Ibadah Sayang Bumi adalah renungan Ramadan ditulis oleh Ali Murtadlo, wartawan senior. Mengulas pencapaian ketakwaan dengan hemat air dan diet plastik.
PWMU.CO-Ramadan, musim ibadah. Kita berlomba meningkatkannya. Termasuk memperbanyak shalat sunnah dan mengkaji Quran. Untuk itu harus bersuci, berwudhu. Penggunaan air lebih melimpah. Yang tumpah juga meruah.
Nah, bagaimana kalau mulai sekarang kita mewadahi air wudhu. Untuk apa? Air bekasnya untuk menyiram bunga atau sayur atau masuk budidaya kolam ikan. Supaya tidak dua kali menggunakan air tanah: wudhu dan siram-siram.
Caranya? Sebelum wudhu, kita tempatkan timba air di bawah kran. Usai wudhu, kita ambil timbanya untuk dipakai menyirami bunga. Mau? Atau bahkan sudah? Hebat sekali bagi yang sudah. Yang belum, ayo kita lakukan. Insyaallah bernilai ibadah. Pertama, hemat menggunakan air tanah. Kedua, menyiram bunga atau sayur untuk kemaslahatan.
Dengan cara begini masjid-masjid bisa menanami sayur dan bunga yang bakal lebih sedap dipandang dan dimakan. Bakal terbayang betapa suburnya karena tiap orang menyumbang siraman dari bekas air wudhunya. Jadil hemat air.
Mengapa dibahas? Memangnya kita krisis air? Iya, pada musim kemarau. Daerah seperti Gunung Kidul dan Pacitan selalu ada yang kekeringan. Bahkan di negara lain sudah berkategori gawat. Tahun lalu, rakyat Afrika Selatan mandinya sudah dijatah dua hari sekali.
Tak hanya air saja, kita seharusnya juga peduli bumi yang kita tinggali. Sekarang ini, kampanye diet plastik merebak di seluruh dunia. Supermarket sudah tidak menggratiskan tas kresek. Salut bagi bupati dan walikota yang sudah membuat Perda antiplastik. Salut bagi yang sudah menggunakan paperbag yang lebih eco-friendly.
Jangan Merusak Bumi
Mengapa kita harus menjadi pendukung nomer satu? Sebab, agama memerintahkannya. Kita yang dipilih oleh Allah sebagai khalifah fil ardh sering teledor menjalankan tugas wakil Allah di muka bumi ini.
Jangankan menjaganya, malah merusaknya. Dhoharol fasada fil barri wal bahri bima kasabat aydinnas. Telah tampak kerusakan di darat dan laut karena ulah tangan manusia (Surat ar-Ruum : 41).
Padahal Allah tegas-tegas melarangnya. Wala tabghil fasadafil ardh. Jangan merusak bumi. Allah tidak menyukainya . Innallaha la yuhibbul mufsidin. (Surat al-Qasas : 77).
Ramadan ini, mari kita naikkan level takwa kita dengan lebih menyayangi bumi mulai dari memanfaatkan bekas air wudhu, ikut diet tas plastik, kemana-mana membawa tumbler, dan masih banyak lagi.
Siapa tahu lewat ibadah sayang bumi ini memuluskan jalan kita meraih la’allakum tattaqun. Agar kalian bertakwa. The ultimate goal dari berpuasa Ramadan. Aamiin. (*)
Editor Sugeng Purwanto