Bukber Online Puasa 17 Jam di Hongaria. Artikel ditulis oleh Nurul Musdholifah, Budapest, Hongaria. Dia tinggal bersama tiga anak dan suaminya Hazim Hamid, peraih beasiswa Phd Stipendium Hungaricum di Eötvös Loránd University of Budapest.
PWMU.CO – Bulan Ramadhan tahun 2020 ini terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini karena ada kebijakan self quarantine dan social distancing akibat pandemi Covid-19 yang sudah merambah di seluruh dunia.
Jika biasanya masyarakat Indonesia yang sedang berada di Hongaria bisa buka bersama di KBRI Budapest yang beralamat di Varosligeti Fasor 26. Tahun ini KBRI Hongaria mengadakan buka bersama virtual online dan stay at home.
Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Staf Protokol dan urusan Konsular KBRI Budapest Ratih Dewi. “Dengan adanya wabah Covid-19, Jadi tahun ini kita mengadakan buka bersama secara online. Hal ini dalam rangka tetap menjaga silaturrahim agar tidak putus meskipun secara online,” ujarnya dalam chat WhatshApp.
Jadwal berpuasa di Hongaria tahun ini sekitar 17 jam bertepatan dengan musim semi (spring). Subuh sekitar pukul 03.00 pagi dan Maghrib sekitar jam 20.00 malam. Bahkan nanti satu pekan sebelum Lebaran, Subuh di Budapest sekitar pukul 02.30 dan Maghrib sekitar pukul 20.20. Sedangkan shalat Isya pukul 22.31 malam.
Bukber Online Jumat Pertama
Buka bersama secara online ini diselenggarakan setiap hari Jumat. Pada Jumat pertama (1/5/2020) bukber online diadakan pukul 19.30-20.20 dengan pembicara Ustadz H Anis Kadir, Staf KBRI Budapest Hongaria. Tema kultum berdurasi 10 menit yang dia bawakan: Konsep Islam Ddlam Menjaga Kesehatan Jasmani dan Rohani.
Bukber online Jumat pertama yang diikuti 28 peserta ini dimoderatori oleh Annisa Ridhatul Khatimah, mahasiswa scholarship di Corvinus of University, Jurusan Hubungan Internasional.
Dalam kultumnya H Anis Kadir mengatakan, masalah kesehatan sangat penting dalam Islam terutama dalam hal makan dengan makanan yang baik dan halal. “Karena hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: ‘Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah SWT dar ipada mukmin yang lemah’,” tuturnya.
Usai kultum, acara dilanjutkan sesi tanya jawab. Muncul beberapa pertanyaan seru dan kekinian. Di antaranya yang ditayakan Ratih Dewi. “Pak Anis, apakah tahun ini ditengah pandemi, kira-kira kita bisa mengadakan shalat Id bersama di KBRI kah?”
Penanya kedua adalah Dicky, staf KBRI yang sudah lebih 20 tahun di Budapest. Dia bertanya, “Dengan kemajuan teknologi digital, apakah memungkinkan kita bisa shalat Id berjamaah secara online?”
Menjawab dua pertanyaan itu, Ustadz Anis mengatakan, shalat Id memungkinkan bisa dilaksanakan kalau wabah ini sudah dinyatakan steril dan sudah hilang.
“Akan tetapi kita tetap mengikuti aturan pemerintah setempat. Kalaupun tidak ada, kita bisa melaksanakan shalat di rumah masing-masing sesuai dengan rukun dan ketentuan syarat sahnya shalat,” jelas alumnus Universitas Al Azhar Mesir itu.
tentang shalat Id berjamaah secara online ustadz kelahiran Makassar itu menegaskan tidak bisa dilakukan karena bertentangan dengan ketentuan rukun dan syarat sahnya shalat.
Buka di Rumah Masing-Masing
Ketika kultum berlangsung dan hendak dilanjutkan sesi tanya jawab, adzan Maghrib berkumandang di handphone dan peserta bukber online inipun menikmati hidangan buka bersama di rumah masing-masing.
Anis Kadir lalu menjawab satu persatu pertanyaan dari peserta dengan gamblang dan lugas. Yang kemudian dilanjutkan dengan kuis berhadiah senilai 5000 Forint atau setara Rp 250 ribu bagi peserta bukber online yang bisa menjawab pertanyaan dari moderator.
Annisa Ridhatul yang menjadi moderator mampu membuat suasana seru. Dia pun memberi pertanyaan sekitar materi yang sudah disampaikan oleh pembicara.
“Sebutkan 5 buah dan 4 sayur yang disebutkan dalam al-Quran?” tanyanya Kemudian Muhammad Aldi berupaya menjawab tapi jawabannya kurang dan dilengkapi oleh Maryana. Maka hadiah kuis bukber online Jumat pertama diraih oleh Maryana, mahasiswa Eötvös Loránd University.
Bukber Online Jumat Kedua
Bukber online kedua diadakan pada Jumat (8/5/2020). Kali ini yang memberikan kultum adalah Hazim Hamid, Mahasiswa Phd Scholarship Stipendium Hungaricum Eötvös Loránd University, Jurusan Sosiologi). Dia membawakan tema Puasa Membangun Mental Pemenang.
Bukber online kedua ini diikuti sekitar 27 orang dengan moderator Rangga Tri Nugraha, Mahasiswa Stipendium Hungaricum Corvinus University of Budapest, Jurusan Hubungan Internasional.
Bukber online kedua ini juga tidak kalah serunya. Setelah pembicara menjelaskan materi bagaimana puasa menjadikan kita sebagai pemenang, adzan Maghrib berkumandang. Seluruh peserta sambil menikmati hidangan buka puasanya di rumah masing-masing, moderator melanjutkan sesi tanya jawab.
Kuis Berhadiah 5000 Forint
Ada dua pertanyaan yang mengemuka. Pertama, dari Rangga. “Apakah ketika kita ngomongin orang atau ghibah, puasanya tetap keitung atau batal?”
Penanya kedua Fachrudin, staf KBRI: “Apabila di tahun kemarin kita masih punya utang puasa dan belum sempat dilunasi dan sudah ketemu Ramadhan lagi. Apakah kita harus tetap wajib mengganti puasa atau cukup membayar fidyah?”
Menjawab dua pertanyaan Ustadz Hazim Hamid yang kelahiran Paciran Lamongan menjelaskan, ngomongin orang lain atau ghibah tidak membatalkan puasa. “Akan tetapi menggugurkan pahala puasa dan hanya menjalankan kewajiban berpuasa dan tidak ada nilai-nilai utama yang bisa didapatkan dari puasa Ramadhan,” jelasnya.
Soal utang puasa, dia menyampaikan, “Apabila memiliki utang puasa tahun lalu, maka tetap berkewajiban melunasi hutang puasa atau mengqadha puasanya.”
Setelah sesi tanya jawab acara kemudian dilanjutkan dengan kuis berhadiah yang disampaikan moderator ke seluruh peserta bukber online.
Tidak lama kemudian salah peserta bukber online yaitu Hanifatul Rahma, mahasiswa University of Pècs, berhasil menjawab pertanyaan tersebut dengan sempurna. Dia mendapatkan hadiah dari KBRI Budapest sebesar 5000 Forint atau setara Rp 250 ribu. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni.