ADVERTISEMENT
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
Senin, Januari 30, 2023
  • Login
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Hardiknas: Mengapa Ki Hajar, Bukan Kiai Dahlan?

Sabtu 2 Mei 2020 | 10:49
6 min read
10k
SHARES
20.9k
VIEWS
Hardiknas: Mengapa Ki Hajar, Bukan Kiai Dahlan? Opini ditulis oleh Dr Hidayatulloh MSi, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Hardiknas: Mengapa Ki Hadjar, Bukan Kiai Dahlan? (Sketsa KH Ahmad Dahlan Atho’ Khoironi/PWMU.CO)

Hardiknas: Mengapa Ki Hajar, Bukan Kiai Dahlan? Opini ditulis oleh Dr Hidayatulloh MSi, Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).

PWMU.CO – Setiap tanggal 2 Mei bangsa Indonesia memperingatinya sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).

Peringatan Hardiknas ini dikaitkan dengan kelahiran Ki Hajar Dewantara pada tanggal 2 Mei 188. Dalam perjuangannya dia mendirikan sekolah Taman Siswa pada tahun 1922, perguruan yang sangat kuat menekankan rasa kebangsaan kepada para murid-muridnya.

Benarkah tonggak pendidikan nasional itu diletakkan pada Ki Hajar Dewantara? Di sini banyak ahli yang mempersoalkannya. Karena sesungguhnya jauh sebelum Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa, ternyata sudah ada tokoh besar yang telah mendahului mendirikan pendidikan modern di Indonesia. Yaitu KH Ahmad Dahlan.

Pendidikan yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan ini tidak hanya mengajarkan rasa kebangsaan dan nasionalisme Indonesia> Tetapi juga mengajarkan ilmu pengetahuan secara luas serta menggerakkan rasa kemanusiaan.

Dari sini kita bertanya, sesungguhnya penentuan Hardiknas itu lebih tepat didasarkan pada kelahiran dan perjuangan Ki Hajar Dewantara atau KH Ahmad Dahlan?

Sekolah-sekolah yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan mengalami perkembangan yang sangat dahsyat. Jauh meninggalkan sekolah-sekolah yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara.

Dalam konteks inilah kita perlu meluruskan sejarah pendidikan nasional Indonesia. Untuk menguatkan pengetahuan kita tentang sejarah pendidikan nasional penulis mengulas peran KH Ahmad Dahlan dalam membangun dan memajukan pendidikan di Indonesia.

Peran KH Ahmad Dahlan dalam Pendidikan Nasional

Membicarakan pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pemikiran dan perjuangan KH Ahmad Dahlan. Mengapa demikian? Karena KH Ahmad Dahlan sang pendiri Muhammadiyah itu telah dikenal sebagai peletak dasar pendidikan modern di Indonesia.

KH Ahmad Dahlan telah memainkan peran yang sangat penting dan strategis dalam melakukan modernisasi pendidikan Islam di Indonesia.

Gagasan KH Ahmad Dahlan tentang pendidikan berawal dari ketidakpuasan dirinya ketika melihat dualisme sistem pendidikan. Yaitu sistem pendidikan Islam yang berbasis di pesantren-pesantren dan sistem pendidikan sekuler (Barat) yang berbasis di sekolah-sekolah yang dikelola oleh pemerintah kolonial Belanda.

KH Ahmad Dahlan memandang kedua jenis pendidikan tersebut dengan kaca mata tersendiri. Ia tidak cenderung kepada salah satunya. Tetapi melihat segi-segi posistif dari keduanya.

KH Ahmad Dahlan memberikan penilaian yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah Belanda. Tetapi tidak mengurangi nilai dan penghargaan yang utuh terhadap ilmu-ilmu agama yang terdapat dalam lembaga-lembaga pendidikan pesantren.

Agaknya keinginan untuk mengompromikan segi-segi positif dari kedua jenis pendidikan di atas itulah—di samping untuk mengatasi kesenjangan yang terjadi dalam masyarakat—KH Ahmad Dahlan mencetuskan ide-ide dan pemikirannya yang kemudian menjadi bagian dari sistem pendidikan Muhammadiyah.

Pemikiran tersebut bisa dilihat dari karya nyatanya di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah yang didirikannya. Model pendidikan Muhammadiyah ini kemudian diadopsi dan dijadikan model sistem pendidikan nasional.

Sekolah pertama yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan adalah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah pada tanggal 11 Desember 1911 di Kauman Yogyakarta. Sekolah tersebut dibuka di rumahnya dengan sistem Barat, memakai meja, kursi, dan papan tulis.

Materi pelajaran yang diberikan meliputi materi agama yang biasa diajarkan di pesantren dan materi umum yang biasa diajarkan di sekolah Belanda.

Berbagai Kajian Sistem Pendidikan KH Ahmad Dahlan

Munir Mulkhan menyebutkan “sekolah tersebut dikelola secara modern dengan metode dan kurikulum baru: antara lain diajarkan berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang pada awal abad 20,”

Semeentara Arbiah Lubis mengelompokkan pemikiran KH Ahmad Dahlan dalam pendidikan yang dilakukannya pada dua hal pokok. Yaitu memasukkan pelajaran agama ke dalam lembaga pendidikan Barat dan melakukan pembaharuan sistem pendidikan dengan mengompromikan antara sistem pendidikan Islam dan Barat.

Yang pertama dilakukan terutama dalam kapasitasnya sebagai guru di sekolah pemerintah Belanda. Dan yang kedua dengan mendirikan sekolah sendiri yang kemudian dinamakan sekolah Muhammadiyah.

Steenbrink juga melihat bahwa di antara pemikiran pokok KH Ahmad Dahlan dalam pendidikan adalah: pertama, memasukkan pelajaran agama ke dalam lembaga pendidikan Barat. Perbandingan pelajaran agama pada sekolah itu berkisar antara 10-15 persen dari seluruh kurikulumnya.

Kedua, penerapan sistem pendidikan Barat dalam lembaga pendidikan agama. Sistem pendidikan Barat yang dimaksud di sini adalah cara yang diterapkan di lembaga pendidikan kolonial Belanda dalam beberapa komponen pendidikan. Sehingga melahirkan sistem pendidikan baru yang merupakan kompromi antara sistem pendidikan kolonial dengan sistem pendidikan tradisional.

Sistem pendidikan baru inilah tampaknya yang menjadi ciri khas sistem pendidikan Muhammadiyah. (Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah. Jakarta: LP3ES, 1989, hal. 54-55)

Padukan Barat dan Pesantren

Yusron Asrofie dalam studinya “Kyai Haji Ahmad Dahlan; Pemikiran dan Kepemimpinannya” mencatat bahwa: “Dalam kesibukannya memberikan pelajaran agama di sekolah pemerintah, ia mendirikan sekolah yang bernama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah di rumahnya. Ini terjadi pada tahun 1911.

Sekolah ini menggunakan sistem Barat, memakai meja, kursi dan papan tulis. Diberikan pula pelajaran pengetahuan umum dan pelajaran agama di dalam kelas.

Pada waktu itu anak-anak Kauman masih merasa asing pada pelajaran dengan sistem sekolah. Dia mengadakan modernisasi dalam bidang pendidikan Islam, dari sistem pondok yang hanya diajar secara perorangan menjadi secara kelas dan ditambah dengan pelajaran pengetahuan umum.” (Yusron Asrofi, Kyai Haji Ahmad Dahlan : Pemikiran dan Kepemimpinannya, Yogyakarta, 1983, 51).

Ahmad Jainuri menyatakan bahwa berdirinya lembaga pendidikan Muhammadiyah ini mempunyai dua sasaran utama. Pertama, untuk memberantas buta huruf, ditujukan kepada masyarakat luas. Sejalan dengan usaha ini adalah dikembangkannya kursus untuk mengkaji Islam dan berbagai materi yang saling berkaitan, termasuk kemampuan berorganisasi.

Semua kegiatan ini menumbuhkan semangat membaca dan akhirnya berimplikasi pada munculnya berbagai publikasi seperti koran, majalah dan buku-buku yang menjamur pada tahun 1920 dan 1930-an.

Kedua, mendirikan sekolah-sekolah Muhammadiyah. Untuk mewujudkannya KH Ahmad Dahlan mengambil langkah awal dengan mendirikan sekolah (madrasah) yang terletak di rumahnya sendiri. Tujuannya untuk memberikan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak tetangganya yang tidak mampu atau tidak punya akses pada sekolah-sekolah pemerintah.

Lebih lanjut Ahmad Jainuri menegaskan pendirian madrasah ibtidaiyah diniyah ini mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat dalm pembentukan wawasan keagamaan dan pendidikan.

Pendidikan di madrasah ini di disain oleh KH Ahmad Dahlan untuk memberikan pengetahuan agama dan sekaligus pengetahuan umum. Kurikulum madrasah ibtidaiyah diniyah dalam banyak hal menyerupai kurikulum sekolah pemerintah, dengan menekankan khususnya pengetahuan praktisdari ilmu-ilmu modern.

Sekolah ideal ini kemudian diperluas oleh Muhammadiyah dan didirikan di daerah Yogyakarta selatan. Didesain untuk melahirkan manusia yang berbudi baik, berpengetahuan dalam ilmu agama dan sekuler, dan mau bekerja untuk kemajuan masyarakatnya. (Achmad Jainuri, Idiologi Kaum Reformis, Melacak Pandangan Keagamaan Muhammadyah Periode Awal, LPAM, Surabaya, 2002, 195-200).

Satu Pandangan dengan Ahmad Khan

Abuddin Nata menyatakan bahwa KH Ahmad Dahlan memiliki pandangan yang sama dengan Ahmad Khan (tokoh pembaharu Islam India) mengenai pentingnya pembentukan kepribadian.

KH Ahmad Dahlan menganggap bahwa pembentukan kepribadian sebagai target penting dari tujuan pendidikan. Ia berpendapat bahwa tak seorang pun dapat mencapai kebesaran di dunia ini dan di akhirat kelak kecuali mereka yang memiliki kepribadian yang baik. Dalam studinya lebih lanjut, Abuddin Nata menyatakan sebagai berikut:

”Ahmad Dahlan juga berpandangan bahwa pendidikan harus membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk kemajuan materiil.

Oleh karena itu pendidikan yang baik adalah pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat di mana siswa itu hidup. Dengan pendapatnya yang demikian itu, sesungguhnya Ahmad Dahlan mengkritik kaum tradisionalis yang menjalankan model pendidikan yang diwarisi secara turun-temurun tanpa mencoba melihat relevansinya dengan perkembangan jaman.” (Abuddin Nata, Tokoh-Tokoh Pembaharu Pendidikan Islam di Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, 102).

Pendidikan Berkemajuan

Pemikiran KH Ahmad Dahlan yang seperti itu merupakan respon pragmatis terhadap kondisi ekonomi umat Islam Indonesia yang tidak menguntungkan, sebagi akibat dari ketidakmampuan umat Islam membuka akses ke sektor-sektor pemerintah atau perusahaan-perusahaan swasta.

Situasi yang demikian itu menjadi perhatian KH Ahmad Dahlan, yang kemudian ia berusaha untuk memperbarui sistem pendidikan umat Islam. KH Ahmad Dahlan sadar, tingkat partisipasi umat Islam yang rendah pada sektor-sektor pemerintah itu karena kebijakan pemerintah kolonial yang menutup peluang bagi Muslim untuk masuk.

Oleh karena itu KH Ahmad Dahlan berusaha memperbaikinya dengan memberikan pencerahan tentang pentingnya pendidikan yang sesuai dengan dengan perkembangan jaman bagi kemajuan bangsa.

Berdasarkan kajian di atas, terlihat bahwa KH Ahmad Dahlan menggunakan pendekatan self corrective terhadap umat Islam. Dalam pandangannya Muslim tradisional terlalu menitikberatkan pada aspek spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

Sikap semacam ini mengakibatkan terjadinya kelumpuhan dan bahkan kemunduran Dunia Islam, sementara kelompok yang lain telah mengalami kemajuan di bidang ekonomi.

KH Ahmad Dahlan terobsesi dengan kekuatan sistem pendidikan Barat seperti terlihat pada sekolah-sekolah Belanda. Sistim pendidikan yang dikembangkan oleh KH Ahmad Dahlan mengikuti pola Barat dengan memberikan penguatan pada nilai-nilai Islam yang berkemajuan.

Dengan demikian, peran KH Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan adalah upaya mengompromikan beberapa unsur positif dari sistem pendidikan Islam dan sistem pendidikan Barat.

Model pendidikan ini, dibuktikan dengan karyanya yang nyata, yaitu lahirnya lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah di seluruh Nusantara ini, yang kini jumlahnya mencapai puluhan ribu, mulai PAUD, pendidikan dasar dan menengah, sampai dengan pendidikan tinggi Muhammadiyah.

Majulah pendidikan Muhammadiyah dan Jayalah Indonesia. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni.

Tags: HidayatullohKH Ahmad DahlanRektor Umsida Hidayatullah
SendShare6033Tweet1671Share

Related Posts

Pentingnya Menuntut Ilmu Digaungkan Wakil Ketua PWM Jatim

Kamis 19 Januari 2023 | 08:37
59

Dr Hidayatulloh MSi dalam Kajian Ahad Pagi di GDM Sukodono (Istimewa/PWMU.CO) Pentingnya menuntut ilmu digaungkan...

Digitalisasi PWM Jatim agar Dakwah Muhammadiyah Melaju Kencang

Rabu 11 Januari 2023 | 04:53
2.1k

Wakil Ketua PWM Jatim Dr Hidayatulloh saat diwawancarai PWMU.CO di Masjid An-Nur Sidoarjo, Senin (9/1/23)...

Guru Karyawan Sekolah Muhammadiyah Sejahtera, Begini Strategi PWM Jatim

Selasa 10 Januari 2023 | 22:34
687

Wakil Ketua PWM Jatim Dr Hidayatulloh saat diwawancarai PWMU.CO di Masjid An-Nur Sidoarjo, Senin (9/1/23)....

Islam Tidak Mengenal Dikotomi Ilmu Agama dan Umum

Minggu 8 Januari 2023 | 10:46
201

Dr Hidayatulloh MSi dalam Kajian Ahad Subuh Masjid An Nur (Darul Setiawan/PWMU.CO) Islam tidak mengenal...

Daftar Resmi 64 Calon Sementara Anggota PWM Jawa Timur Periode 2022-2027

Kamis 22 Desember 2022 | 03:38
31.9k

Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim Jalan Kertomenanggal IV/1 Surabaya (Phonny Aditiawan Mulyana/PWMU.CO) Daftar Resmi 64 Calon...

Ketua Panlih Musywil: Ada 64 Calon Sementara Anggota PWM Jatim 2022-2027

Rabu 7 Desember 2022 | 12:42
1.5k

Ketua Panlih Musywil Ke-16 Muhammadiyah Jatim Dr Hidayatulloh MSi (surya.co.id) Ketua Panlih Musywil: Ada 64...

Ajaran Kiai Dahlan Jadi Kunci Sukses Muktamar Surakarta

Minggu 27 November 2022 | 07:22
6.6k

Ajaran Kiai Dahlan: Edutorium UMS saat dilihat pada malam hari (Darul Setiawan/PWMU.CO) Ajaran Kiai Dahlan...

