KH Faqih Usman sudah ‘gambar’ Pak AR dalam Muktamar Ke-37 Muhammadiyah di Yogyakarta tahun 1968 sebelum ia wafat tangal 3 Oktober 1968.
PWMU.CO – Tokoh kebanggaan warga Muhammadiyah Gresik dan Jawa Timur KH Faqih Usman menjadi Ketua (Umum) Pmpinan Pusat (PP) Muhammadiyah hasil Muktamar ke-37 tahun 1968.
Dalam muktamar tersebut Kiai Faqih seperti mendapat “firasat” tidak akan mampu memimpin Muhammadiyah. Dia menyarankan muktamirin untuk memilih KH AR Fakhruddin. Tetapi muktamirin keukeh memilih KH Faqih Usman sebagai ketua (umum) untuk periode 1968-1971.
Setelah muktamar yang berlangsung bulan September 1968 tersebut, pada bulan Oktober 1968 dia dipanggil Yang Maha Kuasa. Praktis hanya tiga pekan Kiai Faqih mengemban amanah sebagai Ketua (Umum) PP Muhammadiyah.
Atas saran Prof Hamka, penasihat, dan Prof Rasjidi, salah satu ketua, akhirnya KH Abdul Rozak Fakhruddin ditunjuk sebagai “acting president” atau pejabat pelaksana Ketua (Umum) PP Muhammadiyah.
Pak AR memegang jabatan sebagai Pjs Ketua (Umum) PP Muhammadiyah mirip jabatan Pak Harto sewaktu ditetapkan oleh MPRS tahun 1968 sebagai pejabat Presiden menggantikan Bung Karno.
Meskipun Pak AR telah menjabat ketua (umum), uniknya atas saran para pimpinan dan sesepuh Muhammadiyah, periode 1968-1971 tetap disebut sebagai periode KH Faqih Usman demi menghormati jasa dan kiprah panjangnya di persyarikatan.
Kiai Faqih memang layak dihormati, mengingat perjuangan panjang beliau sejak di Konsul Muhammadiyah Surabaya (Gresik dahulu sebagai kecamatan masuk dalam wilayah Surabaya) yang mengasuh warga Muhammadiyah seluruh Jawa Timur.
KH Faqih Usman di Luar Muhammadiyah
Selain di Muhammadiyah Kiai Faqih juga aktif di Partai Masjumi dan tentara Hizbullah. Sempat menjadi menteri agama pada Kabinet Wilopo I tahun 1950 dan Wilopo II tahun 1952-1953.
Dalam pemilu 1955 dia berhasil mendapat kursi di Konstituante sebagai wakil Masyumi sampai pembubaran Konstituante oleh Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
Pasca-pembubaran Masyumi tahun 1960, Kiai Faqih aktif sebagai Wakil Ketua (Umum) semasa Ketua (Umum) PP Muhammadiyah dijabat HM Yunus Anis tahun 1959-1961. Pada kepemimpinan KH Ahmad Badawi tahun 1965-1968 Kiai Faqih menjadi penasihat.
Pada kepemimpinan KH Ahmad Badawi yang pertama (1962-1965), Kiai Faqih merumuskan konsep Kepribadian Muhammadiyah. Rumusan itu diajukan dalam Muktamar Muhammadiyah ke-35 tahun 1962 di Jakarta, yang akhirnya diterima sebagai pedoman bagi warga Muhammadiyah. (*)
Penulis Prima Mari Kristanto. Editor Mohammad Nurfatoni.
Tulisan ini disarikan dari buku Ensiklopedi Tokoh Muhammadiyah.