jelasnya.
Nadjib Hamid langsung meneruskan pesan itu ke WA Group MCCC (Muhammadiyah Covid-19 Command Center) Jawa Timur. Diikuti dengan membuat daftar list infak. Tak pakai lama beberapa anggota WAG menuliskan nama dan besarnya infak.
Langsung masuk uang Rp 125 juta yang dikumpulkan lewat rekening Lazismu Jatim. Nomor rekening Bank Muamalat Indonesia 7710015631 dan Bank Syariah Mandiri 9000005557.
”Donatur yang mau infak untuk kepentingan ini silakan transfer dengan memberi tanda angka 19 di belakang nominal uangnya,” kata Ketua MCCC Jatim Ir Tamhid Masyhudi.
Misalnya, menyumbang Rp 5 juta maka transfernya Rp 5.000.019. Tanda angka 19 berarti infak untuk MCCC. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto