Corona Menguji Kepatuhan Berorganisasi artikel opini oleh Hendra Hari Wahyudi, guru MIM Tebluru Solokuro Lamongan dan penulis media online.
PWMU.CO –Pandemi Covid-19 mengubah kehidupan manusia. Dari urusan dunia hingga akhirat. Manusia harus beradaptasi dengan virus Corona. Bekerja, belajar, beribadah dari rumah. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan surat edaran tentang tuntunan shalat Idul Fitri dalam kondisi darurat pandemi Covid-19 dijalankan di rumah atau tidak mengadakan.
Reaksi warga Muhammadiyah tak seragam. Ada yang merasa dalam zona hijau sehingga melaksanakan salat Id di lapangan. Tapi kebanyakan mengikuti surat edaran itu. Di masa wabah Corona dapat menjadi tolok ukur sejauh mana ketaatan warga Muhammadiyah kepada pimpinannya.
Inteletual muda Dr Pradana Boy ZTF mengatakan, memang tidak ada paksaan untuk ikut bersama gerbong keagamaan Muhammadiyah. Namun, jika sudah memutuskan bergabung, sikap konsekuen patuh kepada keputusan organisasi harus menjadi sikap dasar semua anggota dan pimpinan.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allahdan Rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An-Nisa’:59)
Ayat itulah dasar berorganisasi, berjamaah, bermasyarakat, dan bernegara. Taat kepada Allah, Rasul, dan pemimpin yang diangkat di antara jamaah.
Banyak orang hafal ayat ini tapi tak banyak orang yang bisa mempraktikannya. Ada orang yang merasa menjadi pemimpin dan bisa membuat keputusan sendiri. Dengan enteng mengabaikan keputusan pemimpin yang telah diangkat dan disepakati.
Percaya kepada Pemimpin
Menyambut Idul Fitri di tengah pandemi Corona ini mari umat Muhammadiyah menyatukan langkah tanpa membantah. Percayalah kepada pemimpin yang telah membuat fatwa. Beragama tidaklah hanya emosi tapi juga rasional dan komitmen.
Perbedaan pendapat, perang dalil, dan logika sudah dilakukan para ulama sebelum mengeluarkan fatwa. Maka tak perlu lagi umat ikut berdebat membahas fatwa. Umat tinggal mengikutinya serempat sehingga menjadi barisan yang kokoh. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala.
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalanNya dalam barisan seperti bangunan yang tersusun kokoh. (Ash-Shaff: 4)
Bukankah sekarang kita sedang berperang melawan Corona. Maka berpeganglah semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai. Allah telah menyatukan hatimu, lalu memberimu nikmat bersaudara. (Ali Imran: 103) Corona menguji kepatuhan berorganisasi.
Ideologi dan pandangan hidup Muhammadiyah sudah diajarkan maka sudah sepatutnya umat sami’na wa atho’na kepada pemimpin. Begitulah sikap warga Muhammadiyah seutuhnya, bukan sebutuhnya.
Editor Sugeng Purwanto