PWMU.CO – Analogi lima jari untuk mengembangkan jejaring usaha disampaikan Konsultan UMKM Bank Indonesia Kediri dan dosen STIE Indocakti Malang Yudhi Anggoro SE MM.
Dalam Webinar Entrepreneurship yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla), Ahad (10/5/20), Yudhi menjelaskan, Virus Corona telah mengubah peradaban manusia dan meruntuhkan tradisi sosial dunia.
“Bahkan cukup dengan rebahan di rumah saja, berarti telah turut berjuang menegakkan kedaulatan negara,” ucapnya.
Sebagai insan utama, kata dia, revolusi industri 4.0 yang menghadirkan globalisasi, digitalisasi, dan otomasi harus dimaknai secara positif untuk meraih keberhasilan pada dunia usaha, terutama dikalangan mahasiswa.
Ia mengatakan, siapa yang menguasai data dan teknologi akan memenangkan persaingan dalam dunia bisnis modern. Menurutnya, kita semua bisa membendung.
“Pilihannya adalah mengikuti dan berkreasi dengan mengelola atau memulai usaha. Berwirausaha cukup membutuhkan barang, media, dan senyum manis,” jelasnya.
Analogi Lima Jari
Yudhi menambahkan, dengan analogi lima jari, kita dapat memiliki bekal untuk mengembangkan jejaring usaha.
Ibu jari berarti keluarga dan sanak saudara, orang-orang terdekat yang sangat berpotensi terhadap keberhasilan usaha.
Sedangkan jari telunjuk, maknanya teman-teman yang setiap waktu hadir bersama mengisi hari-hari dan dapat dioptimalkan untuk mendukung kesuksesan kita.
Jari tengah adalah kompetitor yang harus dianggap sebagai mitra usaha untuk mendorong motivasi dalam meraih keberhasilan.
Adapun jari manis ibarat influencer (orang yang dapat mempengaruhi orang lain) untuk loyal terhadap produk-produk kita dan terus melakukan pembelian ulang.
Analogi selanjutnya, jari kelingking yang bermakna para khalayak ramai yang harus kita berikan pelayanan agar tumbuh dan berkembang bersama untuk meraih kesuksesan.
Yudhi menegaskan, yang paling utama kita harus tetap memegang prinsip ‘man jadda wajada’. “Siapa yang bersungguh-sungguh, dialah yang akan mengecap manisnya keberhasilan,” tuturnya.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Entrepreneur
Webinar yang diadakan di Kampus II Jalan Raya Daendles Paciran Lamongan itu juga menghadirkan owner photography, videography, dan dosen tamu Universitas Brawijaya Malang Yuraldi Mahaprasasta SE MM.
Yuraldi menuturkan, seorang entrepreneur harus mengetahui kebutuhan konsumen, sehingga dapat menetapkan jenis usaha yang akan dikembangkan dan nilai yang ditawarkan.
“Menguasai dengan baik tren yang sedang berkembang agar dapat melakukan estimasi pilihan produk yang cocok dengan tren kekinian dan jenis usaha yang selaras dengan perkembangan zaman,” jelasnya.
Selain itu, kata Yuraldi, memahami secara komprehensif terhadap kekurangan dan kelebihan produk yang ditawarkan juga penting. Hal itu, lanjutnya, supaya dapat menyusun strategi pemasaran yang tepat, memilih posisi usaha yang prospektif dan produktif, serta menetapkan target capaian usaha secara rasional dan terukur.
Dalam membangun keberhasilan usaha, tambahnya, seorang entrepreneur harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang produsen apa saja yang potensial untuk dapat menjalin kerjasama.
“Memetakan dengan cermat konsumen yang akan dijadikan segman pasar usaha dan memahami secara cermat terhadap kompetitor yang berpotensi untuk menjalin kerjasama atau memupuk usaha kita juga penting,” ujarnya.
Yuraldi menegaskan, selalu update ilmu dan pengetahuan bisnis seperti yang kita lakukan saat ini merupakan pilihan yang sangat brilliant.
Kegiatan seminar bertema ‘Membangun Enterpreunship dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0’ itu diikuti mahasiswa dan calon mahasiswa Umla, serta mahasiswa perguruan tinggi sekitar wilayah pantura.
Pentingnya Tanggap terhadap Perubahan
Webinar tersebut dimoderatori Wakil Dekan FEB Umla Suyitno SE MM dan Dekan FEB Umla Hendrix Irawan SE MM sebagai Keynote Speaker. Kegiatan ini diikuti 52 peserta, mulai pukul 10.00 hingga 12.30 WIB.
Hendrix Irawan menyampaikan, Webinar Entrepreneurship ini merupakan kontribusi konkret FEB Umla dalam mencerdaskan anak bangsa di tengah pandemi Covid-19. Selain itu, kata dia, juga mendorong lahirnya wirausahawan muda yang tangguh menghadapi segala situasi.
“Bahwa revolusi industri 4.0 mengharuskan untuk tanggap terhadap perubahan,” tegasnya.
Lahirnya teknologi internet, sambungnya, telah menimbulkan disrupsi pada dunia usaha dengan memberikan pilihan beralih pada digitalisasi usaha atau tergerus oleh zaman. “Maka ikhtiar untuk meningkatkan ilmu dan ketrampilan merupakan keniscayaan,” ujar Hendrix.
Ia mengatakan, belajar melalui web seminar seperti ini, juga sekaligus mengikuti anjuran physical distancing. “Semoga upaya mulia di tengah menjalankan puasa Ramadhan ini berlimpah keberkahan dan mengantarkan kita semua mencapai derajat takwa,” harapnya.
Hendrix bersyukur kegiatan ini disambut baik kalangan mahasiswa dan kawula muda dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan usaha. “Diharapkan dilaksanakan secara periodik dan berjenjang terutama di tengah menghadapi pandemi Corona saat ini,” ungkapnya.
Ia berharap motivasi dan mental para mahasiswa dan kawula muda tetap terjaga guna membangun masa depan yang lebih baik dan sejahtera.
Saah satunya, kata dia, dengan memanfaatkan fasilitas teknologi kekinian berbasis internet dan jaringan usaha yang terbuka luas. Dimulai dari keluarga, teman, kompetitor, influencer, dan masyarakat luas yang sangat potensial sebagai pangsa pasar.
“Adagium para cendekia menegaskan, beradaptasi atau musnah, sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditawar,” pesannya. (*)
Penulis Slamet Hariadi. Co-Editor Ria Pusvita Sari. Editor Mohammad Nurfatoni.