Tukang Doa dan Karomah renungan Ramadhan yang menganjurkan tiap muslim harus mampu berdoa sendiri kepada Tuhannya tanpa wasilah seperti anjuran ajaran Islam.
PWMU.CO– Berdoa sebenarnya urusan sepele. Ternyata tidak semua orang mau melakukan. Di masyarakat kita bahkan perlu tukang doa seperti di acara negara hingga bancakan di kampung. Kenapa tidak semua orang berani berdoa sendiri?
Jawaban pertama, inilah gambaran bahwa masyarakat kita awam soal agama. Lebih jelas lagi abangan. Tidak hafal doa. Karena memang tidak pernah mengaji sedari kecil. Karena mereka tidak berani menyentuh wilayah yang dianggap sakral seperti berdoa. Maka perlu mencari orang yang dinilai bisa berhubungan dengan Tuhan untuk berdoa.
Kalau ada acara di kampung Anda diminta untuk memimpin doa itu menandakan masyarakat sekitar menganggap Anda memahami wilayah sakral. Dinilai mempunyai hubungan baik dengan Tuhan sehingga berharap doa yang disampaikan cukup makbul. Anda dinilai mempunyai derajat lebih tinggi dibandingkan orang-orang di lingkungan kampung untuk berhadapan dengan Tuhan. Meskipun Anda sendiri merasa tidak begitu patut.
Inilah maksud ayat 11 surat Mujadalah (58) bahwa Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Jadi kalau Anda diminta menjadi tukang doa, jangan merasa enggan karena tidak bergengsi. Ambil saja. Berdoalah sepenuh hati. Siapa tahu itulah jalan pertama yang ditunjukkan Allah untuk memberi pencerahan kepada lingkungan Anda lewat pancaran doa-doa.
Jangan berdoa sekadar memenuhi protokoler acara. Hanya pemanis acara agar tampak religius. Seperti tukang doa di musim haji yang minta sedekah. Atau pengamen doa di bus antar kota dengan mengedarkan amplop derma ke penumpang.
Dalam acara kenegaraan semestinya pemimpin seperti presiden atau gubernur yang membaca doa sendiri meminta kepada Allah agar memberi kemakmuran negaranya dan menyejahterakan rakyatnya. Bukan diserahkan kepada tukang doa.
Membina Hubungan dengan Allah
Di bulan Ramadhan inilah kita dianjurkan banyak berdoa. Karena pintu langit dibuka. Doa dan ibadah mempunyai kekuatan menembus langit dan alam semesta yang memudahkan diterima Allah. Langsung tanpa wasilah. Inilah bulan waktunya membina hubungan baik dan lebih dekat dengan Tuhan.
Allah mengatakan, berdoalah kepadaku, niscaya aku kabulkan (Al Mukmin: 60). Dan ketika hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang aku, maka sesungguhnya aku dekat. Aku menjawab doa orang yang berdoa bila dia berdoa kepadaku, maka hendaklah mereka memenuhiku (Al Baqarah: 186).
Ini adalah janji Allah. Ini juga hukum kepastian. Setiap doa pasti dikabulkan. Tapi kenapa ada doa yang tidak terkabul? Mustahil menuduh Allah mengingkari janji. Juga mustahil Allah menunda janjinya. Masalahnya bisa jadi terletak kepada kekuatan doa kita belum menembus batas Allah.
Kekuatan doa itu seperti dijelaskan dalam surat al-Muzzammil. Terletak kepada aktivitas shalat malam, tartil Quran, berdzikir dan beribadah sepenuh hati. Bila kebiasaan ini sudah dijalani maka Allah menurunkan qaulan tsaqilah, perkataan berbobot. Ada yang menyebutnya idu geni. Kesaktian. Karomah. Doa yang makbul.
Kalau maqam seperti ini sudah tercapai maka dukun dari manapun pasti kalah sakti. Apalagi dukun banci yang mengidentifikasi diri sendiri saja tidak bisa kok dipercaya bisa mendatangkan rezeki. Jadi mulai sekarang ujilah kekuatan doa sendiri. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto