PWMU.CO – Sinergi yang berkesinambungan harus terus dijaga agar roda kepemimpinan di Persyarikatan dapat berjalan dengan baik. Salah satu cara untuk menjaga itu, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Cabang Krian, Sidoarjo mengadakan Rapat Kerja (Raker) bersama, di Graha Umsida Trawas Mojokerto (27-28/8).
”Mulai dari Musycab, Pelantikan, hingga Raker selalu diadakan secara bersama-sama. Ini dilakukan agar Muhammadiyah di Krian dan Ortomnya selalu bisa bersinergi satu sama lain,” kata Ketua PCM Krian Fauza Asngadi dalam sambutannya.
(Baca:Kader IMM Harus Tahan Uji dan Siap Berjuang dan Ini Penjelasan Mengapa Sekolah Muhammadiyah Tak Harus Lahirkan Kader Muhammadiyah)
Lebih lanjut Asngadi menekankan pentingnya perkaderan di Muhammadiyah. Karena dari proses perkaderan yang berkualitas dan baik, maka akan dihasilkan kader yang berkualitas dan baik pula. Asngadi lantas menceritakan perkaderan terbaik yang pernah diterimanya ketika masih muda.
”Bapak saya dengan sabar selalu membimbing dan menasehati saya jika ada salah atau kekeliruan. Tanpa disadari, itu semua ternyata adalah bentuk perkaderan dari Bapak. Perkaderan itu yang membuat saya bisa jadi seperti saat ini,” tutur Asngadi sembari meneteskan air mata.
Sanada dengan itu, Wakil Ketua PDM Sidoarjo Nur Cholis ST mengingatkan, Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) adalah penerus dari estafet kepemimpinan di Muhammadiyah. Karena itu mereka harus sudah disiapkan mulai dari sekarang. ”Kita harus bersabar untuk bisa mengawal transisi perkaderan ini dengan baik. Karena sejatinya AMM merupakan ujung tombak Muhammadiyah di masa depan,” imbuhnya.
(Baca juga: Para Pemuda Harus Berkhidmat untuk Perbaiki Perpolitikan Indonesia dan Juara Dunia Silat Jalani Ujian Kader)
Satu-persatu Majelis PCM Krian mulai memaparkan program kerjanya. Di awali dari Majelis Tabligh yang mengedepankan peran dari muballigh muda Muhammadiyah. Disusul Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) yang berencana membuka mini market untuk memberdayakan pelajar SMK Pemuda Krian jurusan pemasaran. Kemudian pemaparan program Majelis Wakaf dan Kehartabendaan (MWK) yakni menyelesaikan peralihan sertipikat tanah yang belum, menjadi atas nama Muhammadiyah.
Lain lagi dengan program MPKU yang akan merevitalisasi fungsi utama Balai Pengobatan Siti Aisyah Krian agar dapat bekerjasama dengan BPJS dan menjadi Faskes tingkat I untuk bisa melayani warga. Sedangkan program Majelis Dikdasmen diarahkan untuk peningkatan kualitas Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK).
Sementara Majelis Pendidikan Kader (MPK) program diarahkan untuk penguatan peran Ortom yang tergabung dalam AMM. Terakhir Sekretaris dan Bendahara memaparkan pentingnya koordinasi yang berkesinambungan perbaikan sistem keuangan AUM. (emil/aan)