PWMU.CO – Saat alumni Smamio merasa bangga. Mereka yang kini berada di perguruan tinggi (PT) di Malaysia dan Indonesia menyampaikan kesan-kesan menjadi alumni pertama.
Seperti halnya Annisa Yustin. Alumnus Smamio yang sekarang sedang kuliah di Industrial Biologi Universiti Teknologi Malaysia menyampaikan sekolah di SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio) Gresik ini seru banget.
Cewek yang akrab dipanggil Annisa ini mengatakan fasilitasnya serba oke, pembelajaran yang diterapkan asyik banget, religi, gurunya superkeren dan supercare. Semuanya dapat deh paket komplit segitu.
“Saya mengucapkan terima kasih pada sekolah untuk kesempatan yang menyenangkan dan tak terlupakan meskipun sekarang dia sedang menempuh kuliah di luar negeri,” ujarnya.
Lain halnya dengan Hanif Arroisy Mukhlis. Cowok yang sekarang menempuh kulian Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menyampaikan selama sekolah di sini diberikan ruang untuk bereksplorasi kreativitas siswa.
“Senang dengan gurunya yang pengertian dan selalu support terhadap kreativitas siswa,” papar cowok yang meraih nilai UN terbaik untuk sekolah swasta se-Kabupaten Gresik.
Bagi siswa berprestasi yang telah mempersembahkan juara nasional di bidang kimia dengan membuat alat waktu sholat digital yang digunakan di masjid dan mushollah ini mengaku nyaman bisa belajar di Smamio karena pihak sekolah sangat membantu dalam mengembangkan talenta siswanya.
Golden Ticket dari Unair
Marissa Adilla Putri yang menempuh kuliah di Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) mengaku tidak hanya belajar mata pelajaran, Smamio juga melatih berorganisasi dengan baik melalui pelatihan-pelatihan public speaking.
Mantan Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) ini yang akrab disapa Marissa merasa bersyukur bisa masuk Unair melalui golden ticket jalur organisasi di Gresik yang langsung disampaikan Rektor Unair tahun 2019.
“Smamio menciptakan generasi pemimpin dengan akhlak yang mulia.Pendampingan guru wali yang membuat kita merasa bahwa selalu ada pendukung yang menyemangati kita tanpa kenal lelah,” ungkapnya.
Marissa mengungkapkan, program BK (Bimbingan Konseling) yang membantu kita untuk mengenal diri sendiri dan cara untuk menggapai mimpi.
“Jangan pernah merasa khawatir adik adik kelas, ustad ustadzah di sana akan selalu dampingi kalian. perjuangan mereka tak pernah setengah-setengah. Pendampingan ibadah dan pembiasaan yang diterapkan sangat mendukung kesuksesan siswa,” uarnya.
Alumnus SMP Muhammadiyah 12 GKB ini melanjutkan, “Jangan pernah patah semangat, Allah selalu mendengar hambanya yang bersungguh-sungguh. Hambatan yang kalian hadapi sekarang suatu saat akan jadi sebuah kisah klasik, bukti perjuangan tanpa kenal lelah.”
Arifal Akmal pun menyampaikan kebanggaannya sebagai alumni Smamio. Alumnus yang sedang kuliah Jurusan Sistem Informasi di ITS (Institut Teknologi Sepuluh November) merasa bersekolah di Smamio merupakan kebanggaan tersendiri.
“Sekolah dengan gedung yang modern, prasarana kelas yang lengkap dan nyaman serta program pengembangan,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, guru di sini merupakan tenaga pengajar yang profesional dan peduli kepada siswa. Hal ini sangat membantu kami, karena dari rasa kepedulian itulah kami menjadi generasi yang unggul dan siap bersaing di masa depan dan selalu mendukung meraih prestasi sesuai passion-nya.
“Saya menggemari bidang fotografi, akhirnya bisa menorehkan prestasi di ranah internasional menjadi juara fotografi yang diselenggarakan oleh Republik Cheko. Saya bangga menjadi menjadi bagian Smamio.”
Pengalaman Berharga
Syafira Zahra Fauziyyah, alumnus yang diterima di Psikologi Universitas Brawijaya (UB) juga ikut menyampaikan rasa senangnya selama belajar di Smamio.
“Banyak sekali pengalaman luar biasa yang sangat berharga dan tak bisa terlupakan saat bersekolah di sana. Saya mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari guru dalam menatap masa depan,” ujarnya.
Smamio, menurutnya, sudah mempersiapkan dari awal tentang dunia perkuliahan. Guru bukan sekedar mendidik dan mengajar melainkan seperti sahabat.
Begitulah saat alumni Smamio bangga pada almamater mereka. (*)
Penulis Ulyatun Nikmah. Co-Editor Ichwan Arif. Editor Mohammad Nurfatoni.