Pakai Masker Itu Amal Saleh tulisan Renungan Ramadhan oleh Ali Murtadlo mengulas melaksanakan amal saleh di saat PSBB mencegah wabah Corona.
PWMU.CO-Saya kagum terhadap gairah teman-teman dalam beragama. Salut kepada kawan yang pukul dua dinihari sudah wake up call: tahajud time! Begitu juga yang tiap pagi mengirim WA: dhuha-dhuha. Termasuk yang rajin ngoprak-oprak one day one juz atau one week one juz. Keluarga besar punya grup ngaji, teman kantor bikin grup tersendiri, alumni kampus bikin lagi. Luar biasa.
Sayangnya, maaf beribu maaf, kadang-kadang untuk urusan muamalah, kita lemah. Contoh sederhana sekarang ini. Sudah diumumkan berkali-kali bahkan spanduknya dipasang di pintu gerbang, tapi masih ada saja yang lupa pakai masker. Padahal sangat berisiko. Berpotensi menularkan atau ketularan. Dua hal yang sama-sama akan merepotkan banyak orang.
Padahal bermasker, juga menjaga jarak, termasuk beribadah amalush sholihat. Beramal baik. Kitab suci kita berkali-kali menekankan aamanu wa’amiluss shalihat. Beriman dan beramal salih. Bermasker adalah amal saleh karena melindungi jiwa masing-masing dan orang lain.
Sesuatu yang sangat basic dalam beragama. Itulah yang dimaksudkan oleh agama sebagai maqasid syariah khususnya yang hifdzun an-nafs (melindungi jiwa).
Dicontohkan Nabi
Nabi banyak memberikan contoh tentang kesalehan sosial ini. Misalnya, menyingkirkan duri atau rintangan di jalan, mengisahkan pelacur yang masuk surga gara-gara memberi minum kepada anjing. Karena itu, mestinya kita sangat termotivasi untuk berbuat kebaikan.
Amal salih karena Allah itu ibadah, bantu istri ibadah, bantu orang lain ibadah, antre ibadah, pakai helm ibadah, patuh rambu lalu lintas ibadah, buang sampah di tempatnya ibadah, nice kepada orang lain ibadah, menyayangi binatang ibadah, menyirami tanaman ibadah.
Itulah muslim kaffah, utuh, total, menyeluruh. Hebat kepada sang pencipta, hebat juga kepada sesama makhluknya. Hebat ibadah mahdhohnya (ada tuntunan Quran dan hadisnya), hebat juga ghairu mahdhahnya. Hebat hablum minallohnya, hebat juga hablum minannasnya. Udkhulu fissilmi kaffah, masuklah kamu ke dalam Islam secara kaffah. al-Baqarah: 208.
Kalau sudah total dan menyeluruh begini, insyaallah, bakal tambah harum agama kita. Tak ada lagi video viral seorang wanita mencabut bunga dan dibawa pulang dengan mobilnya yang berkaligrafi.
Mungkin itulah yang dimaksudkan keindahan ajaran Islam kadang tertutupi oleh orang Islam sendiri (al-Islamu mahjubun bil muslimin). Semoga kita tidak termasuk satu di antaranya. Atau setidaknya, semoga Ramadhan ini kita termotivasi untuk menghindarinya. Bahkan mengharumkannya. Dengan cara menjadi muslim yang kaffah. Aamiin. (*)
Editor Sugeng Purwanto