PWMU.CO-Muliakan tetanggamu terkandung dalam kisah bagus ini. Bisa dijadikan inspirasi kebaikan. Inspirasi kegembiraan. Kisah yang ditulis Dahlan Iskan di DI’s Way. Judulnya: Wanita DI’s Way.
Dia bercerita wanita yang tinggal di Depok terkena disrupsi Covid-19. Bisnis jilbabnya mati. Padahal di saat Ramadhan dan Idulfitri waktunya panen besar. Tapi dia tak menangisi. Dia banting setir. Mencoba jualan makanan. Lewat online. Tapi tak bertahan lama.
Dia coba cari peluang lagi. Suatu sore naik motor ke Pasar Kramat Jati. Dia potret aneka bahan makanan di pasar itu. Sekaligus harganya. Lalu dia kirim foto itu ke semua nomor telepon tetangganya. Sambil dia menawarkan siapa titip ini, titip itu. Di luar dugaan, banjir pesanan. Uang kulakannya sampai kurang. Begitulah dia menemukan rezeki di tengah wabah Covid-19.
Terlalu sayang kisah ini tidak diambil hikmahnya. Moral story-nya. Lesson learned-nya. Ada rahasianya hingga begitu deras pesanan dari tetangganya. Ternyata, karena dia ngetop di kampungnya.
Ceritanya, tiga tahun lalu, dia datangi tetangganya satu per satu. Dia tawarkan jumputan beras sepekan sekali untuk membantu panti asuhan. Banyak yang mendukung. Dia bersedia ambil sejumput beras setengah gelas dari rumah ke rumah. Ternyata tidak hanya sejumput. Ada yang memberinya 5 kilogram. Dia jadi populer di mata tetangga. Orang yang amanah. Pekerja sosial.
Tabungan Kebaikan
Tabungan kebaikan tiga tahun lalu itu, dibalas Allah sekarang. Di saat ekonomi sulit akibat wabah Corona, dia masih bisa berkelit. Padahal banyak usaha orang lain yang terjepit. Tetangga senang dapat bahan dapur, dia senang dapat sedikit keuntungan. Saling menggembirakan. Simbiose mutualisme.
Itulah mengapa agama menekankan perlunya berbuat baik kepada tetangga. Falyukrim jarrohu, muliakan tetanggamu. Kata hadist riwayat Bukhari-Muslim. Tetangga mendapat urutan prioritas amal saleh kita setelah menyembah Allah, berbuat baik ke orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin (Surat An Nisa: 36).
Momentum Ramadan ini, mari kita gunakan untuk memantapkan great habit, kebiasaan hebat kita untuk memuliakan tetangga. Allah pasti membalasnya: besok, tiga tahun lagi atau di akhirat nanti. Aamiin. (*)
Penulis Ali Murtadlo Editor Sugeng Purwanto