Saat para Tokoh Shalat Idul Fitri di Rumah menggambarkan beberapa anggota PWM Jatim melaksanakan shalat Idul Fitri di rumah.
PWMU.CO – Shalat Idul Fitri di rumah akan menjadi catatan sejarah umat Islam. Karena pandemi Covid-19, para ulama—baik ulama fikih maupun ulama kesehatan—meminta umat Islam melaksanakannya di rumah untuk memutus rantai penyebaran Virus Corona.
Demikian juga Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang dengan tegas meminta pimpinan dan warga melakukan shalat Idul Fitri di rumah sesuai fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid.
Untuk mengabadikan peristiwa langka itu, PWMU.CO menurunkan laporan shalat Idul Fitri di rumah beberapa anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur.
Usai Shalat Ngopor
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr M Saad Ibrahim MA melaksanakan shalat Idul Fitri di rumahnya di Villa Bukit Sengkaling AF13 Landungsari Dau Malang bersama istri, mertua, anak, menantu, dan cucu.
Kepada PWMU.CO, Senin (25/5/2020) dia mengaku menyampaikan khutbah yang berhubungan dengan keluarga. “Saya mengupas ayat di surat at-Tahrim,
قوا انفسكم واهليكم نارا
Karena jamaahnya dari keluarga saja,” ujarnya.
Selesai shalat keluarga M Saad Ibrahim sarapan bersama dengan menu opor ayam, bakso, dan lontong. “Habis shalat ngopor ayam, mbakso, dan nlontong,” ujarnya.
Rektor Umsida Diimami Anak
Rektor Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) Dr Hidayatulloh MSi melaksanakan shalat Idul Fitri bersama keluarga di Perumahan Permata Regency Cluster Topaz B2/1 Kludan Tanggulangin
Shalat dilaksanakan di garasi mobil yang terbuka dengan alas karpet. Yang menjadi imam adalah Nabil Nasruddin Al-Mutawakkil, putra Hidayatulloh yang masih duduk di bangku kelas X SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo.
Sedangkan Hidayatulloh bertindak sebagai khatib. “Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini suasananya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kita berada dalam suasana pandemi Vovid-19 yang menimpa lebih dari 200 negara,” ujar Wakil Ketua PWM Jatim itu dalam khutbahnya.
Sebagai orang yang beriman kepada Allah, lanjutnya, kita harus menyadari bahwa Covid-19 ini adalah bagian dari musibah yang harus dihadapi dengan sabar dan terus berikhtiar untuk menyelesaikan secara bersama-sama.
“Karena itu kita perlu terus menjalankan protokol kesehatan, menjaga kesehatan fisik dan mental, dan selalu berdoa kepada Allah untuk diberikan perlindungan keselamatan dan segera dilepaskan dari Virus Corona ini,” ujarnya.
Tetangga Ikut Shalat
Wakik Ketua PWM Jatim Dr Syamsuddin MA shalat Idul Fitri di rumah dengan tujuh orang jamaah. Yakni 4 orang anggota keluarga dan tiga orang tetangga simpatisan Muhammadiyah.
“Sebenarnya 20 meter dari rumah saya ada masjid kampung yang menggelar shalat Id. Tapi tetangga tadi minta izin gabung. Dengan berat hati akhirnya saya izinkan,” ungkapnya.
Shalat Id di rumahnya berjalan singkat pukul 06.00-06.20 WIB. Dalam khutbahnyadosen UINSA Surabaya itu menekankan pentingnya takwa kepada Allah di mana saja berada.
Dia juga mengajak jamaah bertaubat dan meningkatkan amal shalih dan mengedepankan akhlakul karimah pada semua orang. “Bertakwalah kepada Allah di mana saja Anda berada. Tindaklanjutilah perbuatan dosa dengan kebaikan. Dan berakhlaklah pada semua manusia denga akhlak yang indah,” pesanya sambil merujuk hadits Nabi SAW:
اتق الله حيثما كنت و اتبع السيئة الحسنة تمحها وخالق الناس بخلق حسن
Rindu Kesyaduan Shalat Id
Wakil Ketua PWM Jatim Zainuddn Maliki mengaku sudah dua bulan WFH (work from home). Semua kebutuhan serba online. Sempat keluar memutari Jakarta, tetapi tidak berani turun dari mobil. “Secara umum lengang, tetapi masih sempat juga jumpai kemacetan di beberapa trafic light,” ceritanya pada PWMU.CO, Senin (25/5/2020).
“Menjalankan tugas parlemen pun dari rumah. Bekerja seperti sidang komisi dengan pemerintah dilakukan secara virtual,” ujar Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PAN Dapil X Jatim ini.
“Demikian juga ibadah seperti shalat jumat dan Tarawih. Shalat Tarawih dilakukan di rumah dengan istri dan anak. Begitu juga dengan shalat Idul Fitri,” ungkapnya
Zainuddin merasakan kehilangan syahdunya Tarawih atau Lebaran bersama. Tarawih di masjid atau shalat Id di lapangan memberi kesan membekas yang dalam di hati. “Kali ini tidak bisa mendapatkannya,” ujarnya. (*)
Penulis/Editor Mohammad Nurfatoni.