Jamaah di Masjid Bukan Hanya Shalat Terus Pulang

Selasa 15 November 2022 | 19:59
799

Sulthon Amien di Pengajian Ahad Pagi PDM Jember, Ahad (13/11/22). Jamaah di Masjid Bukan Hanya...

Juara ME Awards Kategori Ini Bersiap Diguyur Beasiswa Umsida

Sabtu 8 Oktober 2022 | 12:12
800

Rektor Umsida Dr Hidayatulloh MSi (Darul Setiawan/PWMU.CO) Juara ME Awards kategori ini bersiap diguyur beasiswa...

Panlih Musywil XVI Membuka Pengajuan Bakal Calon Anggota PWM Jatim 2022-2027

Senin 26 September 2022 | 18:38
10.7k

Logi Muywil XVI Muhammadiyah Jatim. Panlih Musywil XVI Membuka Pengajuan Bakal Calon Anggota PWM Jatim Periode 2022-2027. Panlih Musywil XVI...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171195 shares
    Share 68478 Tweet 42799
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    84592 shares
    Share 33837 Tweet 21148
  • Siswa Smamio Raih Perak di World Young Biologist Olympiad

    12544 shares
    Share 5018 Tweet 3136
  • Campus Expo Smamio Undang 35 PTS-PTN

    13639 shares
    Share 5456 Tweet 3410
  • Smamsatu Mantu, Praktik Unik Penilaian Proyek Karakter

    39241 shares
    Share 15696 Tweet 9810
  • Spiderman Smamsatu Borong Medali Kejurnas Panjat Tebing FPTI

    97668 shares
    Share 39067 Tweet 24417
  • Siswa Spemdalas Juara I English Speech Tingkat Provinsi

    3235 shares
    Share 1294 Tweet 809
  • Kenang Legenda Sepak Bola, Siswa Spemdalas Bikin Pop-up Book Pele

    4075 shares
    Share 1630 Tweet 1019
  • Smamsatu Kembali Menggelar Seminar Pendidikan Internasional

    30264 shares
    Share 12106 Tweet 7566
  • Mahasiswa asal Afghanistan Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    2517 shares
    Share 1007 Tweet 629

Berita Terkini

  • MBC SD Muhlas Murajaah dan Hafalan di Taman SuroboyoSenin 30 Januari 2023 | 15:22
  • Cerobong Angka SD Muri Gresik Memikat Pengunjung Pameran IniSenin 30 Januari 2023 | 15:18
  • Guru SD Muri Gresik Pelatihan Media Pembelajaran InteraktifSenin 30 Januari 2023 | 12:42
  • Career Day SMA Muhi Undang Ketua Eksekutif SNPMB 2023Senin 30 Januari 2023 | 12:40
  • Sekolah Muhammadiyah GKB Gresik Launching Aplikasi Mugeb AppSenin 30 Januari 2023 | 10:37
  • Ikhwan Nurhadi Terpilih Jadi Ketua PDM Kabupaten KediriSenin 30 Januari 2023 | 10:29
  • Juara Tahfidh, Begini Rahasia Pola Asuh Siswa SD Mugeb IniSenin 30 Januari 2023 | 06:33
  • Dua Wajah Baru PWA Jatim Siap Jalankan Roda AisyiyahSenin 30 Januari 2023 | 06:03
  • Pemuda Lintas Agama dan Komunitas Difabel Susun Produk Eco BhinnekaSenin 30 Januari 2023 | 05:30
  • Minim persiapan, SMP Musasi raih peringkat ketiga Sport Olympiad Futsal; Liputan Farah Az Zahra Asmara, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
    SMP Musasi Raih Peringkat Ketiga Sport Olympiad FutsalMinggu 29 Januari 2023 | 23:09

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Musywil
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Kajian Ramadhan
  • Index
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!