Pabrik Tekstil Berlonceng Adzan tulisan Renungan Ramadhan oleh Ali Murtadlo mengulas pengusaha pribumi yang menerapkan jam istirahat waktu shalat.
PWMU.CO-Ini kali kedua tulisan saya diinspirasi oleh DI’s Way. Kali ini kisah Bos Tekstil Probolinggo Haji Mohammad Supriyono. Pria asli Magetan ini, kini sibuk mengerjakan APD dan masker. Juga baju operasi dokter. Nama pabriknya PT Putrateja Sempurna.
Saya hanya mau mengulas sedikit tentang jam istirahatnya yang unik. Bukan lonceng pukul 12 siang seperti umumnya. Tapi lonceng adzan Duhur dan Asar. Semua karyawan langsung meninggalkan pekerjaan untuk shalat berjamaah.
Kedua, kalimat menggelitik dari Pak Dahlan Iskan. Tumben ada “Haji dan Mohammad” punya pabrik tekstil besar. Tidak usah tersinggung. Bukankah begitu kenyataannya. Kita jarang punya nyali seperti Pak Haji Pri ini.
Dia beda. Setelah 20 tahun menjadi profesional di sebuah pabrik tekstil milik Hongkong di kota yang sama, dia memberanikan diri keluar. Apalagi bos lamanya meninggal dunia. Nyali Haji Pri berbuah. Dari semula 10 mesin jahit, kini sudah 2.000 mesin. Dari satu pabrik menjadi tiga. Menjahit APD sendiri, masker sendiri, dan baju operasi dokter sendiri. Mantap.
Kita memang kekurangan pengusaha. Terlalu banyak yang menjadi pegawai. Mari kita tengok Forbes 50 Indonesia. Dari 10 besarnya hanya Chairul Tanjung (CT) pengusaha pribumi yang mengisi di nomer 9. Perlu banyak pengusaha seperti Pak Haji Pri atau CT.
Lihat sendiri uniqueness-nya. Jam istirahatnya saja menyesuaikan jadwal shalat. Sehingga tidak akan terdengar lagi, karyawan boleh Jumatan atau tidak. Mushala yang terkunci sebelum jam istirahat tiba atau jam pulang pukul 4 berbunyi. Atau tempat sholat dan wudhunya yang kurang memadai.
Lebih bijak mengikuti langkah Pak Haji Pri. Bikin pabrik sendiri, bikin aturan main sendiri. Bikin real estate sendiri, mal sendiri, bikin toko sendiri, berdagang sendiri. Bukankah Nabi kita telah meneladankan menjadi pebisnis selama 25 tahun. Sebelum menjadi nabi selama 23 tahun.
Jika mau ittibak rasul, maka berbisnis adalah salah satunya. Ketika Nabi ditanya tentang pekerjaan yang paling baik, Nabi menjawab, pekerjaan yang dikerjakan dengan tangannya sendiri dan berbisnis yang mabrur adalah yang baik (HR Al Baihaqi).
Editor Sugeng Purwanto