PWMU.CO – Komitmen seorang kader, dapat diukur dari seberapa ia sungguh-sungguh menjalankan amanah, ketika tidak tersedia fasilitas, bukan ketika ada fasilitas. Demikian diungkapkan Nadjib Hamid dalam acara silaturahim dan penguatan Ideologi Pimpinan Daerah Aisyiyah Nganjuk, di Gedung Pertemuan Water Park Kertosono (7/8).
”Kalau kader baru aktif melaksanakan kegiatan karena ada fasilitas, maka komitmennya patut diragukan,” tegas Wakil Ketua PWM Jatim tersebut sembari mengisahkan kemarahan Kiai Dahlan saat salah seorang kadernya mengabarkan batal mengisi pengajian ke Solo, gara-gara ketinggalan kereta.
(Baca: Kisah Calon Pendeta Maria Sugiyarti yang Akhirnya Dapat Hidayah Masuk Islam dan Tak Diperhitungkan, Siswa Muhammadiyah Ini Akhirnya Juara I POPDA)
Bagi Sang Kiai, tugas melayani umat tidak boleh terhalang oleh hal-hal teknis seperti transportasi, karena hal itu akan mengecewakan umat. Kiai yakin jika kita sungguh-sungguh menjalankannya pasti ada jalan keluar.
”Orang tersebut (Ki Bagus Hadikusumo) segera mencari kendaraan menuju kota tujuan. Benar adanya, di Solo ia sudah ditunggu banyak jamaah yang mau mendengarkan pengajian, dan usai kegiatan, ongkos taksi tersebut diganti secara gotong royong oleh banyak orang,” kisahnya.
Ketua PDA Nganjuk, Umi Nisa’i Mahmudah SPd menjelaskan bahwa di lingkungan amal usaha Aisyiyah terdapat ratusan guru, dokter dan karyawan. Kegiatan ini selain sebagai sarana silaturrahim, juga dimaksudkan untuk penguatan ideologi dan meningkatkan komitmen ber-Muhammadiyah. (NH)